Chapter 1

16 2 12
                                    

Apakah kalian pernah merasa seperti tokoh utama dalam cerita dongeng? Di mana ada seseorang berhasil menyelamatkan kalian di kondisi tersulit yang pernah kalian alami? Atau bahkan menciummu di saat kalian pertama kali bertemu? Aku tidak tahu tepatnya seperti apa kisah kalian dengan orang itu, dan mungkin tidak akan pernah tahu meskipun aku tertarik, karena masa hidupku takkan lama lagi.

Ini semuanya karena dua anak laki-laki aneh yang kutemui tahun lalu. Pertemuan kami bertiga bukanlah pertemuan normal seperti yang dialami orang-orang pada umumnya. Di cerita dongeng, sang pangeran menyelamatkan sang putri yang telah dikutuk oleh penyihir jahat. Atau mungkin sang putri menemukan sang pangeran karena sebuah kebetulan atau secara tidak sengaja, dan jatuh cinta padanya di pandangan pertama. Ada juga skenario tentang seorang pangeran dan putri, yang berpetualang bersama demi meraih tujuan mereka. Dan, semua cerita dongeng yang aku ketahui diakhiri dengan pengalaman singkat mereka, yang menyatakan bahwa mereka akan hidup bahagia bersama selamanya. Tetapi, kenyataan lebih buruk dari pada itu.

Namaku Ami. Hanya Ami, dan tidak memiliki nama belakang. Sejak awalnya, makhluk rendah sepertiku memang tidak pantas mendapatkan nama. Memang benar, aku juga berasal dari spesies manusia dan bukan makhluk lain, seperti hantu ataupun siluman. Aku bisa makan, minum, menangis, tertawa dan masih bernapas seperti kebanyakan manusia lain. Meskipun aku bisa melakukan apa yang dilakukan manusia lainnya, mereka membenciku.

Manusia lain selalu menatapku dengan tatapan tajam. Ditambah dengan kata-kata kejam yang keluar dari mulut mereka yang beracun. Tak lupa dengan perbuatan mereka yang selalu melempariku dengan batu, mengusirku, bahkan mencoba untuk membunuhku meskipun gagal. Aku tidak tahu dan tidak akan mengerti di mana letak kesalahanku sehingga mereka selalu melakukan hal-hal jahat kepadaku. Aku juga tidak tahu mengapa mereka tidak memanggilku dengan nama 'Ami', melainkan 'anak terkutuk' atau 'anak yang seharusnya mati'. Aku tidak mengingat masa-masa di mana seorang penyihir jahat memasang sebuah sihir karena ia membenciku sehingga aku dipanggil 'anak terkutuk'. Aku juga tidak pernah mengingat kapan aku meminta untuk dilahirkan dan hidup di dunia, meskipun aku sudah mengatakan kalimat itu berulang kali, aksi dan reaksi mereka tidak berubah. Seolah-olah suara yang keluar dari bibir kecilku ini tidak bisa didengar.

Masa kecilku yang kulewati dengan membaca cerita dongeng, berdampak besar bagi diriku yang saat ini. Aku terus menunggu kedatangan di mana seorang pangeran datang dan menyelamatkanku dari penjara di mana semua orang membenciku, atau biasa disebut dengan kehidupan. Lagipula, mengapa tidak ada penyihir yang mengutuk orang-orang yang berpelakuan jahat? Apakah karena yang jahat itu hanya aku seorang? Apa aku hidup di jaman di mana seseorang harus membenci orang lain dan karena aku tidak maka aku dibenci? Atau karena yang menjadi penyihir jahat di hidupku sebenarnya diriku sendiri? Tidak kuat dengan beban yang telah diberikan kepada seorang sepertiku, aku memutuskan untuk mengakhiri segalanya.

Ami, seorang anak perempuan berumur 15 tahun, yang lelah dengan segalanya, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atap gedung sekolah.

..Setidaknya itulah yang kupikirkan saat itu. Saat aku sudah memantapkan diri dan mengangkat kaki kananku untuk melompat dari tempat itu, seorang anak laki-laki menggenggam tanganku erat-erat.

"Hei, kumohon jangan lakukan itu!" serunya. Dengan mata terbelalak, langkahku terhenti.

"Aku tidak tahu siapa kamu, tapi kumohon jangan lakukan itu!" sahutnya lagi.

"..Memangnya kenapa? Apakah eksistensiku ada hubungannya dengan milikmu?" tanyaku.

"Tidak, tetapi...." ujar anak itu pelan.

"Sayang sekali, tapi usahamu untuk menghentikanku sia-sia. Terima kasih sudah membantuku," ucapku sambil berusaha melepaskan genggaman tangannya. Tapi tidak ada hasilnya. Aku tidak tahu apakah anak itu yang memiliki kekuatan tangan yang kuat sehingga aku tidak bisa melepaskannya, atau aku adalah orang yang lemah.

Our Fated MeetingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang