Setelah lima tahun berlalu, dilalui dengan rasa hampa, kehilangan dan penyesalan. Aku kembali melihat wajah cantikmu yang memiliki senyuman manis nan menyejukan seperti embun. Namun senyumanmu sekarang bukan hanya seperti embun, akan tetapi lebih dari itu...seperti sebuah oase di padang gurun yang gersang.
Apa kau tahu? Aku tengah sangat menyesali perbuatanku dulu. Telah menyia-nyiakan waktu dengan orang yang tidak tepat dan melepaskan hati yang begitu tulus mencintaiku. Mengabaikanmu lalu membagi hatiku untuk wanita selain dirimu, menjadikanmu bukan lagi satu-satunya wanita dalam hidupku.
Tidak. Tidak. Aku tidak akan menyalahkan wanita itu. Bukankah orang ketiga tidak akan datang kalau sang tuan rumah tidak membukakan pintu? Jadi...aku akui ini memang kesalahanku.
Memang benar, kita baru akan menyadari kalau sesuatu itu sangat berharga saat kita sudah kehilangannya.Rasa yang belum tersampaikan dan tersimpan di hati kita.
Hingga kita berjalan berlawanan arah begitu lama.
Tapi takdir membentuk sebuah lingkaran dan mempertemukan kita dalam jalurnya.
Sayangku...
Setelah dipertemukan lagi, bisa kah kita merajut asa dan rasa yang pernah ada diantara kita kembali menjadi nyata?
Membuka lembaran lama tidak lah selalu buruk asalkan dengan orang yang tepat sepertimu.Maukah kau memaafkanku dan memberikanku kesempatan kedua?
Dengan tangan gemetar dan berkeringat dingin, itulah isi surat yang aku berikan kepadamu secara langsung.
Ketika kau terdiam membaca surat dariku, rasanya seperti tengah dicekik hingga membuat dadaku terasa sesak.
Aku sekali lagi menatap wajahmu yang masih terdiam. Saat aku hampir menyerah putus asa, senyuman manis yang menyejukan itu kembali tersimpul di bibir tipismu.
"Ketika ku melihatmu, hatiku tersenyum," ucapmu dengan lembut.
Maret 2018.
Mind to voment? ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan CerMin
Short StoryKumpulan cerita mini. Sebuah cerita bermakna yang dikemas dengan hanya 250 kata. Tertantang untuk membacanya? Update setiap bulan.