"Kakak tungguin ih! Aku mau ikut!" Rena berlari kecil mengejar Irene yang berada jauh di depannya tanpa perduli akan teriakan adiknya.
"Irene, tungguin itu adiknya."
Minhyun hanya menatap malas Irene karena sifatnya tak pernah berubah.
Irene sejak dulu memang tidak menyukai Rena karena ia fikir Rena akan merebut kebahagiaannya karena telah lahir. Dan akhirnya sampai kapanpun ia bertekad untuk membenci adiknya itu.BRAK!!
"Hua!! Mama!! Hiks.. sakit hiks... Kakak hikss. Sakit" Rena terjatuh karena berlarian mengejar Irene, kakinya tersandung dan membuatnya tersungkur hingga kakinya berdarah.
Minhyun yang tahu akan hal tersebut segera mengejar adiknya dan menggendongnya membawanya ke dalam rumah agar segera diobati oleh Mama.
"Ma!!! Mama!!!" Minhyun langsung berteriak begitu memasuki rumah sambil menggendong Rena.
"Eh, loh kenapa? Duh kok berdarah gini sih? Bentar ya sayang mama ambilin obat dulu." Arha langsung berlari ke dapur dan mengambil obat untuk Rena.
Minhyun mendudukan Rena di sofa ruang tamu dan berusaha mendiamkan adiknya.
Ya, tadi mereka berencana untuk keliling mansion karena bosan. Tapi melihat Rena yang lebih ingin bermain dengan Irene, Minhyun membiarkannya mengejar Irene.
Arha kembali dari dapur dengan P3K dan baskom berisi air dan handuk. Dengan telaten ia membersihkan luka di kaki Rena dengan basuhan air lalu memberikan obat tetes merah dan menutup lukanya dengan kapas dan plester.
Rena yang diobati pun hanya terus menangis kesakitan. Minhyun memeluk Rena pelan sambil mengusap kepalanya berharap tangisan Rena meredah.
Begitu selesai mengobati, Arha membereskan barang-barangnya dan duduk disamping Rena.
"Kenapa bisa luka hm?" Arha mengusap kepala Rena pelan sambil bertanya.
"Batu hiks.. sakit" Rena masih terus menangis dipelukan Minhyun.
"Cup.. cup.. Rena yang pinter, gak boleh nangis ok? Nanti cantiknya luntur terus Rena gak bisa main lagi deh." Rena yang mendengar hal itu langsung terdiam tapi kemudian menangis lagi lebih kencang.
Arha kewalahan, akibat ucapan Minhyun, Rena malah menangis semakin menjadi. Irene yang melihat itu hanya terdiam dan pergi ke kamarnya.
Night
Semua berkumpul diruang keluarga untuk menonton dan bermain bersama.
Rena berada di sofa bersama dengan Minhyun juga Arha. Sedangkan Papa Hwang bersama dengan Irene di sofa yang bersebrangan dengannya. Chanyeol? Ia sedang mengerjakan tugas sekolahnya."Rena sayang sini, sama papa" Rena yang dipanggil sang papa hanya diam ditempat lalu berusaha turun dengan bantuan Minhyun.
"Papa, sakit." Begitu sampai di depan sang papa, Rena langsung bicara tentang luka dikakinya.
"Uhh sayangnya papa, kenapa hm kakinya?" Papa mendudukan Rena dipangkuannya lalu memeriksa kaki Rena.
"Batu hiks.. papa" Rena kembali menangis begitu menceritakan tentang kejadian tadi.
"Sayang ihh gak boleh nangis. Mau Ice crem?"
Rena hanya mengangguk lalu digendong sang papa menuju dapur untuk mengambil ice cream.
"Malam semua" Chanyeol datang dengan senyum merekahnya lalu duduk di samping Irene.
"Udah selesai tugasnya Chan?" Ucap Arha menatap Chanyeol.
"Udah tan, hehe"
"Padahal besok libur loh"
"Gapapa tan, takut ribet soalnya. Jadi besok bisa main sama Rena yeay" Chanyeol bersorak gembira. Membuat yang lain hanya menatapnya aneh.
"Eh, Rena mana tan?" Chanyeol menatap sekeliling nya menyadari bahwa tidak ada Rena disana.
"Oh itu, tadi dia nangis terus dibawa Papanya ambil ice cream deh dibelakang."
Chanyeol hanya mengangguk lalu berali ke tv menonton film kesukaan mereka Kungfu Panda.
Tak lama setelah itu, Papa kembali dengan Rena yang hampir tertidur diperlukan Papa.
"Ma stt, ini tidurin dikamar." Papa berucap pelan pada Arha lalu memberikan Rena pada mamanya. Arha langsung menuju ke kamar si kecil.
"Udah mau jam 9 ni, mending kalian tidur terus bangun pagi besok." Papa berujar sambil menatap anak-anak yang masih asyik menonton film.
"Yah papa, besok kan libur." Minhyun langsung menatap malas Irene.
"Heh! Emang mentang-mentang libur mau bangun siang terus?" Irene menatap sebal Minhyun.
"Terserah aku dong, kakak gak perlu ikutan!"
"Udah dong, masa kalian lupa? Besok kan kita mau piknik." Papa tersenyum menatap mereka.
"Ah iya! Sampe lupakan." Chanyeol menepuk keningnya. Sama seperti Irene dan Minhyun.
"Sekarang tidur atau gak jadi pergi besok ni?" Papa kembali memberi peringatan pada mereka.
Mereka langsung berlari ke arah papa menciup dan mengucapkan selamat malam dan berlari lagi menuju kamar.
Papa hanya dapat terkekeh menatap mereka. Lalu beralih mematikan tv lalu pergi ke kamar untuk tidur.
To be continued
Sorry ya pendek lagi sibuk plus gak ada pikiran harus gimana.
Jangan lupa untuk vote dan komentar ya.27 Mei 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
The True Of Live and Love
Fanfiction"Rahasiakan semua ini jangan sampai ada yang tahu." -Papa "Apapun yang terjadi kamu tetap anak kita sayang "-Mama "Aku sayang kalian semua, makasih buat semuanya. Sekarang, aku biarkan aku kembali dimana aku berasal." -Rena "Kakak sayang kamu, kamu...