Dimana Aku Harus Meletakkan Tanganku

957 62 6
                                    

Author lyresince




A/N: Halo semua! Saya Jetstruck! Selamat merayakan Aokaga Day! Untuk kali ini aku berpartisipasi dalam Event Aokaga INA dan fic ini sebenarnya mengikuti sebuah prompt. Balik lagi dengan tipe travel/trip!AU, semoga reader semua tertarik dan terhibur. Jika iya, silahkan vote dan beri review, menurut kalian apa tentang fic ini. Selamat membaca!

prompt: 'your characters bond in the bus' AU

Pairing: Aomine Daiki/Kagami Taiga

Warning: Violence, Profanity

Summary: suatu percakapan dalam bus menuju Tsumagoi, tragedi Apel, dan jari-jari yang dingin membeku.

.

.

Awal Desember adalah klimaks dari musim gugur.

Udara dingin yang menggigit kontras dengan palet warna-warni hangat yang mengelilingi panorama. Kagami berjalan menuju Terminal Sakae, melewati hujan guguran daun ginkgo. Bertahan daun-daun berwarna merah ke kuning, mengkomplemen rambut marun gradasinya seperti lukisan monogradien.

Ia mendapati dirinya berada setengah jam lebih dulu dari bus yang ia tunggu. Matanya dengan pasif memandang kesibukan di pagi hari setelah membeli tiket, membiarkan kedua kakinya memijak santai. Bus-bus menuju berbagai rute bersiap berangkat membawa penumpangnya. Ia bergeming, tidak sadar saat seseorang menjajari posisinya. Seorang pemuda dengan jaket musim dingin berwarna biru dongker. Harum kopi menarik perhatiannya, Kagami menoleh mendapati Aomine menaikkan alis padanya. Asal harum dari termos di tangannya.

"Yo," balas Kagami, memendekkan jarak mereka tetapi menyisakan dua langkah. Dari radar yang dekat Kagami bisa mencium bau parfum dan sabun mandi, tubuh Aomine meradiankan hangat.

Tiba-tiba ia merasa terlalu dingin.

"Aku tidak tahu kau dekat sini," celetuk Aomine, sembari menyeruput kopinya.

Kagami memperhatikan uap yang menyelinap di bibirnya, "memang tidak, semalam aku menginap di rumah ayahnya Tatsuya... hari ini aku harus ke Tsumagoi."

Aomine melirik tas hiking-nya, lalu balik menatap barisan bus, mendengung paham. "Aku juga ada janji ke Tsumagoi. Jangan bilang kita ke acara yang sama."

Kagami menaikkan alisnya, "entahlah, dua hari pertama klab basket Seirin mengadakan acara reuni, setelah itu Kuroko mengajakku hiking. Jangan bilang ia mengajak satu Kiseki no Sedai?"

Aomine balas menyipitkan mata, menunjukkan kejengkelan. Ia menghela napas, "kenapa Tetsu sekarang sering mengikut sertakanmu ke acara kita, hah?"

Kagami menekuk wajahnya, bibirnya berkedut, tidak mau kalah nyolot: "siapa juga yang minta, ha?!"

Aomine mendecak, "ck, terserah. Aku hanya bosan melihatmu saja."

Kagami tidak tahu ingin membalas apa selain, "sama!" yang terdengar terlalu maksa dan reptitif. Seperti dialog untuk panggung yang sama, hari yang sama, berulang seperti vinyl yang rusak.

Kagami memiih membuang muka sampai melihat moncong bus mereka. Bersama seruan untuk penumpang dari amplifier, Kagami memperhatikan punggung Aomine saat keduanya berjalan, dengan tas besarnya dan jalannya yang tenang, halus. Angin menyapu sisa daun, sementara cahaya pagi dan kicauan robin memeluk suasana seperti sebuah klip film, membuat pemuda berambut biru gelap itu sedikit surreal.

.

.

Aomine duduk di paling belakang pojok kanan karena ia malas berhadapan dengan penumpang lain. Tas besarnya ia lempar ke kabin, berhati-hati menenggerkan gelas kopinya di rongga yang disediakan untuk gelas. Ia bersiap terlelap saat ia melihat Kagami, duduk dua kursi di depan kirinya, kembali memandang jendela dengan lamunan. Ada sedikit kejengkelan di dasar dadanya,

Event AoKaga Day💙❤ Book of FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang