Part. 16 - The offer

24.9K 2.6K 150
                                    

How was your day so far?
Me? Magnificent 💩


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


Miranda sedang berada di sebuah restoran yang cukup ramai. Sengaja memilih meja dengan posisi tengah, agar bisa melakukan apa saja jika terdesak. Pertemuannya kali ini adalah pertemuan yang akhirnya dilakukan setelah berpikir ribuan kali.

Dengan ekspresi dingin, sorot mata tajam, sambil menyilangkan tangan dan kaki, Miranda menatap orang yang sedang duduk di kursi sebrang dengan tatapan tidak senang. Sampai kapan pun, dia tidak akan memiliki simpati. Jika dulu dia tidak mampu melawan, kini dia yakin bisa menghadapinya.

Brian Haydenchandra, tampak meneguk kopinya lambat-lambat, seolah mengulur waktu meski Miranda sudah tidak ingin berlama-lama di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brian Haydenchandra, tampak meneguk kopinya lambat-lambat, seolah mengulur waktu meski Miranda sudah tidak ingin berlama-lama di sana.

"Kalau kamu masih nggak mau ngomong, saya tinggal!" desis Miranda tajam.

Brian meletakkan cangkir kopinya sambil menatap Miranda takjub. Tidak menyangka dengan desisan tajam yang dilemparkan wanita itu, lalu memberikan seringaian yang membuat Miranda semakin dongkol.

"Jujur aja, saya kaget liat kamu. Tambah cantik, trus galak juga. Wow," celetuk Brian dengan mata melebar senang.

Jika waktu itu, Miranda menumpahkan satu pitcher minuman pada kakak Christian, maka niatnya kali ini ada pada semangkuk sup yang sengaja dipesannya tadi untuk melakukan sesuatu pada pria sialan itu.

"Maaf kalau itu buat kamu kecewa," balas Miranda datar.

"No, No, No, justru saya senang. Ck! Kenapa kita nggak beneran jadian waktu itu, yah? Kamu lebih milih pergi daripada sama saya," ucap Brian dengan ekspresi menyesal yang palsu.

Miranda tersenyum sinis. "Karena situ kurang oke. Maaf aja kalau standart saya bukan pengecut kayak kamu! Jadi, bisa balik ke urusan awal? Mau apa lagi kamu?"

Seringaian Brian meredup dan menatap Miranda dengan sengit. "Saya yang tanya, mau apa kamu balik ke sini? Ancaman saya masih berlaku meski itu udah bertahun-tahun!"

"Saya udah jelaskan tentang alasan kembali ke Jakarta. Memangnya kamu kira saya seneng liat muka kamu lagi?" balas Miranda.

"Oh, yeah? Is that it? Justru saya denger-denger kalo kamu ada hubungan sama Christian akhir-akhir ini. Apa itu bisa saya asumsikan kalo kamu ada niat untuk melanggar kesepakatan kita waktu itu?" sahut Brian dengan alis terangkat setengah.

"Saya sama sekali nggak ada hubungan dengan Christian. Dia terpilih menjadi profil dan model untuk isi rubrik advertising di majalah kami. Itu aja."

"Bullshit! Saya nggak percaya karena kalian udah...,"

"Why, Brian?" sela Miranda cepat. "Apa yang kamu takutin di sini? Apa kamu pikir kalo kamu bisa berbuat apa aja dengan mengancam saya kayak dulu? No! Udah terlalu basi untuk pake trik yang sama!"

UNSPOKEN TRUTH (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang