paha

27 2 2
                                    

"Himala."

Ando yang mendengarnya langsung bangun dan menatap Alwi dalam dalam.

"Kenapa Himala? Sebagai ketos pemalas yang baik gua bakal bantu selesain masalah lu." ucap Ando sambil berkacak pinggang.

Alwi hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku sahabatnya ini. Untuk sementara ini,Ando lah yang bisa memberi Alwi senyuman.

"Makasih Ndo," lirih Alwi sambil tersenyum.

"Kenapa emang?" tanya Ando sekali lagi.

"Ndo,gua takut," ucap Alwi dengan penuh keseriusan.

"Gua aja ama mak ama bapak gua aja gak takut. Walau gua selalu denger KDRT mereka Wi." ucap Ando yang terlihat serius juga.

Walau di rumah ia sering mengalami hal hal yang ia tidak inginkan sama sekali,tapi dia bisa menutupi semua permasalahannya. Pantas saja kalau Ando menjadi ketua osis.

"Bukan itu Ndo,"

"Terus apa?"

"Gua takut Himala diambil orang." perkataan Alwi membuat Ando benar benar terkejut.

Selama ia berteman,Ando belum pernah melihat Alwi segelisah ini karna perempuan. Dan selama Alwi bersahabat dengan Alwi,Alwi juga belum pernah mengeluh seperti ini.

"Bro," ucap Ando sambil menepuk pundak Alwi. Alwi menengok ke arah Ando.

"Lu gak usah khawatir tentang cewe Wi. Cewe banyak kok." ujar Ando.

"Lu gak ngerti Ndo." Alwi mengucap dengan ketus.

"Gua itu suka sama Himala."

Lima kata yang membuat Ando dibuat diam seribu diam. Dari dulu jika masalah hati,Alwi tidak pernah bercerita kepadanya. Sedikitpun.

Yang Ando tahu,Alwi sangat susah suka kepada orang. Sekalipun cewe tersebut cantik.

"Sorry bro." ucap Ando merasa bersalah.

"Gak tau kenapa,gua tiba tiba kalau dia deket sama orang lain, gua cemburu Ndo. Apapun yang berhubungan dengan Himala,pasti gua selalu khawatir. Beda kalo sama yang lain. Gak gitu Ndo." ucap Alwi sambil mengacak ngacak rambutnya karna frustasi.

"Lu gak mau kehilangan Himala?" tanya Ando kepada Alwi.

Alwi hanya mengangguk.

"Lu harus berani nyatain perasaan lu ke Himala. Gua dulu gitu Wi, tapi lu harus siap terima resiko. Kalau nantinya lu jalin hubungan sama Himala,lu harus siap kandas di tengah jalan." ujar Ando sangat serius.

"Tapi gimana Ndo?" ujar Alwi dengan wajah cemas.

"Berani gak lu nyatain perasaan ke Himala?"

"Nggak,hehe." jawab Alwi cengengesan.

"Anying kampank gimana si lu," Ando menoyol kepala Alwi.

"Beneran gua gak berani." ucap Alwi sambil mengelus ngelus kepalanya sendiri.

"Siapin mental aja ya Wi," ujar Ando sambil menepuk pundak Alwi.

Terkadang,Ando bisa menjadi sahabat yang konyol,dan juga sahabat yang bisa membantu Alwi. Selama bersahabat,Alwi merasa nyaman bersama Ando.

Walau kadang saling melempar candaan,namun keduanya tahu bahwa itu semua hanya untuk candaan semata.

"Wi," panggil Ando kepada Alwi.

"Oit?"

"Laper hehe," ucap Ando sambil memegang perutnya.

"Gua bikin nasi goreng,nanti makannya pake nasi ya biar irit sampe seminggu," ucap Alwi dengan santai.

ME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang