1. Beginning

6.7K 782 82
                                    

Jinyoung dan Renjun mendecak kesal. Sudah sekian kali mereka mendobrak kasar pintu kelas, tetapi itu tidak ada hasilnya sama sekali. Bahkan bangku yang dilempar oleh Hina dan Eunbin pada kaca jendela tidak membuahkan hasil sedikitpun. Malah sebaliknya, kursi itu yang patah menjadi beberapa bagian.

Semenjak munculnya notifikasi dari nomor tak di kenal itu, mereka semua terjebak disini. Di sekolah ini.

"Apa-apaan sih? Gak lucu, tolol!" Jinyoung sekali lagi mendobrak kasar pintu kelas. Tapi hasilnya sama saja.

Ting!

From: Unknow
Pintu akan terbuka 10 detik lagi.
Jauhkan diri kalian dari pintu~
05.00 P.M

Renjun mendengus. Ia melempar asal ponsel miliknya, yang langsung ditangkap oleh Hina.

Tepat pada detik ke-10, bunyi pintu kelas terbuka secara perlahan membuat mereka mengerjapkan mata bingung. Eunbin menghela nafasnya pelan. Gadis itu segera berlari keluar kelas untuk menyelamatkan dirinya. Namun baru saja beberapa langkah, Jinyoung kembali menarik tangan Eunbin agar menjauh dari pintu tersebut.

Klontang!

Prang!

Dor!

Eunbin reflek memeluk tubuh Jinyoung. Gadis itu menatap ngeri ke arah kampak berukuran besar yang jatuh membentur lantai sehingga menimbulkan suara keras seperti itu.

Selain itu dua bunyi yang lain terdengar tidak jauh dari sana. Mereka merasa kalau ada seseorang selain mereka yang juga ikut terjebak di sini.

"Ini apa-apaan sih?!" Hina memekik pelan seraya bersembunyi di belakang Renjun. Gadis itu meremas seragam si pemuda ketakutan.

Renjun sendiri terlihat memutar bola matanya malas. Ia menggenggam lembut tangan Hina--mengisyaratkan kalau semua akan baik-baik saja--, sebelum akhirnya kembali melepaskannya.

Boom!

"YENA!!"

Bunyi terakhir, diikuti dengan teriakkan ngeri dari tiga orang lainnya terdengar di indera pendengaran Jinyoung, Renjun, Eunbin, dan Hina.

Mereka berempat segera berlari menghampiri sumber suara. Beruntung, letaknya tidak jauh dari tempat dimana mereka terjebak tadi.

Jinyoung dan Renjun terdiam dengan iris mata yang membulat--dapat dipastikan mereka terkejut dengan apa yang ada dihadapannya--, sedangkan Hina dan Eunbin menutup mulut mereka seraya berjalan mundur agak menjauh.

Tak lama dari itu, sepuluh orang lainnya telah sampai di sana. Reaksi mereka pun tak jauh beda dengan keempat orang tadi.

Di depan pintu--tepatnya di hadapan mereka--sebuah tubuh tergeletak tak bernyawa. Dengan bagian perut hingga kepala yang telah hancur lebur.

Terkejut?

Pastinya.

Simpati, Jijik, dan mual?

Itulah yang mereka rasakan.

Ting!

Mereka semua reflek membuka ponsel masing-masing, dan membaca pesan yang baru saja dikirim dengan emosi yang telah sampai di ubun-ubun.

From: Unknow
Korban pertama, eh?
Bahkan permainan belum dimulai.
Payah.
05.10 P.M

"LO SIAPA SIH SEBENERNYA?!"

Ting!

From: Unknow
Siapa ya? Coba tebak~
05.12 P.M

Haechan mengigit bibirnya kasar. Pemuda itu melepaskan jaketnya dan menutupi jasad gadis yang dipanggilnya Yena ini. Setelah itu ia berdiri dan menghampiri empat belas orang lainnya yang masih setia berdiri di depan kelas dengan gurat kasihan di wajah mereka.

"Minjae, udah ya? Gak usah nangis lagi." Jisung membuka suaranya. Ia tersenyum miris melihat Minjae dan Yena--salah satu sahabat perempuannya yang telah tiada.

Ting!

From: Unknow
Tik tok tik tok, time is running~
05.15 P.M

"Gila! Dia bener-bener gila!"

"Demi apa? Gue salah apaan sebelumnya, sih?!"

"Guys, gue harap kalian semua tenang. Ini akan berakhir secepatnya." Hyunjin menenangkan Liya dan Seungmin yang mulai panik.

Jinyoung tak bersuara. Dia lebih memilih diam bersandar pada dinding dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada.

Ah, bukannya dia hanya diam melihat. Jinyoung sebenarnya tengah berpikir, mengira-ngira siapa pelaku dari tindakan menyeramkan ini. Ia bahkan kembali mengingat kesalahannya di masa lalu hanya untuk mengetahui siapa pelaku tersebut.

Tapi, sejauh apapun Jinyoung berpikir, ia sama sekali tak menemukan jawaban yang memuaskan. Seakan pikirannya yang selalu lancar itu buntu begitu saja.

Karena Jinyoung merasa... dia tidak pernah memiliki salah apapun pada seseorang.

Ah, bukan.

Maksudnya, dia merasa tidak pernah berbuat hal yang kejam sehingga menimbulkan dendam seperti itu.

To: Unknow
Gimana kita bisa nemuin lo?! Bisa aja lo gak ada disini! Bisa aja lo ngehindar dari kita!
05.20 P.M

From: Unknow
Impossible.
Because i can't walk.
05.20 P.M

"Dia gak bisa jalan katanya."

"Who know? Bisa aja dia bohong." Jeno mengedikkan bahunya. Sesekali ia menguap.

To: Unknow
Lo siapa?
05.23 P.M

From: Unknow
Secret.
05.25 P.M

Setelah pesan tersebut, tidak ada jawaban lagi dari si pelaku. Seberapa banyak mereka mengirimi pesan terhadap pelaku tersebut, tanda tanya semakin besar muncul di kepala mereka.

"Gue berasa chatan sama bot." Renjun melihat layar ponselnya dengan tatapan sendu.

"Haha...." Liya tertawa garing. "Bener. Dia bahkan nggak ngejawab apa yang kita tanya."

"Ah, udah. Gak usah di bahas. Mulai sekarang, gue mohon bantuan kalian buat nemuin si pelaku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DGS ( 1 ) - Life or Death? [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang