2

16 2 0
                                    

Enjoy :)

"Haloo Aiz~ nunggu lama ya" tanya Alyn yang baru saja masuk ke dalam ruangan Aiz yang diikuti tiga orang lainnya

"Heh, sama orang yang pangkatnya lebih besar hormat dong" balas Aiz sebal karena ia telah menunggu keempat gadis itu dengan lama

"Halah anggota barunya juga blom dateng" balas Qilaa

"Sebentar lagi dalam hitungan tiga... dua... satu..."

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengalihkan pandangan mereka pada pintu yang kini terbuka menampakan 4 orang lelaki dengan tubuh yang tegap yang dibalut seragam hunters dengan lambang mayor tepat di dada sebelah kiri.

"Selamat malam, Djendral Aiz, maaf membuat anda menunggu lama" ucap salah satu dari mereka

"Ah, tak apa silahkan du-"

"ALVIN?!!" teriak Zara yang memotong perkataan Aiz

"Haii Zara, kangen aku ya?" Tanya Alvin dengan senyumannya

"Idih amit amit" balas Zara

"Udah pada kenal yah?" Tanya Olive memecah suasana yang dingin diruangan tersebut

Aiz yang menahan emosinya terhadap anak atasannya, Zara. Dan Zara yang menahan emosinya juga terhadap Alvin.

Entah kenapa kalau Zara ketemu Alvin itu bawaannya marah-marah.

"Ekhem, baik semuanya sudah jelas, divisi mayor kedatangan empat anggota baru" sejenak Aiz menghentikan kalimatnya " Alvin Guditama, Rion Sabarata, Leo Xaiver Biantara dan Nendo Fiqri Prasetyo. Mulai hari ini kalian adalah anggota divisi mayor" ucap Aiz dalam satu tarikan nafas atau lebih tepatnya ngerap

"Woah Aiz, belajar rap dari mana" celetuk Olive

"Boleh bagi ilmunya mas?" Ucap Rion

"Iya ntar gua ajarin"

"Ekhem" deheman tersebut memotong percakapan mereka

"Aiz, kalau cuma ini yang mau disampain, aku permisi" ucap Zara

"Zara ngapain buru-buru amat sih" balas Aiz

"Itu lohh, Zara mau minta contekan pr biologi" celetuk Qilaa dengan cengiran kudanya

"BUKAN ITU" balas Zara sambil setengah berteriak " aku belum ngerjain tugas" lanjutnya

Aiz hanya bisa menggelengkan kepala terhadap anak mendiang atasannya itu

Lebih tepatnya, mendiang atasannya Aiz itu ayahnya Zara. Karena ada sebuah kecelakaan menimpa kedua orang tua Zara, maka Aiz sebagai bawahan yang paling disayanginya dipercayakan untuk menjaga dan mengurus Zara.

"Yaudah sana kerjain, gua gamau dipanggil kepsek lu gara-gara lu ga ngerjain pr mulu" ucap Aiz yang masih setia duduk dikursinya
.
.
Matahari mulai menampakan dirinya. Zara duduk diruang tamu sembari menahan kantuknya sesekali mengecek jam tangannya. Jam menunjukan pukul enam, Qilaa masih belum bangun

Zara menarik nafasnya dengan panjang, dan dalam sekali hembusan

"QILAAAAAAAAA BANGUN DASAR KEBOOOOO"

Qilaa yang masih di alam mimpi langsung tersadar, walaupun sudah sadar tapi jiwanya masih kemana-mana dan otaknya masih loading

Loading 30%

Loading 70%

Loading 100%

....
"AKUUU TELAAAAAAT" teriak Qilaa

HuntersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang