Bagian 3

147 7 1
                                    

Kumara menghapus air mata nya dengan kasar dan mengambil tas sekolah yang berada di sampingnya dan mempercepat langkahnya untuk kembali kerumah dan beristirahat. Hari ini sangat melelahkan baginya.

🌺🌺🌺

Author Pov On.

Tidak jauh dari tempat Kumara duduk, ada seorang laki - laki yang bersembunyi dibalik pepohonan itu. Mengamati setiap gerak - gerik yang dilakukan oleh Kumara.
Setelah dia melihat Kumara menjauh dari tempat duduknya, dia langsung keluar dari persembunyian nya dan duduk di tempat duduk Kumara sebelumnya.

Hatinya begitu sakit melihat Kumara menangis dalam diam dan menghapus air matanya kasar. Dalam persembunyian nya, dia mengatakan "Bear mu disini Bunny, Maaf untuk saat ini aku belum bisa memunculkan diriku dihadapan mu. Aku takut jika suatu saat nanti aku memunculkan diriku, dan membuatmu menangis dan membenci ku".

Hari mulai gelap dan laki - laki tadi yang memperhatikan Kumara pun pergi meninggalkan taman belakang sekolah yang sudah sangat sepi. Dalam perjalanan pulang dia tidak sengaja menemukan gelang berwarna emas dan dihiasi dengan huruf "K". Dia langsung mengambil gelang itu dengan percaya bahwa gelang itu milik Kumara yang tidak sengaja dijatuhkannya atau mungkin gelangnya sudah putus dan dia tidak menyadarinya. Dia berharap bahwa gelang itu akan mempertemukannya dengan Kumara.

Author Pov Off.

🌺🌺🌺

Kumara Pov On.

Sepeninggal ku dari taman belakang sekolah beberapa jam yang lalu, kini aku berada di balkon kamar ku. Menatap ribuan Bintang yang menghiasi langit malam kali ini. Sudah bertahun - tahun aku tinggal di negara ini dengan harapan bertemu dengan Bear Kesayanganku. Sepertinya harapan tinggal harapan, sampai sekarang aku belum bertemu dengannya. Aku sangat merindukan sosok Bear Kesayanganku, merindukan kelembutan tangannya yang mengusap air mataku ketika aku menangis di depannya, merindukan hangatnya pelukan menenangkannya. Aku merindukan semua yang ada pada dirinya.

Suara dentingan ponsel ku mengganggu lamunanku pertanda bahwa ada pesan masuk ke dalam ponsel ku, dan ternyata dari Shella. Manusia itu, mau apalagi dia malam - malam begini mengganggu ku. Biasanya jika Shella sudah menghubungi ku, maka dia akan curhat panjang lebar tentang gebetan barunya.

Ah ya, aku belum mengenalkan Shella. Shella Putri Pratiwi, adalah sahabatku. dia selalu ada untukku ketika aku sedang bahagia maupun terjatuh. Dia seseorang yang perduli dengan ku. Sahabatku bukan hanya dia saja, tetapi ada satu lagi yang bernama Erika Agnesia. Mereka berdua selalu ada untuk ku dalam berbagai situasi. Aku menyayangi mereka seperti aku menyayangi keluarga ku sendiri. Oke, Back to topic. Tebakan ku benar, sepertinya Shella sedang bingung karena masalah percintaannya. Aneh bukan? Dia yang menjalani tapi aku yang harus memberikan jalan keluar untuknya.

"Kumaraaa :(". Katanya.

"Kenapa lagi sama lu Shell?". Kata ku

"Gua mau curhat soal dia :(". Katanya. Benar kan dugaan ku? Dia curhat tentang seorang lelaki yang berhasil meluluhkan hatinya.

"Kenapa lagi sama dia?". Kata ku bertanya padanya.

"Tadi pas gua iseng jalan - jalan keluar rumah, gua ngeliat dia jalan sama perempuan lain". Katanya. Kasian sekali sahabatku ini, belum juga berpacaran dengan laki - laki yang berhasil meluluhkan hatinya malah dia dibuat sakit hati duluan.

"Lu ngeliat dimana emang?" Kata ku.

"Di Cafe deket kompleks perumahan gua kum :(. Masyaallah, potek hati gua :(". Katanya.

"Astagaaaa. Lu jangan berpikiran aneh - aneh dulu, siapa tau perempuan yang sama gebetan lu itu cuma temennya". Kata ku meyakinkan nya. Ingin sekali aku berkata padanya bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Laki - laki yang dicintainya itu sebenarnya juga mencintainya. Namun cara laki - laki itu menyampaikan cintanya salah. Dia malah mengajak teman perempuannya untuk menguji kesetiaan Shella sahabatku, hingga akhirnya beginilah, Shella sakit hati dengan tingkah lakunya.

"Gitu ya Kum? gua coba buat positif aja deh, siapa tau yang lu omongin itu bener". Katanya. Bagus lah jika dia mendengar omonganku, jika tidak, mungkin aku harus menjelaskan padanya berkali - kali agar dia mengerti.

"Good Girl, jangan nyimpulin kaya gitu lagi ya Shell. Ada yang mau lu curhatin lagi ga? Gua mau tidur soalnya". Kata ku. Mataku sudah mulai lelah dan ingin segera di pejamkan.

"Ga ada kok Kum, makasi ya udah nemenin gua curhat". Katanya

"It's Okey Shell". Kata ku

"Okeyyyy". Jawabnya.

Baru saja aku ingin tidur, aku teringat sesuatu, aku teringat kata - kata bu Annisa tadi pagi dan membuat ku terus berpikir. Bisa - bisanya guru itu menyuruhku untuk mengawasi Angga. Bukannya dia sudah besar? Kenapa aku harus mengawasinya? Lain halnya jika dia masih bayi dan sangat lucu, maka aku akan dengan senang hati menerima tawaran itu. Sayangnya dia sudah besar dan aku benci padanya karena sikapnya yang seperti itu.

Bayangkan aaja jika kalian menjadi aku. Bisa - bisa kepala kalian akan pecah jika setiap hari selalu mengawasinya. Untungnya hanya di sekolah, bayangkan jika di luar sekolah aku juga mengawasinya, aku sudah seperti bodyguardnya saja. Seharusnya dia yang mengawasi ku bukan aku yang mengawasi dia.

Besok adalah hari pertama ku mengawasi murid seperti Angga, besok aku mulai memperhatikan gerak - geriknya. Besok pertempuran ku dengan Angga akan dimulai. Sudah lah, aku ingin tidur dan berharap bahwa besok tidak terjadi apa pun di sekolah yang membuat kepala ku akan semakin pecah karena ulahnya.

Kumara Pov Off.

🌺🌺🌺

Angga Pov On.

Aku sedang menikmati bintang di balkon kamarku. Melihat pancaran dari bintang itu dengan sangat indah. Aku sangat menyukai galaksi, termasuk bintang itu. Jarang aku bisa melihat bintang seindah ini di ibu kota, namun kali ini bintang bertebaran memenuhi setiap sudut yang ada dilangit dan seolah - oleh tersenyum padaku. Dalam lamunanku aku teringat akan sesuatu. Aku teringat tentang hari ini yang sedang aku alami.

Hari ini benar benar hari yang paling buruk untukku. Karena perempuan yang aku benci menjadi pengawas ku di sekolah ini. Ini semua karena dia yang seenaknya saja menerima tawaran dari Bu Annisa.

Aku sangat kesal karena jawaban dari perempuan itu. Aku kira dia akan menjawab tidak, namun perkiraanku salah. Dia malah menerima permintaan bu Annisa.

Kita lihat saja besok, siapa yang akan pergi dan siapa yang akan tetap bertahan. Mulai besok aku akan mulai menjahili nya dengan membuatnya kerepotan karena mengawasi ku. Anggap saja ini balasan untuknya karena berani menerima permintaan bu Annisa tanpa bertanya dulu padaku.

Tunggu pembalasanku untukmu Kumara, Aku yakin kamu tidak akan betah atas sikapku. Aku yakin kalau kamu akan kewalahan untuk mengawasiku. Waktunya bermain - main dengan mu Kumara.

🌺🌺🌺

Selamat Malamm!
Sebentar lagi kalian akan tau siapa sosok gadis kecil dan anak laki - laki kecil yang diceritakan sebelumnya.
Stay terus yaaa.
Jangan Lupa Vote And Comment ya semuaa.
Terima Kasihh 🌺

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Bad Boy Vs Cold Girl"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang