[episode 3]

19 0 2
                                    

"kamu kenapa?", aku kebingungan melihat radi panik

"gak, cuma takut aja klo kita ngobrol pak dino bakal marah marah"

"ooo kirain apaan... Bikin panik aja kamu, lagian kan jam olahraga udah selesai"

Rara datang terengah engah menghampiri kami

"hosh... Hosh... Heeii! Tahu nggak? Pak dino gantung diri di gudang olahraga!"

"hah??? Serius lu?" tiba tiba radi berubah logat

"kok logatnya jadi gw - elu sih rad?"

"hiliihh kita kan dah mayan akrab... Masa gaboleh sih?"

"masa bodo, yang penting kita ke pak dino duluuu" kata farrel yang entah kapan sudah memegang kamera.

Farrel memang hobi dengan memotret. Kalo memotret dan mengedit foto dia lah albert einstein nya.

•~•

Suasana sangat tegang. Polisi menyuruh murid murid yang masih berada di dekat mayat pak dino menjauh.

Beberapa murid sedikit kesal karena tidak berhasil memotret mayat pak dino yang gadi (gantung diri) di ruang olahraga.

Polisi segera menyelidiki mayat pak dino serta menanyakan kepada orang orang dekat pak dino.

"apakah pak dino mempunyai beban atau tekanan hidup?", tanya salah satu polisi.

"tidak, pak... dia punya anak tunggal yang pintar, dan istrinya juga cantik... Hutangnya juga sudah lunas semua. Setahu saya tidak ada alasan kenapa dia bisa bunuh diri." tutur pak ridho, guru ipa yang dekat dengan pak dino sejak kecil.

"hmm... Terimakasih atas informasinya."

"pak, dilihat dari mayatnya, tidak ada tanda tanda perlawanan dari bapak dino, dia murni bunuh diri." kata polisi lainnya setelah selesai mengecek mayat pak dino.

Aku yang menguping langsung menyimpulkan sesuatu.

Berarti... Kasus ini ada kaitannya dengan sekte sesat! Siapa tahu, jiwa pak dino dijadikan persembahan untuk setan!

To be continued



School Of WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang