Bagian 1

11.3K 69 1
                                    

Ujan gerimis di pagi hari, Angin masuk dari sela sela jendela. Aku masih meringkuk di kasur bertutup selimut tebal. Entah mengapa rasa nya males bangun.

Tiba tiba dari pintu kamar mama muncul membawa secangkir kopi. Padahal aku tidak minta di bikinin kopi tapi udara dingin begini rasanya boleh juga minum secangkir kopi dari mama.

"Ma, Diska ngak mesen kopi deh"Kata ku sambil menyibakan selimut dan duduk di pinggir kasur. Mama menaruh Kopi itu di meja belajar ku,kemudian mama duduk di dekat ku.

"Biasanya mama bikinin papa mu.. Tapi sekarang papa mu udah ngak ada, jadi mama bikinin buat kamu aja Dis. "kata mama sambil memberes kan kamar ku

Aku berdiri mendekati mama dan aku memegang bahu nya lalu mencium kening nya. "Kan biasanya papa selalu mencium kening mama.. Sekarang Diska yang akan melakukan itu.

Mama mencium pipi ku "Makasih ya sayang"

"Diska sayang mama"aku memeluk wanita parubaya itu. Yang sekarang telah menjadi janda.

Pembaca maaf saya lupa memperkenalkan diri. Nama ku Diska sekarang Umur ku genap 20 tahun.
Sekarang aku sedang menekuni kuliah semester tiga. Fakultas keguruan jurusan Bahasa Indonesia.

"Mama tu kalau masak selalu enak, Diska beruntung jadi anak mama. " aku memuji masakan mama ku.

"Kamu niru papa mu ya... Biasanya kan papa mu yang bilang begitu." kata mama sambil menyuap nasi goreng bikinan nya sendiri.

Hehehe, tapi beneran ma enak banget"Jawab ku sambil tertawa

Mama akhir nya tertawa juga. Begitu lah percakapan anak dan ibu di pagi ini.

Universitas Harapan Jaya

Aku baru saja turun dari angkot di depan gerbang utama kampus. Ku lihat belum ramai mahasiswa yang datang. Aku sengaja datang lebih awal soalnya banyak catatan yang harus ku kerjakan selama satu minggu tidak masuk kuliah. Di karena kan papa ku meninggal.

Aku berjalan menyusuri teras kampus. Ruangan ku berada di lantai dua, jadi cukup menguras tenaga.

Setelah sampai di kelas aku langsung duduk dan membuka buku catatan ku. Tidak ada waktu buat santai pikirku, bila aku tidak mau ketinggalan aku harus menyusul catatan materi ku.

Di tengah kesibukan ku mencatat muncul seorang mahasiswa perempuan dari balik pintu. Saat aku menoleh dia melemparkan senyuman.

"Dis kamu ngak sedih lagi kan?"kata nya sembari duduk di sebelah ku.

"Iya mel, aku sudah baikan kok. Makasih ya.. "jawab ku

Wanita itu nama nya Amel, dia adalah teman baik ku di kampus. Aku senang berteman dengan Amel karena dia baik dan cerdas.

"Dis kamu nyatat nya diringkas aja, biar ngak capek. Kamu ambil dari bagian sini aja"kata Amel sambil menunjuk bagian terpenting dari halaman yang ingin aku catat.

"Kamu memang cerdas Mel, makasih ya sob"kata ku sambil tersenyum.

Kini tiba waktu mata kuliah yang pertama. Dan kebetulan sedang membahas yang baru ku catat tadi pagi. Aku memang beruntung,untung info dari amel selalu benar. Apa jadi nya kuliah ku tanpa sahabat yang satu itu.

Aku dan Amel berjalan menuju kantin belakang kelas. Sebenar nya banyak kantin lain yang letak nya lebih dekat. Tapi di kantin satu ini lebih murah dan jajanan nya enak enak.

"Mel hari ini aku Traktir kamu ya soal nya aku mau makasih sama kamu, udah banyak bantu aku"

"Kok baru sekarang sadar nya"Amel tertawa sebelum kembali melanjutkan kalimat nya"Enggak kok Dis, aku cuma bercanda"kata Amel

"Bercanda loe Jelek, udah yuk kita makan aku dah laper"ajak ku pada amel.

Pukul dua sore kuliah bubar,aku sedang menunggu angkot. Tiba tiba suara klakson motor mengaget kan aku.

"Woi nunggu angkot jangan di tengah jalan. "kata pengemudi motor itu, aku yakin dia juga mahasiswa kampus kami. Tapi sebagai mahasiswa dia ngak punya sopan santun sama orang.
"Apa sih mas, di buka dulu dong Helm nya. Ngak sopan amat"kata ku sedikit emosi.

Dengan cepat dia membuka kaca Helm nya lalu berkata "Hei denger ya, siapa kamu berani bilang begitu ke aku. Asal kamu tau ya, dengan mudah aku bisa buat kamu keluar dari kampus kita"

Aku benar benar kaget dengan kata kata nya. Kayak bukan manusia,

"Minggir loe!!"sambung nya

Aku mengalah, ngak ada gunanya berdebat dengan cowok kayak dia.
Ngak penting.

Setelah tiba dirumah aku mencari ibu ku. Dan ternyata ibu ada di dapur

"Mama masak apa? "tanya ku sambil memeluk nya dari belakang membuatnya kaget.

"Kamu ini ngagetin mama aja"kata nya sambil mengelus dada nya

"Ma Diska bantu ya, apa yang harus Diska buat ma"tanya ku

Mama menoleh ke aku"Kalau kamu mau bantu, tolong mama irisin bawang putih itu"Kata mama sambil menunjuk bawang putih di dalam mangkok.

Setelah semua selesai aku dan mama membawa masakan itu ke atas meja makan.

"ayo kita makan"kata mama sambil duduk di kursi dan diikuti oleh aku.

"Ma, tadi pas pulang sekolah ada cowok marah ke aku"aduhan ku ke mama tentang cowok yang menyebalkan itu.

Mama meletakan sendok nya ke atas piring yang masih berisi nasi.

"Diska sudah lupa ya dengan pesan almarhum papa"tanya mama

"Pesan yang mana ma? "jawab ku yang bingung sebab begitu banyak pesan dari papa jd aku bingung yg mana.

"Saat makan tidak boleh bicara"jawab mama.

Aku ingat waktu itu aku masih kelas dua sekolah menengah atas . Saat itu kami bertiga sedang makan siang bersama. Aku waktu itu makan sambil bicara tentang seorang cowok ganteng.

Papa menghentikan makan nya lalu berkata. "Diska, saat sedang makan kita tidak boleh berbicara karena makan harus di nikmati sebagai tanda syukur pada Allah. Dan yang pasti nanti kamu keselek"Kata papa

Tbc...

Terimakasih untuk waktu nya para pembaca yang terhormat.

Bantu saya dengan Votment nya.
🙏

Secangkir Kopi Cinta Buat AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang