5

490 41 0
                                    

"Eomma, aku pulang." Bilang jeonghan tepat diruang tamu. Tapi yang jeonghan liat benar-benar tidak biasa. Dimana semuanya kosong. Hajya tersisa karpet alas untuk menonton tv

"Eomma eodiso?" Jeonghan mulai tidak tenang. Apa-apaan keadaan rumahnya seperti ini. Jeonghan berlari menuju kamar ibunya.

Dan benar, eomma dan adiknya sedang nangis berpelukan. Jeonghan pun segera menghampirinya

"Ada apa eomma? Kenapa semuanya begini eomma?" Jeonghan menerima pelukan ibunya

"Mianhae jeonghan. Eomma tidak bisa menahan mereka. Hiks.."

"Mereka siapa eomma? Siapa?!"

"Eomma dulu memiliki hutang. Hutang yang sangat banyak. Eomma sengaja tidak memberi tahumu. Karna eomma fikir itu akan membebankanmu. Tapi ternyata semuanya begini. Eomma sungguh minta maaf. Maaf atas kesalahan eomma." Jelas eomma dan tentu membuat jeonghan kaget

"Jeonghan eomma minta maaf. Eomma akan pergi. Eomma akan pulang ke yeosodo bersama adik mu. Malam ini. Karna rumah ini sudah bukan rumah kita lagi."

"Hiks.. hiks.. eomma kenapa begini? Eomma..hiks"

"Tinggalah bersama teman mu sampai kamu memiliki tempat tinggal baru. Eomma akan mendoakan mu."

"Eomma jangan tinggalkan aku. Hiks" Jeonghan mengeratkan pelukannya

"Oppa. Biarkan kami pergi. Aku hiks.. aku takut oppa jika berada disini hiks.. mereka hiks.. mereka kasar sekali oppa. Hiks.." isak adik jeonghan dan membuat jeonghan tega tidak tega melepas mereka

"Eomma akan berangkat sekarang. Mereka akan kesini sekitar 30 menit lagi. Sebaiknya kamu juga tidak disini jeonghan. Agar mereka tidak tahu kamu. Kajja"

Mereka pun bangkit, tentu eomma jeonghan sudah menyiapkan koper untuk anaknya.

.
.
.
.
.
.
"Hiks.. aku harus tinggal dimana hiks.." isak jeonghan di taman kota yang sudah benar benar sangat sepi

Jeonghan mengeluarkan hp dan menelepon seseorang.

"Hallo"

"Ada apa han?"

"Boleh aku menginap di apartmentmu?"

"Tentu. Aku akan menunggumu"

"Terima kasih"

Sambungan itu terputus dan jeonghan langsung menuju kesana.

.
.
.
.
.

"Kenapa tiba-tiba sekali? Kenapa kamu nangis?" Jeonghan pun hanya bisa menangis

"Eomma memiliki hiks.. hutang hiks.. dan eomma diusir beserta adikku hiks.. wonwoo aku minta maaf telah merepotkan mu. Tapi hiks.. aku janji akan hiks.. pergi besok hiks.."

"Hah?? Eomma? Sebanyak apa? Maksudku sebanyak apa utang eomma? Masalah merepotkan aku atau tidak. Itu tidak sama sekali. Kamu tidak perlu sungkan." Jelas wonwoo dan memeluk jeonghan

"Aku hiks aku tidak tahu won. Aku fikir hiks.. itu sangat banyak. Sehingga rumah dan seisinya dikuras habis hiks.. terima kasih hiks.. won." Wonwoo mengeratkan pelukannya dan memberi kata penenang

"Tunggu. Bagaimana dengan vernon?" Wonwoo tentu bingung. Kemana vernon disaat jeonghan seperti ini

"Bajingan hiks.. itu haha hiks.. tentu dia sudah bahagia dengan hiks.. yang lain hiks.."

"Sud-

Cklek

"Aku pulang" mingyu segera menghampiri wonwoo dan jeonghan

"Oh hai jeonghan. Lama tidak bertemu. Kau kenapa? Ada apa?" Jeonghan tidak menjawab dia hanya menangis

"Mulai malam ini jeonghan akan menginap"

Dan wonwoo mulai menjelaskan masalah yang sedang menimpa jeonghan termasuk putusnya jeonghan dengan vernon.

Tentu mingyu geram. Karena vernon adalah temannya. Dia merasa malu. Karena yang memperkenalkan vernon ke jeonghan adalah mingyu kala itu.

"Bajingan! Akan aku hajar dia!" Mjngyu kesal akan berita ini

"Jangan! Hiks.. aku mohon gyu hiks.. jangan hiks.. biarkan dia hiks.. bersama pria pilihannya hiks.."

"Tap-

"Sudah gyu. Biar aku mengantar jeonghan ke kamarnya dulu." Mingyu hanya mengangguk dan menahan rasa kesalnya pada temannya itu

10menit akhirnya wonwoo balik dan menemukan mingyu termenung di sofa

"Hey ada apa?" Wonwoo mengambil duduk disebelah mingyu. Dan mingyu memeluknya dan mencium kening pujaan hatinya

"Aku tidak habis pikir dengan si bule itu. Bagaimana bisa. Ahh!" Kesal mingyu

"Sudah gyu. Kau lelah. Kita pikirkan ini nanti." Wonwoo mengecup bibir sekedar menenangkan kekasihnya

Mingyu menahan tengkuk wonwoo, dan melumat bibir wonwoo.

"Ashh" desah wonwoo

Mingyu memperdalam ciumannya dan membuat suasana disana semakin panas. Mingyu pun mulai meremas bokong kekasihnya.

Wonwoo memukul keras dada mingyu dan mingyu melepas ciuman mereka.

"Ada apa?" Tanya mingyu heran

"Aku takut jeonghan keluar kamar. Kita lanjutkan dikamar saja"

"Dengan senang hati my queen." Mingyu menggendong wonwoo menuju kamarnya.

Dan setelah pintu kamar tertutup rapat mulailah desahan desahan wonwoo terdengar.

.
.
.
.
.

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri? Kau gila?"

"Tidak. Aku hanya penasaran." Bodohnya seungcheol menjawab seperti itu

"Bodoh. Mana ada orang penasaran menunjukkan ekspresi seperti itu"

"Jun, kau tahu. Aku memikirkan seorang dia cantik dan galak. Haha membayangkannya saja membuat perutku geli." Sudah bisa dibayangkan muka nya seungcheol seperti apa

"Ahhh ternyata. Apakah dia tzuyu?"

"Tentu bukan bodoh"

"Irene?" Dan seungcheol hanya menggeleng

"Kyulkyung?" Lagi-lagi seungcheol hanya menggeleng

"Lantas siapa idiot? Yeoja mana yang membuat sahabat ku seperti ini hah?" Kesal jun. Pasalnya dia telah mengabsen beberapa yeoja yang pernah dekat dengan seungcheol itu

"Dia bukan yeoja jun. Dia namja." Dan tentu jun agak speechless

"Bagaimana bisa? Hole!"

"Dia namja. Kulitnya bersih, cantik, tangannya halus, dan rambutnya panjang. Ah dan satu lagi, dia lucu." Seungcheol mengingat kesan pertama dia bertemu jeonghan dan itu cukup menarik perhatiannya

"Woahhh cinta pada pandangan pertama?" Ucap jun sekedar meremehkan

"Mungkin. Dan aku ingin mencarinya."
.
.
.
.
.
.
To be continued

Maap ya baru apdet ehe:")

Saranghaeyo [Seunghan Couple] SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang