Hwang Rena

18 5 0
                                    

5 Tahun Kemudian

"Kakak, ena mau itu!" Gadis kecil ini berujar sambil menunjuk boneka yang berada dilemari tertinggi kamar bermainnya.

"Iya bentar ya, ini?" Kakak lelakinya itu langsung menunjuk mainan yang diinginkan adiknya sambil kembali bertanya. Ia mendapatkan anggukan dan senyum cerah dari adiknya merasa senang.

"Ini." Ujar sang kakak sambil mengelus kepala adiknya.

"Matacih kak yun. Aku tayang kak yun."

"Sama-sama rena."

Ya, kakak beradik ini Hwang Minhyun dan Hwang Rena. Mereka berdua sedang bermain dikamar Rena karena ini hari libur.

Ruang bermain yang terdapat dilantai 2 rumah ini pun cukup lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang bermain yang terdapat dilantai 2 rumah ini pun cukup lebar. Biasanya jika hari begitu senggang mereka semua akan berkumpul dan bermain disini.

"Rena! Minhyun! Ayo turun kita makan dulu." Teriak Mama Hwang -Arha- dari ruang makan.

"Iya ma! Bentar!" Minhyun juga ikut berteriak sambil berdiri.

"Ayo Ren, kita makan dulu ya?" Minhyun berusaha mengajak sang adik turun tapi,

"Gamau ih! Aku mau main ini." Rena hanya asik duduk dan bermain

"Ayo ih nanti mama marah dan Rena gak boleh main gimana?"

Rena menatap sang kakak dengan mata berkaca-kaca lalu

"Hiks.. hua!! Mama!! Hiks.." Rena menangis begitu kencang karena tidak ingin pergi keluar dari ruangan ini.

"Cup... Cup.. udah dong jangan nangis ya?" Minhyun panik tapi ia berusaha membuat sang adik diam

"Eh eh, kenapa ini hm? Anaknya Papa kenapa?" Papa Hwang -Sehyun- datang sambil menggenggong Rena dan menepuk punggungnya pelan.

"Hiks.. Papa! Hiks... Ena mau disini main sama kakak hiks! Ena dakmau mamam cama mama hiks!"
Rena terus menangis dan mengaduh dengan Papa. Dan Minhyun hanya bernafas lega karena ia tidak disalahkan dan Papa yang berhasil membawa Rena keluar dari ruangan ini.

Begitu sampai diruang makan, dengan Rena yang masih senggukukan dipelukan Papa. Yang lain hanya menatap bingung Rena, lalu Papa menurunkan Rena ke kursi khusus makan bayi karena Rena yang menangis pasti ia tidak bisa diam.

"Sayang? Kenapa hm? Siapa yang nakal?" Mama Arha menghampiri Rena setelah meletakkan makanan di meja. Ia mengusap pipi Rena pelan berusaha membuat Rena berhenti menangis.

"Mama hiks.. ndakmau hiks.. mau main hiks.." Rena mengadu kepada Mama Arha yang semakin bingung. Biasanya Rena paling cepat jika disuruh makan tapi sekarang ia malah menangis.

"Kak? Tadi Kakak Minhyun kasih Rena makanan gak selama main?" Arha menatap sang anak dengan bingung. Minhyun yang ditanyai oleh Mama pun sontak menggeleng dan mengangkat kedua tangannya.

"Enggak tu Ma, aku dateng aja kita langsung main. Mama bisa cek diruangan bermain karena aku tadi gak sempet beliin Rena jajan kek biasanya."

Minhyun memang selalu membelikan makanan untuk sang adik karena itu sudah rutinitas. Jika Minhyun lupa membelikan jajan maka adiknya tidak ingin bermain dengannya. Tapi, tunggu? Tadi saat ia datang Rena bahkan hanya sendirian diruang bermain.

"Eh, tapi Ma. Tadi, sebelum aku dateng. Rena main sama siapa?" Minhyun menatap Mama bingung.

"Rena tadi main sama... Ih! Papa! Pasti tadi papa kasih Rena makanan berat ya?" Arha langsung memukul Sehyun begitu ia ingat sempat meninggalkan Sehyun dengan Rena tadi pagi.

"Ah! Aduh! Sakit ma! Iya iya Papa ngaku, habis Rena rewel sih waktu main sama papa yaudah papa kasih roti aja Renanya." Sehyun mengelus pelan lengan dan pahanya sambil meringis sakit karena dipukul Arha.

"Chan, bisa tolong ambilin mainannya Rena? Satu aja, bawain kesini ya biar dia gak rewel dan mau makan." Arya menatap keponakannya.

"Siap tan!" Chanyeol langsungq mengangkat tangannya memberi hormat dan bergegas keruang bermain.

"Yaudah sekarang kita makan ya? Pa, pimpin doa."

Setelah doa pun selesai mereka panjatkan. Chanyeol datang dan memberikan mainannya pada Rena lalu ikut bergabung untuk makan bersama.

"Ah... Buka mulutnya sayang, ini ada pesawat wushh" Arha menyuapi Rena sambil bermain karena jika tidak seperti ini Rena akan tertidur dikursinya dan berakhir telat makan.

Rena hanya mengunyah makanan dari Arha dan bermain boneka yang dibawakan Chanyeol untuknya. Boneka kesayangannya.

Boneka ini bernama "Rori"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boneka ini bernama "Rori". Sebenarnya ini kado dari teman Mamanya. Ia bahkan harus tidur dengan boneka ini.

"Mama au itu!" Rena menunjuk buah milik Irene dengan mata berbinar.

"Rena mau buah? Tapi ini punya kakak. Yang lain aja ya?" Tangisan kecil mulai terdengar dari mulut Rena dengan sigap Arha meminta buah milik Irene itu.

"Irene, Mama minta dikit ya buahnya? Dedeknya nangis ni." Irene yang tau buahnya akan dimakan adiknya itu sontak menggeleng kuat dan menyembunyikaan buahnya.

"Gamau ih! Dari kemarin aku belum sempet makan dan udah dihabisin duluan sama Rena. Yang lain aja ma."

Memang Arha selalu membuatkan salad untuk Irene, karena itu untuk makanan penutup bagi Irene. Rena yang tau kakaknya itu tidak ingin berbagi semakin menangis dan menggapai tangan sang kakak.

"Mama! Hiks.. buah! Hiks.. buah!" Rena kembali menangis

Arha kebingungan dibuatnya Irene memang memiliki sikap keras kepala dari sang Papa. Tapi

"Ni.. ahh buka mulutnya ahh tin tin pesawat mau masuk.. ayo" Chanyeol menyuapi Rena dengan buah naga miliknya. Rena yang tau itu langsung menerima suapan itu dan bertepuk tangan.

"Ihh lucunya, nanti kalo udah gede mau ya nikah sama om?" Sehyun yang mendengar itu langsung memukul pelan tangan Chanyeol dan meliriknya sinis.

"Ih! Mana mau Rena sama om Chanyeol ya? Om kan jelek ya sayang?" Ujar Sehyun sambil mengusap kepala Rena.

"Uhm, om jeyek huhh" Rena hanya ikut mengejek Chanyeol dan tertawa pelan.

"Udah udah. Beresin dulu makannya baru ngobrol." Arha menghentikan ombrolan yang jika berlanjut tidak akan ada habisnya itu.

The True Of Live and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang