1

38 4 2
                                    

Di sebuah hutan yang lebat duduk seorang remaja laki-laki, terduduk dibawah pohon yang puncaknya tak terlihat, ia mencoba bernafas normal namun sepertinya keadaan membuatnya terlalu takut untuk bernafas. Anak itu meringkuk ketakutan sambil memperhatikan sekelilingnya yang gelap, bukan karena malam, namun karena kabut hitam pekat yang menyelimutinya.

Terdengar erangan makhluk yang keras dari belakangnya, lalu, dengan cepat ia berlari menjauhi suara tersebut . ia tak berani menoleh kebelakang tapi ia tau suara erangan makhluk tersebut semakin mendekat dan anak itu berteriak.

Seiring dengan teriakannya, ia terperanjat dari tempat tidurnya. Sambil terduduk, anak itu merengap memperhatikan keadaan sekitar sambi mengucek matanya. kamarnya masih tetap sama.

"fyren, cepat turun, sup nya sudah siap!" teriak seorang wanita dari bawah.

"iya, bu"

Dengan sulit ia mencoba turun dari tempat tidurnya sambil menjambak-jambaki rambutnya sendiri yang pendek itu hingga menjadi makin tidak karuan. Ia keluar kamar menuruni tangga menuju ruang makan.

"pagi, kak. Mimpi buruk lagi?" tanya claire seorang gadis berumur sekitar 12 tahun yang duduk di meja sambil mengolesi roti dengan mentega. Fyren hanya mengangguk sambil duduk disampingnya.

"itu mungkin pihak sekolah mengirim hantu dimimpimu agar kau tidak bolos lagi" ucap seorang wanita sambil membawa sepanci penuh sup krim jagung dan bayam. Rambutnya hitam di kucir kuda. Walaupun sudah berumur 40 tahun, sophia masih tampak cantik dengan celemek dengan motif kotak-kotak yang selalu digunakannya .

"yang penting aku masih menjadi anak ibu yang baik kan? " fyren terkekeh.

"tapi aku capek , kak. hampir tiap hari ditanyai oleh pak rinch tentang keberadaan mu karena aku saja tidak tau " timpal claire.

"sudah, sudah. Cepat habiskan makanannya!" ucap ibunya

Fyren dan claire sudah siap berangkat. mereka keluar pintu rumah dan melambaikan tangan pada sophia.

Cuaca pagi hari ini sangat cerah di desa Calantha, yaitu desa tempat fyren dan claire tinggal. Calantha adalah salah satu dari 7 desa yang dijadikan distrik utama dan salah satu dari puluhan desa yang berada di ARKAD.

Dari sejarah yang diketahui oleh masyarakat Arkad, Arkad merupakan satu-satunya pulau yang tersisa dari perang dewa sejak zaman dahulu kala yang kini hanya Menyisakan sebuah pulau yang dikelilingi lautan yang tak berujung. Entah berapa ratus kali orang-orang mencoba untuk menembus laut yang mengelilingi Arkad, berharap menemukan pulau lain, atau kehidupan lain. Beberapa generasi dilalui namun tak ada hasil. Hingga sekarang orang-orang sudah mulai tidak peduli tenang asal usul Arkad. Mereka sekarang sudah hidup makmur memiliki pemerintahan yang baik.

Arkad kali ini dibagi menjadi 1 Distrik utama yaitu Laryncia yang merupakan pusat kota yang juga dijadikan pusat pemerintahan dan rumah kerajaan. Letaknya ditengah-tengah Arkad, sebelah barat sungai Leax. Kemudian ada beberapa distrik yang dijadikan penyuplai berbagai macam kebutuhan untuk masyarakat Arkad.

Desa Calantha merupakan distrik pangan, berada di bagian barat daya Laryncia, tanah di desa Calantha sangat subur, mereka memanfaatkannya untuk menanam berbagaimacam sayur dan buah juga untuk mengurusi ternak-ternak. Selain Calantha, ada juga desa Holt di sebelah timur yang dijadikan distrik konstruksi . di bagian utara ada desa Cinnia sebagai distrik perikanan dan bagian ujung timur ada desa Yein sebagai distrik tekstil.

Sebagian besar hasil produksi distrik-distrik yang ada dikirimkan ke kota Laryncia untuk dikontrol dari segi kualitas dan disesuaikan harganya sebelum akhirnya dipasarkan. Arelian sebagai mata uang yang ada di Arkad sudah sangat terkontrol sejak dulu sehingga membuat Arkad sangat tertata dengan rapi.

ya mungkin jika kalian datang ke Arkad kalian ingin tinggal disini selamanya .

ARKAD :  Portal penyambung kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang