Lampu Apartemen dalam kondisi mati saat Anindya membuka pintu, tidak seperti biasanya Kevin 'tidur' lebih awal. Anindya kemudian melepaskan sepatunya dan melangkah menuju ruang tengah. Samar-samar terdengar alunan musik bosanova yang biasa diputar Kevin ketika malam hari.
" kevin..Aku pulang..kamu dimana..? kamu udah tidur..? ", tanya Anindya, berjalan menuju saklar lampu.
" baaaa...", tiba-tiba sebuah pria bertopeng spiderman muncul dari balik lemari buffet, sukses mengagetkan Anindya.
" ihh..kamu..usil banget...", ujar Anin sambil mengelus dadanya, jantungnya hampir copot.
Kevin kemudian melepaskan topengnya seraya tertawa.
" kamu belajar darimana ngagetin orang..? "
" tadi aku nonton drama korea, aku lihat cowok nya dapat pelukan dari cewe nya setelah ngagetin pakek topeng...terus aku mencobanya..."
" apa ? kamu ternyata ganjen banget ya..", ujar Anin terperangah.
" jadi kamu nggak mau peluk aku, anindya..? ", tanya Kevin, tersenyum kecewa.
" yang ada jantung aku bisa copot kalau dikagetin kaya' tadi...kamu mau aku mati..? ", rutuk Anin kesal, sembari diam-diam menahan tawanya. Melihat ekspresi kemarahan Anindya, Kevin merasa wajib buat meminta maaf.
" maaf ya Anindya...Aku janji tidak akan mengulanginya..", ujar Kevin seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Melihat ekspresi tersebut Anin merasa Kevin benar-benar terlihat manusiawi.
" iya..aku maafin..", ujar Anin kemudian.
" kamu mau aku buatkan kopi..? ", tawar Kevin kemudian.
" boleh, gulanya setengah sendok ya..", pinta Anin seraya meletakkan bungkusan makanan di meja.
Kevin kemudian balik badan, Anindya tiba-tiba menghampirinya dan memeluk pinggang Kevin dari belakang.
" Anin..", ujar Kevin kaget. Badannya bergetar.
" kamu ingin aku meluk kamu kaya' gini..? ", tanya Anin tersenyum gemas.
Kevin Cuma tertawa jengah. Sensor emosi dalam 'otaknya' berkedip biru, mengisyaratkan bahagia. Kevin untuk pertama kalinya merasa bahagia, tak pernah sebahagia itu maksudnya.
********
Kevin adalah humanoid pria yang memiliki emosi, Dia diciptakan untuk menemani wanita kesepian seperti Anindya, wajah Kevin seperti cowok korea dengan postur tinggi dan wajah unyu, kulitnya dan kumis tipisnya 99% otentik dengan cowok beneran, Kevin diproduksi terbatas dan masih dalam tahap pengembangan. Anindya menghabiskan tabungannya setahun untuk membeli Kevin di supermarket. Untuk membeli robot humanoid diperlukan syarat harus berumur 21 tahun dan harus mengikuti serangkaian test karena Humanoid juga memiliki hak hidup seperti manusia, Mereka tidak boleh disakiti dan disalahgunakan. Kevin sendiri telah di-install untuk menjadikan Anindya sebagai sahabatnya, sehingga Kevin tahu betul kepribadian Anindya, termasuk kebiasaannya. Kevin adalah humanoid produksi terbaru yang diberi implan 'emosi' didalam chip memorinya, sehingga Dia bisa marah dan bahagia seperti manusia. Berbeda dengan polisi humanoid yang tidak ditanam 'emosi' dalam diri Mereka.
Kevin mengaduk kopi sambil memandang lembut kearah Anindya, perempuan itu jengah sendiri dengan prinsipnya serta keputusannya untuk tidak menikah. Dia memandang Kevin. Apakah humanoid ini bisa menemaninya hingga seumur hidupnya ? ataukah Rangga, seorang pria workaholic itu ? Anindya mengacak sendiri rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMANOID 2080
Science FictionDi tahun 2080, Indonesia telah menjadi negara maju, Jakarta telah berubah menjadi kota Cosmopolitan, pekerjaan manusia terbantukan dengan adanya robot Humanoid, yang dipekerjakan untuk bidang keamanan hingga layanan hiburan, salah satunya Kevin, rob...