3.

27 10 0
                                    


"TIDAAK!"

Nafasku tersengal sengal, keringat dingin tidak berhenti mengalir, dan tangaku beku layaknya es.

Apa itu hanya mimpi?

"Nak? Ada apa? Kenapa berteriak?" Tanya Ibu dari depan pintu.

"Ng.. Tidak ada apa apa bu"

"Benarkah?"

"Ehm, iya bu, tadi hanya ada kecoa di bantalku"

Aku terus memutar memori tentang kejadian tadi malam. Mulai dari teriakan Ivy dan lagu misterius itu. Teror macam apa ini?

Mungkin itu hanya kerjaan orang orang yang iseng. Tapi, mengenai Ivy itu sangat tidak masuk akal.

Begini, kamarku dan ruang tengah(tempat kami berkumpul) jaraknya agak jauh, dan saat Raquel menarikku ke arah laptopnya, posisi kita membelakangi Ivy. Kami berdua -aku dan raquel- menatap dan mengecek baterai laptop yang ternyata masih penuh.

Disaat kami selesai mengecek dan ingin mencari senter, terdengar suara teriakan Ivy yang berasal dari kamarku. Kami langsung berlari dan melihatnya ketakutan. Dia tidak bisa berkata apa apa (kecuali dengan terbata bata) dan dia sangat aneh.

Benar benar hal yang janggal, menurutku. Bagaimana dia bisa menuju kamarku sedangkan listrik padam dan tidak ada penerangan selain laptop Raquel? Mengapa dia berteriak sedangkan tidak ada hal menakutkan semacam poster hantu atau lainnya di dalam kamarku?

Yaah, daripada pusing memikirkan semua ini, aku pergi ke dapur untuk sarapan. Terlihat ibuku yang sedang memasak. Mungkin aku harus bertanya mengenai suara anak yang bernyanyi tadi malam.

"Bu?" Tanyaku. "Apakah ada tetangga kita yang punya anak balita?"

"Ada" kata Ibu. "Disini kan ada John, Kiel, dan yang paling nakal, ibu lupa namanya"

"Zane?"

"Ah iya, Zane"

"Tapi bu, yang aku maksud itu anak anak perempuan, bukan laki laki"

"Kalau itu, mungkin tidak ada" kata Ibu. "Kau bisa tanya ke Sir Robert, kan? Dia tahu siapa saja yang tinggal di sini"

"Hm, iya baiklah"

Hari ini hari libur, jadi aku bisa melakukan apa saja. Aku mengeluarkan sepedaku dan bersepeda ke taman. Biasanya taman akan ramai jika hari libur. Kenapa aku ingin ke taman? Karena aku ingin bermain ayunan. Memang terdengar seperti anak anak, tapi nyatanya aku memang suka bermain ayunan.

Aku mengayuh sepeda lebih cepat. Lebih cepat, lebih baik.

Sesampainya di taman, aku melihat Matt yang sedang berkumpul dengan teman temannya. Entah apa yang mereka lakukan, tapi dari nada bicaranya terdengar keras. Untuk memastikannya, aku harus ke sana.

"Hei, Matt" sapa ku.

"Oh, hallo Tris. Apa yang kau lakukan disini?"

Aku menatap teman temannya satu persatu. Pasti mereka akan berkelahi lagi, batinku

"Aku juga ingin bertanya ke kalian, apa yang kalian lakukan? Matt, kau tidak biasanya berkumpul seperti ini di taman. Dan, kenapa kau mengumpulkan semua teman teman mu disini?"

"Tidak ada apa apa" katanya. "Ini masalah kami Tris, sepertinya kau tidak ada hubungannya dengan ini"

"Kalian ingin berkelahi?"

"Tidak" jawabnya dingin. "Sebaiknya kau bermain ayunan, jangan dekati kami saat ini"

"Ayolah, Matt. Tidak selamanya kejahatan harus dibalas dengan kejahatan juga. Mengapa kalian ingin berkelahi? Aku tau, pasti ada suatu masalah. Selesaikan masalah ini dengan cara yang benar. Ini tidak baik Matt, aku mohon"

Best BuddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang