[episode 5]

12 2 0
                                    

Aku pun menutup tirai dan kembali ke tempat tidur

•~•

"ryan!! Pagi~", sapa rara.

"iya... Pagi, ra."

Aku masih sedikit mengantuk. Sesampainya di kelas aku langsung duduk di bangku dan tertidur

-

Braaaakkk!!

Aku terkejut mendengar seseorang meggebrak mejaku. Ternyata... Itu Bu Lusi.

"ryaaaann!! Sampai kapan mau tidur hahh?? Berdiri di depan kelas sapai bel istirahat berbunyi!", teriak Bu Lusi.

Aku pun berjalan keluar kelas. Beberapa temanku melihatku dengan tatapan kasihan. Sesampainya di depan kelas, aku merenung.

Kenapa sekte sesat bisa masuk ke sekolah? Benarkah tujuan mereka adalah membuat generasi baru menjadi pemuja setan? Atau... Mereka menginginkan kita untuk di korbankan menjadi tumbal setan? Kalau hanya tumbal, kan, banyak... Kenapa harus cari disekolah?

Aku melamun begitu lama. Dan tak terasa, bel istirahat pun berbunyi.

Astaga, kakiku pegal sekali. Berapa lama aku berdiri?

Aku pun masuk ke kelas dan duduk di bangku. Beberapa saat kemudian Rara menghampiriku dan menyodorkan sebungkus roti melon, roti kesukaanku.

"ah, thanks, Ra", kataku sembari mengambil roti yg disodorkan Rara.

Rara mengangguk, lalu duduk di sebelahku

"setelah ini ada pelajaran sejarah, kamu udah ngerjain pr, belum?"

"uhuukk! Ehhm...", aku sama sekali lupa.

"eemm Rara yang baik,", kataku sambil memasang muka memelas

"boleh liat pr nya nggak? Ehehe..."

Rara tersenyum sambil menggelengkan kepala. Lalu dia mengambil bukunya di tas dan memberikannya kepadaku.

"makasih, ra... Ehe..."

Aku pun menyalin pr sebelum pak endar, guru sejarah masuk. Namun, anehnya pak endar belum juga datang ke kelas. Lalu, speaker pengunguman di kelas ku berbunyi

"assalamualaikum wr. Wb. Innalillahi wa innalillahi rojiun, telah meninggal bapak endarto, kemarin malam, pukul 23.45 dikarenakan serangan jantung. Semoga amal baik beliau diterima disisi-Nya. Amin... Wassalamualaikum wr. Wb."

Aku tertegun.

Serangan jantung? Pak endar yang badannya kekar, mukanya seram itu terkena serangan jantung? Ah, masa sih? Bukannya beliau tidak mengidap penyakit jantung? Beliau juga suka olahraga. Tidak mungkin beliau terkena serangan jantung.

Aku pun mengembalikan buku Rara. Rara juga terkejut mendengar berita itu.

"kau dengar itu, Ryan? Pak endar, yang mukanya serem itu, jantungan??"

"aku juga gak percaya, Ra... Kali ini juga jelas jelas ada yang ganjil di kasus ini. Kau paham kan, maksudku?"

Rara mengangguk.


Bersambung

Maaf pendek :"( ku kehabisan ide buat lanjutin ceritaa :"(









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

School Of WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang