Nadya's POV.
Ceklek.
Suara pintu terbuka.
Aku menoleh ke arah pintu. Terlihatlah seorang pria dengan rambut blonde masuk ke kamar ini.
"Oh, kau sudah bangun." ucapnya. Yang ku tahu, namanya Niall Horan. Aku mengangguk.
"Bila aku lepas tape itu, jangan berteriak, ok?" sambungnya. Sudahkah aku bilang bahwa mulutku di lakban? tangan dan kakiku diikat?. Aku mengangguk lagi. Ia pun duduk dikasur ini.
Ia melepaskan tape ini hati-hati. "Don't be afraid" katanya.
"I'm not afraid to you." ucapku.
"So? Siapa yang kamu takutkan? Kamu hanya takut pada Louis?" tanya Niall heran.
"Ya." jawabku dan mengangguk entah yang keberapa kali.
"Kenapa kamu takut pada Louis?" tanyanya lagi sambil melepaskan ikatanku.
"I'm sorry, I can't tell you" jawabku pelan.
Aku merasa deja vu. Dulu, saat semua orang bertanya 'Mengapa kau takut pada Louis?' atau 'Kenapa kamu takut padanya?'. Jawabanku sama, 'I'm sorry, I can't tell you' karena jika aku katakan yang sebenarnya, Louis bisa membunuhku. Membunuhku dengan caranya.
"Of course you can." ucap Niall sedikit memaksa. Baru aku akan menolak lagi,
Pintu terbuka lebar dan menampilkan sosok 4 lelaki disana. Saat mataku menangkap sosok itu, aku mundur perlahan. Ketakutan.
"Go, away.. Don't jugde me.." mulutku mulai mengeluarkan lirihan pelan. Tanganku dengan sendirinya menutup kedua telingaku. Mataku tertutup.
"Don't be afraid. No one gonna judge you." Aku mendengar suara tapi tak tau siapa yang berbicara.
Author's POV.
"Gak akan berhasil. Sebaiknya aku pergi." ucap Louis sambil berbalik dan keluar dari pintu.
"Nadya, Louis sudah tak ada. Kau tak perlu takut." Kata Niall menenangkan.
"Kau hanya takut pada Louis?" tanya Liam heran saat Nadya sudah mulai mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk. Nadya melihat sekeliling lalu mengangguk.
Ketiga lelaki itu mendekat ke kasur. "Mengapa?" tanya Zayn.
"I'm sorr-" jawaban Nadya terpotong.
"You don't have to say sorry. You just have to tell us. Why you are so afraid of Louis?!" potong Niall sedikit geram. Ia yang sudah tau apa yang akan dikatakan Nadya.
Nadya menggeleng. Harry yang sedari tadi diam pun bergerak ke sisi kasur yang ditempati Nadya. Ia mencengkeram rahang Nadya, rahang Harry sendiri mengeras.
"Kau tahu hah?! Daritadi Louis mengurung diri di kamar! Dia tak mau makan! Dia tak mau bicara! Padahal biasanya ia ceria! Kau tahu? Kalau bukan karena Louis, kita sudah meninggalkanmu mati kedinginan di Gang sempit itu! Kau membuatnya terlihat sedih! Apa susahnya sih, memberi tahu kita apa yang terjadi?!!" Ujar Harry marah. Sebenarnya ia frustasi dengan keadaan Louis sekarang. Ia menguatkan cengkeramannya di rahang Nadya. Dan Nadya mulai mengeluarkan air mata.
"Aku minta maaf. Aku tak bisa. Lepaskan.. Sakit.. Hiks... "
"KATAKAN! APA YANG TERJADI!"
"Aku.. hiks.. tak bisa.."
"Harry sudah! Dengan begini kau tak akan membuatnya bicara!" lerai Zayn.
Zayn bergerak melepaskan tangan Harry. "Kau hanya menyakitinya! Kau membuat dia takut padamu Harry!" sambungnya lagi.
"Apa kau punya ide yang lebih baik daripada ini?!" tanya Harry kesal.
Nadya hanya menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Nadya's POV.
I'm scared, help me... Hiks.
They're hurt me.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnapped by One Direction
FanficJust simple. I'm scared of him like I have a phobia to the dark. I'm cries for him like my eyes never tired. I scream for help, there's no one come. Why you have to come again and make my life so complicated? Please let me go.. Please help me... I'm...