Bagaimana bisa kau berpaling?
Secepat itu kah?
Apa lagi yang harus ku luapkan selain amarahku yang menggebu?
Apa lagi yang harus ku tuangkan selain air mata yang berlinang nan bercucuran?
Apa kau tak mengerti?
Apa perlu aku yang memberitahu kau untuk mengungkapkan semuanya?
Ku mohon....
Tolong menoleh sejenak ke hadapanku.
Sesak... (mungkin kau tak mengetahui nya)
Aku tidak ingin ego ku ini membuat kau lebih mempartisi diri kau denganku.Kala itu sudah berlalu...
Ku lalui semuanya dengan sendiri menahan pilu.
Kehidupan kau lebih berwarna.
Lalu aku? (ku harap kau tak menganggap ku seperti serbuk)Perlahan demi perlahan rasanya semakin terasa tusukan yang kian menggeliat dihati ku. Dan sekarang, aku tak punya daya apapun untuk mengembalikan kala itu.
Dan sekali lagi dengan penuh harap tolong mengertilah.
YOU ARE READING
Sekilas Terlintas Berfalsafah
De TodoMimpi bertaburan Dalam indahnya nuansa Terciprat kenyataan Bahwa tabir kehidupan seolah menjelma Menjelma seperti abstraknya sebuah gambar Lalu hadir kembali Melalui semilir angin Dengan khilafnya manusia Sampai harus memapahkan diri Agar ketika...