Prolog

851 27 15
                                    

"Jangan nangis dan liatin Lo itu lemah mereka bakal seneng dan bikin Lo sebel lagi."

    Kanaya mengangkat kepalanya yang sedari tadi ia sembunyikan di antara lututnya. Sejak jam pulang tadi ia menangis di aula lapangan basket setelah Wahyu menaruh anak kucing di dalam tasnya. Kanaya takut kucing dan ia histeris karena itu.

    Aulia, nama yang terkesan aneh untuk seorang pria. Tapi bagi Kanaya, Aulia itu titisan malaikat. Ia berbuat baik pada siapapun dan juga ramah. Memiliki wajah tampan dan badan bagus diusia mereka yang baru 15 tahun.

"Nay, "Aulia kembali mengangsurkan saput tangannya untuk menghapus air mata Kanaya, "Nanti kalau nangis terus mata Lo beneran jadi mata panda tahu, " lanjut Aulia sambil tertawa memberikan julukan yang paling dibenci Naya, karena ada lipatan dibawah matanya Naya sering dibilang mata panda lalu mata keriput nenek-nenek. Kanaya sebal dengan itu.

"Ihh Aul, "Naya merengek kembali tapi sedetik kemudian ia menghapus air matanya dan tersenyum, "Makasih Aul,,, "Dengan dibantu Aulia gadis berbadan gemuk dan berambut keriting itu berdiri. Kulit Kanaya hitam dan tak terawat mungkin karena hobbynya yang mengikuti abangnya, Pascal untuk main layangan.

"Aku nggak mau ikut ekskul jurnalis lagi, nggak ada Rara sama Tiwi, Wahyu kerjanya cuma bikin marah doang, "mereka satu kelas lengkap dengan Rara dan Tiwi sahabat baik Naya, juga Wahyu yang entah kenapa selalu bikin masalah dengan Naya.

   Aulia hanya tersenyum menanggapi gerutuan Kanaya.

"Lo mau gue anter pulang? "

"Nay, "belum sempat Naya menjawab suara lengkingan dari dua sahabat Naya menghampiri mereka.

"Gue denger Lo nangis dan keluar dari kelas Jurnalis, "kata-kata Rara membuat Naya kembali menangis lalu memeluk kedua sahabatnya itu.

"Makannya Lo pakek deodoran kan gue udah bilang, Lo bau, dan itu bikin Wahyu sebel, "kata Tiwi yang memang selalu bicara apa adanya.

"Wahyu nya aja yang sensian, udah tahu Nay bau, suka aja deket-deket dia, "kata Rara.

"Ih kalian ini!!! "Naya menghentakkan kakinya karena kesal saat kedua sahabatnya malah sibuk membicarakan tentang bau badannya.

    Aulia tertawa renyah yang membuat ketiga gadis itu memandang kearahnya.

"Okey, karena soulmate nya Naya udah pada dateng gue balik dulu ya!! Gue takut aja Naya tar kerasukan penunggu ni aula basket karena nangis kejer kaya tadi, "kata Aulia.

"Thanks ya Aul."

   Aulia mengangguk dan mulai berjalan meninggalkan aula basket.

   Tiwi dan Naya sibuk menyodoki lengan Rara memberi kode untuk Rara agar mengejar Aulia. Sudah menjadi rahasia umum bila sahabat Naya yang berambut pendek dan berkulit putih itu menyukai Aulia.

"Aul, " Naya yang akhirnya menghentikan langkah Aulia dengan teriakannya karena Rara tak kunjung bereaksi.

"Rara mau bareng, gue harus nganterin Tiwi dulu, kalian kan searah, "lanjut Naya.

    Aulia yang kembali berbalik karena panggilan Naya tadi tersenyum "Boleh, ayo Ra!! "

   Rara tersenyum sumringah ia berjalan beriringan bersama Aulia. Sementara kedua sahabatnya melakukan tos ala anak SMP di belakang mereka.

             *      *****       *

Thanks udah mampir dan mau baca cerita yang super duper absurt ini. Karena salah satu story aku bakal tamat seperti biasa aku bakal publish satu cerita baru. Happy reading ya!!!

Ini para cast sekali lagi nggak maksain imajinasi kalian. Ini cuma cara dari author aja, selebihnya terserah gambaran kalian buat para cara kita untuk story "Jodoh Kiriman Takdir"

 Ini cuma cara dari author aja, selebihnya terserah gambaran kalian buat para cara kita untuk story "Jodoh Kiriman Takdir"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Attala Aulia Karim

Alana Kanaya Preswari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alana Kanaya Preswari

Alana Kanaya Preswari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarraz Kaliani Karim

Sarraz Kaliani Karim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abrida Pratiwi

Abrida Pratiwi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rara Saputri

Jodoh Kiriman TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang