VI

60 16 9
                                    










"Apa yanh terjadi dengan kalian?? Dimana ralin?" Tanya dr. Like ketika kami sampai diruangannya. Dan hans pun menjelaskan semua hal hal terjadi.

"Mengapa anak itu terlalu ceroboh" kata dr. Luke setelah mengetahui apa yang terjadi.

"Tunggu jelasin gue dimana? Dan lo siapa? Bukan nya lo orang yang kemarin nyekap gue dan maksa gue jawab pertanyaan yang gue sendiri nggk tau apa jawabannya." Kata shila pada dr. Luke.

"Kamu dan tema teman mu berada di masa depan. Orang yang menyekapmu semalam bukan aku. Melainkan kembaranku ramos." Penjelasan dr. Luke menambah kebingungan kami.

"Apa anda juga mencari lima batu permata seperti ramos?" Tanya shila kembali. Sepertinya shila tau banyak tentang ramos.

"Iya aku mencarinya dan ingin meindunginya agar tidak jatuh ke tangan orang yang salah." Jelas Dr. luke.

"Mengapa kalian memperebutkan batu permata itu?" Tanya shila.

"60 tahun yang lalu aku dan ramos hidup bahagia bersama kedua orang tua kami. Tapi hal itu hancur ketika aku diterima belajar di universitas termana sedangkan dia tak di terima di universitas yang sama seperti ku. Dia terpuruk, belum lagi kedua orang tua ku yang selalu merendahkannya di depan semua orang. Hal itu membuat dia benci pada padaku.
Dan setelah dua tahun kemuadian aku berhasil membuat robot dan mesin waktu. Tampa sepengetahuanku ramos masuk kemesin waktu dan menimbulkan kerusakan beberapa tahun lalu." Dr.luke.

"Jadi sebenarnya anda tidak berasal dari tahun 3000-an? Tanya hans bingung.

"Iya. Aku berasal dari tahun 2123.  Ralin lah yang berasal dari masa depan ini. Dan hanya ralin lah yang tidak ikut hancur bersama penduduk di kota ini karna ulah ramos" jelas dr. Luke.

"Apa yang bisa kami lakukan untuk membantu memulihkan kota ini?" Tanya ku. Jujur saja aku sangat sedih melihat ralin menangis tadi. Aku yakin itu pasti karna dia sangat merindukan kedua orang tuanya.

"Apakah kalian yakin ingin membantu ku?" Tanya dr. Luke tidak yakin

Aku melihat kearah ketiga temanku. Tampaknya mereka tidak setuju dengan ku. Aku pun menunduk dan pasra tidak bisa membantu ralin.

"Gue setuju!" Ucap shila tegas. Aku pun tersenyum kearahnya. Dan beberapa saat kemuadian
Aldi dan hans juga mengatakan hal yang sama. Dan membuat aku tersenyum bangga pada ketiga teman ku itu. Ternyata mereka tifak hanya tenar di sekolah tapi juga memiliki jiwa kemanusian.































"Saya juga setuju!!"  tiba-tiba saja seseorang memasuki memasuki ruangan dr. Luke dengan nafas tidak teratur.




































"Ralin?? Bagaimana bisa??" Serentak kami bertanya?



















Tamat!! Next to RAHASIA Part Two..

See you..


Jangan lupa kasih bintang dan juga komen ya.... :)

RAHASIA 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang