Part 6 - Ulang Tahun Dylan

235 55 28
                                    

Sebelum membaca part ini, sebaiknya membaca kembali part 4.

*****

Dylan tumbuh menjadi seekor kucing yang baik hati dan ramah kepada siapa saja. Dokter hewan yang setia melakukan kunjungan bahkan sampai memuji bahwa Dylan sangat jinak dan baik hati. Ia juga tidak banyak rewel mengeong seperti Milly. Sifat Dylan memang lebih banyak mirip dengan ayahnya. Ia lembut, baik hati, ramah, dan setia.

Jika Milly keluyuran setiap hari - yang kuduga pasti untuk mencari kucing jantan pengganti ayah Dylan yang pergi begitu saja tanpa pesan setelah menuntaskan misi yang ia emban -  maka Dylan adalah seekor kucing rumahan. Ia suka berada di kamar atau mengikutiku kemanapun kulangkahkan kakiku.

Tak jarang, Dylan menunggu di depan pintu kamar mandi. Syukurlah. Dormitory memang sunyi dan suasananya agak angker, menurut orang-orang yang pernah tinggal di situ. Keberadaan Dylan yang setia menemani membuatku tak merasa sendiri. Oh ya, kamar mandi kami banyak dan berjajar seperti kamar mandi di barak tentara. Letaknya di luar kamar tentu saja. Bisa dibayangkan bagaimana 'seramnya'?

Tidak terlalu seram sebenarnya karena letaknya tepat berada di samping kamarku sehingga jaraknya tidak terlalu jauh. Tapi jangan ditanya jika tiba-tiba mati lampu. Suasana dormitory yang sudah sepi semakin bertambah sunyi saat listrik tiba-tiba padam sementara hasrat ingin pipis tak dapat lagi kutahan. Beruntung aku punya Dylan. Tanpa diminta, Dylan dengan setia menemani maminya meski jika aku menghabiskan waktu yang cukup lama di kamar mandi.

Hari berganti hari, Dylan semakin tumbuh, ikatan antara hati kami pun begitu. Pernah waktu aku pulang untuk merayakan Lebaran, kata penjaga dormitory, Dylan mogok makan. Sepertinya dia merindukanku. Begitu aku datang dan memanggil namanya, serta merta ia berlari ke arahku dan menggelayut manja dalam pelukanku. Dylan dan Milly memiliki satu kesamaan di antara sekian banyak perbedaan, mereka posesif terhadapku. Mungkin karena yang mereka tahu, hanya aku tempat mereka berlabuh.

Meskipun wajah Dylan tidak sefeminin ibunya, tapi Dylan adalah seekor kucing yang sangat jelita. Banyak yang berkomentar jika Dylan mungkin memiliki keturunan kucing ras dari ayahnya. Bulunya tebal dan matanya seperti mengenakan celak hitam. Ekornya panjang dan bulu yang tumbuh di badannya bercorak seperti harimau.

Dokternya pernah memuji, "Badannya sehat, bulunya bagus, matanya jernih."

Iya, mata Dylan memang jernih dan mata mungil itu selalu memancarkan cinta kasih. Tak terkecuali cinta kasih untuk Milly, induknya yang entah kenapa kini selalu menatap Dylan dengan pandangan benci. Tak jarang Dylan harus mengalah saat ia akan makan dan Milly mencakarnya seraya mengeong keras. Milly ingin menguasai semua makanan yang ada. Tapi Dylan sungguhlah lembut dan penyayang. Ia memilih untuk mengalah, menjauh, lantas melompat ke dalam pelukanku.

Dylan juga suka makan apa saja yang aku berikan kepadanya. Salah satu kebiasaan burukku yang sebaiknya tidak ditiru adalah aku suka memberikan makanan manusia kepada hewan yang kupelihara. Tidak hanya kucing, hewanku yang lain juga sering kuberi makanan yang sedang kunikmati. Maka tidak heran jika aku pernah punya kelinci yang suka makan coklat, anjing yang suka makan tomat, Milly yang suka makan roti keju, atau Dylan yang suka makan tumis buncis. Hahaha...

Aku memang memperlakukan hewan peliharaanku tak ada bedanya dengan manusia. Mereka kuajak bicara dan kuberi makanan yang sama. Aku bahkan memperlakukan mereka dengan perlakuan yang sama seperti seorang ibu memperlakukan anaknya. Tahu kenapa? Karena bagiku mereka bukan sekedar binatang, bukan sekedar hewan peliharaan, mereka adalah keluarga, mereka layak dihargai dan dicinta.

Tanpa terasa usia Dylan sudah menginjak lima bulan. Ia semakin sehat, semakin cantik, semakin lincah, dan semakin betah di rumah. Milly jarang pulang maka praktis aku lebih sering berdua dengan Dylan. Aku sangat mencintainya dan aku bisa merasa bahwa dia juga mencintaiku dengan cinta yang sama besarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hari-Hari Bersama MillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang