Secret

145 24 7
                                    


"Akashi-kun kita ke-klinik hari ini?"

Sang rambut merah yang dipanggil Akashi-kun menoleh pada sang surai biru. Menyeringai tipis

"Sepertinya Tetsuya suka sekali kesana." Percayalah itu sebuah sindiran

"Apa Akashi-kun sudah tau?" Si surai biru tidak terlalu terkejut, semua yang dia lakukan ataupun dia pikirkan hampir teman merahnya ini tau. Tidak ada yang bisa Tetsuya sembunyikan dari Akashi.

"Tetsuya mau aku pura-pura tidak tahu atau aku beritahu akhirnya."

"Jika itu baik aku akan dengarkan, jika buruk..."

"Harus didengarkan juga..." Potong si surai merah. Menghentikan temannya yang ingin menghindari takdir yang dilihatnya.

"Berarti itu buruk, kalau begitu aku tidak tau saja." Si surai biru bangkit dari kursinya, meninggalkan teman merahnya yang masih duduk dikelas yang sudah kosong.

"Padahal itu tidak terlalu buruk. Hanya aku yang buruk Tetsuya." Akashi melihat punggung rapuh teman satu-satunya pergi meninggalkan dia sendiri di kelas yang sudah kosong.

Tetsuya berjalan seorang diri. Biasanya jika dia berjalan orang akan melihat kearahnya, bukan kearahnya tapi pada Akashi sementara jika Akashi bicara padanya baru orang lain tau dia ada disana juga. Keberadaannya di dunia ini samar-samar bahkan hampir tidak terlihat. Dia harus bicara dulu baru orang tau di ada.

"Kenapa Akashi-kun tidak membiarkanku saja? Aku juga ingin berusaha." Menghela nafasnya Tetsuya melihat dari jauh klinik tempat dia berada akhir-akhir ini.

Tetsuya tau ada sesuatu yang besar pada dokter baru itu tapi,Tetsuya tidak mengerti bahkan tidak bisa menebak apa itu. Hanya Akashi yang tahu apa yang dokter itu bawa, bahkan dengan sekali lihat Akashi tahu semuanya.

Puk
"Kenapa bengong Tetsuya?"

Tetsuya menoleh kebelakang dan ada Akashi yang memandangnya datar.

"Aku ingin berusaha Akashi-kun."

"Aku tahu, aku akan membiarkanmu kali ini."

"Dan jangan ragu..." Lanjut Akashi sebelum melangkah mendekati klinik yang sedang sepi.

Dari jauh Tetsuya lihat sang Dokter berambut hijau keluar dari klinik, menyambut Akashi dengan mengacak-acak rambut merahnya menjadi berantakan. Bisa Tetsuya lihat Akashi sedikit tersenyum walaupun samar. Tetsuya tahu Akashi sangat senang.

Selama sekian tahun mengenal Akashi dan berteman dengannya, baru kali ini Tetsuya melihat ke-antusiasan Akashi akan orang baru. Memang ada hal yang spesial pada dokter Shintaro ini

"Hufh ..., Bisakah aku ..." Ucap Tetsuya sebelum berjalan menjauh, dari dua orang yang sedang melihat kepergiannya.

"Akashi kenapa dengan Tetsuya?" Shintaro yang melihat Tetsuya pergi merasa heran. Tidak biasanya Tetsuya pergi begitu saja tanpa menyapa.

"Dokter tau jalan menuju sungai?" Bukannya menjawab Akashi malah balik bertanya.

"Maksudmu sungai yang waktu pertama kali aku melihatmu itu?" Mengingat sungai Shintaro jadi ingat waktu dia pertama kali sampai ditempat ini. Yang demi Tuhan dia ingin sekali menjitak dua bocah yang hanya melihatnya basah kuyup. "Kenapa memangnya kau suruh aku berendam lagi disungai." Tanya Shintaro menyindir.

"Itu hanyut dokter." Merasa tidak bersalah Akashi malah meledek sang dokter.

"Kau ini..." Menghela nafas sang dokter akhirnya memilih mengalah. Tidak ada habisnya jika berdebat dengan Akashi. "Jadi kenapa dengan jalan ke-sungai?" Tanya Shintaro akhirnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be HighTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang