kekuasaan

696 41 4
                                    

"dasar anak tak  berguna,lemah" bentak hiasi pada putri sulungnya sembari cambukan yang menyasar tubuh sang putri, tatapannya nanar penuh amarah tak ada belas kasihan ataupun sayang sekali pada sang putri yang hanya bisa menangis pilu menahan sakit.

"sakit tou san, ampun"ucapnya lirih mengiring airmata yang sedari tadi ngalir tiada henti di pipi cubbynya. Sedangkan kedua tangannya melingkar di kepalanya melindungi dari cambukan sang ayah, tubuhnya gemetar di lantai rumah yg megah namun terkesan klasik dengan sentuhan jepang kuno.

"kau selalu membuat ku malu, anak tak berguna, kenapa kau harus lahir di keluarga hyuga". suara hiasi lebih tinggi dan geram, matanya memerah menunjukan emosi yang membludak. Satu cambukan ia tujukan lagi pada putri sulungnya tapi kali ini ia tak mendengar suara triakan kesakitan dari sang putri membuat ia berhenti dari aktivitasnya, ia mengerti keadaan putrinya lantas ia pergi begitu saja sambil berkata dengan nada keras kepada pelayan tua yang mengintip kejadian tragis dari balik pintu ruang tamu.

"sekali lagi kau bantu dia kabur kau kan tahu akibatnya"

Sang pelayan hanya menanggapi dengan muka datar tak tersirat ketakutan dari wajah tuanya itu baginya kelakuan tuannya tak bisa di maaf kan,dia juga seorang ibu juga nenek untuk anak dan cucunya di rumah, baginya hinata sudah seperti cucunya,dialah orang yang merawat hinata sedari bayi karena hyuga hikari ibu hinata telah meninggal setalah melahirkannya. Dia berlari menghampiri hinata yang tak berdaya di lantai kayu itu. Jari jemari tuanya membelai surai indigo cucunya, dia menatap pilu wajah cantik yang penuh dengan jejak air mata. Hatinya pilu hatinya sakit dalam hati ia berjanji akan membawa hinata pergi jauh dari sini. Lalu dengan tenaga yang ia punya dan seorang pelayan muda yang ia panggil tadi Membawa tubuh ringkih hinata kekamarnya, ia baringkan hinata di atas kasur. Membuka bajunya dan mengobati luka lukanya.

.......

Makanan dan minuman di atas nampan masih ia pegang matanya tak bosan menatap nonanya.lalu ia menghela nafas dalam sembari meletakan nampan yang ia bawa diatas meja sebelah kiri tempat tidur nonanya.di lihatnya nonanya terbangun dengan suara rintihan yang lirih ,ia segera menggapai tubuh ringkih itu dan membantunya duduk.

"nenek kenapa  tak membangunkan ku.?" ujarnya lirih sambil memegangi tubuhnya yang masih sakit.

" nona masih sakit jadi saya pikir untuk tak membangunkan nona".ucapnya sambil membuka tirai kamar nonanya.

Hinata hanya diam tak menanggapi ucapan nenek cio.
Walau pun sebenarnya ia ingin bicara bahwa dia ingin masuk sekolah tapi lidahnya kelu teringat kembali saat ia kabur dari rumah.

Flasback

Bruk.

" ahirnya bisa juga" ucapnya setelah ia sampai di tanah halaman belakang rumahnya setelah susah payah turun dari kamarnya dengan selimut yang ia ikat jadi satu.

" nona cepat lah aku sudah menglabui penjaga depan nona"

"emm" ucap sang nona mantap sambil berlari kecil menuju gerbang utama mansion hyuga di ikuti nenek cio di belangnya

" nona anda akan kemana ?" ujar nenek cio setelah membuka gerbang.

" kerumah temanku katanya dia bersedia membantuku"ucapnya seperti mencmicit tapi jelas ditelinga nenek cio

"hati hati nona"

"ha'i" ucapnya sambil berlari menjauhi mansion hyuga nenek cio hanya bisa memandang sendu tubuh mungil yang perlahan hilang di kegelapan malam.
Ia berlari menyusuri jalan  yang masih nampak ramai di depan sana terlihat seorang pemuda bersender di sisi motor sport  hitam, sambil memandang kearahnya

ambisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang