"Ini kamar kamu Bi" ucap caca sambil membuka pintu.
"Hmmm" jawab Bian singkat.
"Yaudah kalau ada perlu sesuatu kamu tinggal ketuk pintu aku." ucap caca.
Caca yang ingin keluar kamar pun harus berhenti dan berbalik karna pergelangan tanggannya di tahan oleh Bian.
"Ada apa Bi?"
"Di balik pintu itu apa?" ucap Bian sambil menunjuk puntu berwarna putih di sudut sebelah tempat tidur.
"Ahh...itu penghubung kamar antara kamar ini dan kamar aku"
"Kok bisa?maksut gua kamar ini sengaja di bikin penghubung atau bekas suatu tempat?"
Caca yg mendengar pertanyaan Bian pun tersenyum sambil melepas genggaman tangan Bian dan berjalan ke arah koper Bian.
"Emang sengaja di buat penghubung" ucapnya sambil menarik koper dan meletakannya di atas tempat tidur, lalu membukanya dan mengambil sebagian pakaian Bian untuk ditaruh didalam lemari.
"Hey... Itu baju ku! Maksutnya baju gua"
"Iya aku tau kok, aku cuma mau bantuin kamu, biar nanti kamu bisa cepet tidur"
"Hehh serah" ucapnya sambil membantu caca meletakan pakaiannya di lemari.
"Tadi lo bilang sengaja di bikin penghubung, kenapa?"
"Hmmm dulu kata mama saat aku masih kecil aku punya kembaran, trus sama papa dibuat kamar tidur penghubung agar nanti kalau kita sudah dewasa kita bisa masuk ke kamar satu sama lain tanpa harus keluar kamar.tetapi saat usia kami menginjak umur 2 tahun kembaran ku jatuh sakit lalu ia di larikan kerumah sakit, tapi Allah lebih sayang sama dia makanya dia lebih dulu dipanggil sama Allah" ucap caca menitihkan air mata.
"Udah jangan cenggeng" ucap Bian sambil menarik caca kedalam pelukannya.
"Jahat banget sih..
Udah tau lagi nangis bukannya di hibur malah di katain jahat!" ucap caca sambil memukul pelan dada bidang Bian."Iya,iya.." jawab Bian sambil mengelus elus punggung caca.
"Mmmm ca?"
"Iya" jawab caca sambil menatap mata Bian.
Bian yg di tatap pun juga balik menatap caca.
Bian ganteng banget sih ucap caca dalam hati.
"Udah ngeliatinnya?" ucap Bian.
"Ihhh... Apaan sih" ucap caca sambil meneggelamkan wajahnya di dada bidang Bian.
Bian yang melihat kelakuan caca hanya terkekeh sambil mengelus elus punggung caca."Ca, nama kembaran lo siapa?"
"Namanya Cinta angel putri winata"
"Oh"
Setelah ucapan yang Bian lontarkan keadaan menjadi hening.
"Bi...kok kita jadi deket gini yaa?"
Bian yang tersadar akan ucapan yang Caca lontarkan pun tersadar akan keadaan dan langsung mendorong Caca menjauh mengakibatkan Caca terjatuh dari tempat duduknya.
"Bian! Sakit tau" ucap Caca sambil mengelus bokongnya sambil berdiri dan menatap Bian tajam.
"Makanya jangan sok deket deh sama gua"
"Jahat" sahut Caca
"Dan satu lagi, kalo gak bisa natap orang tajam jangan sok sokan deh, jatuhnya tuh muka lo kocak" sambung Bian.
"Ihh Biarin"
"Udah sana balik kekamar lo"
"Ihh...
Kamu tau aku nyesel tau ngomong kaya tadi" ucap caca sambil memanyunkan bibirnya."Kenapa emangnya" sahut Bian.
"Kan tadi posisinya enak banget di pelukan kamu, hangat" ucap caca sambil tersenyum.
"Ck, ada ada aja ya lo" jawab Bian sambil mengacak rambut Caca gemas.
"Udah sana" ucap Bian sambil mendorong Caca.
"Iya" ucap Caca keluar kamar Bian dan langsung masuk kamarnya.
"Eh.., tunggu kata mama kita disuruh kumpul dibawah, yuk kebawah." ucap Caca sambil menarik tangan Bian.
"Dari kapan mereka nunggunya?" ucap Bian mengikuti langkah Caca.
"Dari waktu kita mau kekamar kamu" ucap Caca dengan wajah polosnya.
"Berarti mereka udah lama nunggunya dong"
"Iya"
"Lo tu ya!" ucap Bian berteriak.
"Apa sih, udah ayo cepet jalannya kasihan mereka nunggunya." ucap Caca sambil menarik tanggan Bian.
"Semua karna lo mereka nunggu kita dari tadi!"
"Lah?"
"Awas dasar cewe gila" ucap Bian menghentakan tanggan Caca.
"Emang aku salah apa?" gerutu Caca mengikuti langkah Bian.
Sesampainya mereka diruang tamu, mereka duduk berdampingan.
"Lama banget kalian turunnya." ucap sinta.
"Iya mah, tadi sekalian bantuin Bian mindahin pakaiannya ke lemari" jawab Caca.
"Yaudah, Caca mulai hari ini Bian akan menemani mu di rumah ini hingga satu bulan kedepan." ucap Aldi.
"Temanin aku? Emangnya mama sama papa mau kemana?"
"Mama sama papa dan orang tuanya Bian akan pergi untuk mengurus perusahaan kami yang ada di Australia" ucap Bian.
"Papa aja mama gk usah kan bisa!"
"Mama kan mau ikut papa, sekalian mau buka usah bareng tante Lucy"
"Serah deh.." ucap Caca sambil menundukan kepala.
"Bian, om minta tolong sama kamu selama kami gak ada tolong kamu jagain Caca ya!"
"Iya om, Bian pasti jagain Caca om"
"Yaudah kalau begitu ayo kita berangkat" ucap Lucy.
"Sekarang?" ucap Bian.
"Iya sayang pesawatnya 1 jam lagi mau berangkat sayang"
"Mah, tapi ini udah malem, besok aja ya mah" ucap Caca menggenggam tangan mamanya.
"Tidak bisa sayang, udah ya kami semua berangkat, asalammualaiikum" ucap sinta sambil memeluk dan mencium pipi Caca dan Bian, hal serupa di lakukan oleh Aldi, Lucy dan Bryan.
Setelah kepergian mereka Caca langsung tertunduk dan menangis.
"Sss udah jangan nangis, mending kita tidur, ayo" Caca hanya diam dan mengikuti langkah Bian dan langsung masuk ke kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love you
Teen FictionPertemuan yang berawal Dari benci menjadi cinta... Kesalah pahaman yg menyakiti satu sama lain...