Elf dianggap sebagai kaum yang suci dan indah. Tapi bukan aku. Aku hanya seorang elf yang terbuang karena mencintai makhluk yang dianggap hina dan hitam oleh kaumku sendiri.
Ya.
Aku mencintai seorang vampire.
Makhluk yang aku temui tengah sekarat digelapnya malam pada kedalaman hutan, menanggung semua kesakitan karena dahaganya sendiri.
Hening.
Setelah sejenak berfikir, akhirnya kuputuskan mengalirkan darah seekor rusa untuk membasahi kerongkongannya. Menyambungkan hidupnya walau barang sebentar.
"Namaku Vincent," ucapnya ketika ia membuka mata dan menatapku dengan manik mata merah rubynya yang indah. Saat itu aku tahu, aku telah jatuh hati.
"Freya, pergi!" itu yang selalu Vincent katakan ketika ia mulai kesakitan karena rasa dahaganya yang sudah tidak tertahankan akan darah.
Ia tidak benar-benar mengusirku. Vincent juga mencintaiku. Ia hanya tidak ingin melukaiku.
Apa yang harus aku lakukan?
Aku tidak mau melihatnya terus kesakitan dan menderita.
Akhirnya, Tuhan menjawab doaku. Aku dipertemukan dengan seorang wizard yang mengetahui segalanya.
Aku bertanya dan Sang Wizard pun memberikanku jawaban.
Ketika aku kembali, aku melihat Vincent tengah meringkuk lemas. Oh kekasihku... kenapa kita melawan kodrat alam? Aku yang mencintai makhluk gelap sepertimu, dan kau yang tidak ingin meminum darah manusia lagi.
"Vincent sayangku... makanlah," aku menyodorkan sebuah jantung yang masih berdetak di genggaman tanganku padanya. Dalam keadaan setengah sadar, ia memakannya hingga habis. Syukurlah... aku bisa tersenyum dan pergi dengan tenang sekarang.
Untuk terakhir kalinya aku menatap wajah Vincent dengan lekat sebelum kulihat tubuhku sendiri memudar menjadi serpihan debu yang berkilauan.
Sang Wizard berkata, jantungku adalah kunci untuk mengakhiri dahaga dan penderitaannya.
April 2018.
Mind to voment? ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan CerMin
KurzgeschichtenKumpulan cerita mini. Sebuah cerita bermakna yang dikemas dengan hanya 250 kata. Tertantang untuk membacanya? Update setiap bulan.
