III

54 17 3
                                    








"Gue dimana??" Kataku ketika aku sadar dan melihat keseruluh arah merasa asing dengan tempat ku barada sekarang.

Aku melihat shila yang masih belum sadar berada di dekatku.
"Shil bangun!" Kata ku sambil menepuk pipi nya pelan agar dia tersadar.

"Eehhmm... gue dimana?" Tanyanya ketika berhasil membuka ke dua matanya.

"Gue juga nggk tau kita ada dimana. Yang jelas kita harus bangunin aldi dan juga hans dan segera mencari jalan keluar dari sini" jelasku pada shila.

Setelah aldi dan hans sadar kami memunguti tas masing-masing yang sempat aku dan aldi bawa sebelum masuk ke tempat aneh ini.

Kami pun berjalan menerusuri tempat ini. Tempat yang begitu aneh bagi ku. Bayangkan saja tempat ini seperti gedung luas yang tak memiliki ujung dengan tiang-tiang bersar sebagai penyangga agar bagunan ini tak roboh.

Setelah hampir tiga puluh menit berjalan kami melihat sebuah pintu besar. Dengan semangat shila langsung berlari mendahului kami dan membuka pintu itu.

Tapi setelah itu terlihat banyak orang yang berpakaian serba putih serta memakai topeng berjalan kearah shila.
Segera aldi dan hans menarik tanganku untuk bersembunyi di balik tiang besar ini.

"Aaahh... tolong gue!!!" Teriak shila begitu nyaring. Ingin sekali aku menolongnya tapi lagi-lagi aldi menahan ku.

Setelah para pasukan bertopeng itu pergi membawa shila dan pintu besar itu kembali tertutup baru lah kami keluar dari tempat persembunyian.

"Lo apa-apaan nahan gue. Gue tau lo nggk suka liat shila. Tapi lo nggk bisa biarin dia di culik juga!!" Emosi ku pada aldi. Jujur ini kali pertama aku bertingkah tidak seperti kezia di sekolah

"Lo nggk bakalan bisa nyelamatin dia sendiri! Lo nggk liat tadi banyak banget orang yang nahan shila. Bisa-bisa lo ikutan di culik" jelas aldi.

"Sudah hentikan. Mending kita balik ke tempat awal dan berpikir gimana buat nyelamatin shila dan bisa keluar dari tempat ini dengan aman." Kata hans. Dan kami pun berjalan kembali ketempat awal.

Sesampainya di tempat awal kami melihat ada seseorang berpakaian serba hitam dan memakai masker.

"Woii.. lo siapa??" Teriak aldi. Dan orang itu pun berhenti dan membalikkan badannya.

"Kak ralin?" Kompak kami bertiga terkejut ketika orang itu membuka maskernya. Iya dia adalah kak ralin sang penjaga perpus.

"Sedang apa kalian disini?" Tanya nya.

"Kami terjebak. Karena masuk kedalam ruangan di balik lukisan pohon besar. Kakak sendiri sedang apa disini?" Tanya ku pada balik.

"Atau jangan-jangan kakak dalang dari semua ini." Tuduh hans.

"Disini tidak aman! Mari ikut saya. Nanti akan saya jelaskan." Katanya.

Kami pun patuh dan mengikuti kemana dia membawa kami. Hingga kami menemukan pintu besar seperti pintu yang sebelumnya.

"Apakah ini pintu yang sama seperti pintu yang di dalamnya ada banyak pasukan yang membawa shila tadi?"tanya ku.

"Apa kata mu? Kalian membuka pintu lain dan dari dalam pintu itu banyak pasukan dan membawa teman kalian?" Tanya nya panik.

"Iya." Jawab hans singkat.

"Ini bahaya." Ujarnya "Ayo masuk, ini pintu yang berbeda." Sambungnya.

Kami pun membuka pintu itu lalu masuk kedalamnya. Lagi-lagi aku dikagetkan dengan keberadaan beribu robot yang sedang asik dengan pekerjaannya masing-masing.

"Jangan tanyakan sekarang. Nanti dr. Luke  yang akan menjelaskannya." Kata kak ralin sebelum sempat aku bertanya.

Setibanya kami di ruangan dr. Luke, kak ralin langsung dihujani pertanyaan-pertanyaan oleh dr. Luke.

"Ada apa kamu kesini?? Apakah misi mu telah selesai? Siapa orang-orang yang kau bawa?" Tanya dr. Luke pada kak ralin.

"Misi ku belum selesai. Aku kesini ingin memberitahukan bahwa mr. Ramos telah mengetahui rencana kita. Dia juga menculik salah satu siswi di sekolah ku. Sedangkan mereka adalah orang yang ikut masuk kemesin waktu." Jelas kak ralin menjawab seluruh pertanyaan dr. Luke.
"Apa maksudmu mesin waktu? Jelaskan kami sekarang sedang berada dimana?" Tanya aldi.

"Mesin waktu adalah alat buatanku.  Yang berada di balik lukisan pohon di perpustakaan sekolah kalian. Dan kalian sekarang ada di masa depan tepatnya tahun 3043." Jelas dr. Luke
"Apakah kak ralin termasuk orang yang hidup di masa depan?" Tanya ku.

"Iya aku lahir 17 tahun lalu tepatnya tahun 3036. Jadi mulai sekarang jangan panggil aku denga sebutan kakak. Karna jujur sebenarnya kalian lebih tua dari ku." Jelas nya.

"Lalu bagaimana dengan teman kami yang di culik? Apakah kita bisa menyelamatkannya?" Tanya hans.

"Iya kita bisa. Tapi hanya sedikit kemungkinan. Karena di sana sangat banyak pasukan topeng yang menjaga. Lebih baik kalian beristrahat terlebih dahulu. Agar besok kita bisa menyelamatkan teman kalian" jelas dr. Luke.

"Ayo,, saya akan mengantarkan kalian kemar masing-masing." Ajak ralin.












Next...

Jangan lupa kasih bintang dan komen ya.. :)

RAHASIA 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang