IV

43 15 1
                                    











Setelah memasuki kamar aku langsung merabakan diriku di kasur. Lelah rasanya dengan semua kejadian yang baru saja menimpa menimpa ku. Aku berusaha menutup mataku agar bisa tertidur. Tapi nihil. Pikiran ku selalu tertuju pada bunda.

"Sudah tidak usah terlalu dipikirkan. Ibu mu baik-baik saja." Kata ralin.

"Sejak kapan lo disitu? Dan bagaimana lo tau kalau gue lagi mikirin nyokap gue?" Tanyaku pada ralin. Ya, semenjak tau kalau dia dari masa depan aku tidak memanggilnya dengan embel-embel 'kakak' lagi.

"Baru beberapa saat yamg lalu. Saya bisa baca pikiran orang dengan melihat bola matanya." Jawab ralin. "Tidak hanya kamu yang merasa rindu dengan orang tua mu. Saya juga sama sepertimu. Sudah hampir lima tahun saya tidak bertemu dengan kedua orang tua saya." Sambungnya.

"Emangnya nyokap bokap lo dimana? Dan kenapa dari tadi gue nggk ngelihat makhluk hidup di tempat ini selain lo dan dr. Luke?" Tanya ku padanya. Jujur aku sangat bingun dengan situasi sekarang. Rasanya aku seperti ada di salah satu flim kartun jepang yang bisa bolak-balik ke masa depan.

"Saya tidak ingin membahasnya. Lebih baik kamu tidur agar besok bisa fit dan membantu menyelamatkan teman mu" perintahnya sebelum keluar kamar. Dan setelah itu aku mulai menutup kedua mata ku dan masuk kealam mimpi.

***

"Kezia bangun!! Dr. Luke sudah menunggu" Suara itu menyadarkanku dari tidur nyenyak ku.

"Hm.. iya  aku akan mandi dulu setelah itu akan ke ruagan dr. Luke" kata ku dan bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri ku.

"Di lemari ada beberapa pakaian. Pilih lah mana yang pas untuk mu" kata ralin

"Baikalah" jawab ku.

Kini aku sedang melihat tampilanku di cermin. Dengan memakai celana lie dan kaus serba hitam serta jaket kulit berwarna coklat membuat ku tidak seperti kezia si anak pendiam.

Merasa ada yang kurang dengan penampilanku, aku pun mengambil kalung yang berada di dalam tas ransel sekolah ku dan memakai kalung tersebut. Kalung itu adalah kalung pemberian dari oma di ultahku bulan lalu. Aku selalu mamakai dan membawa kalung itu bersamaku. Tapi ketika di sekolah aku melepasnya dan menyimpannya di tas ku karna peraturan sekolah yang tidak memperbolehkan murid nya memakai perhiasan di area sekolah.
"Gini batu perfect" ucap ku setelah berhasil memakai kalung itu dan melihat pantulanku di cermin.

Setelah itu aku langsung keluar kamar dan berjalan menuju ruanagan dr. Luke.

Tapi ketika dalam perjalanan menuju ruangan dr. Luke semua robot pembunggkukkan badannya tanda hormat padaku. Padahal seingat ku semalam para robot tak melakukan hal ini.

***


Setelah sampai diruangan dr. Luke aku langsung menanyakan keanehan yang ku alami. Dan aku semakin terkejut mendengar jawaban darinya.

"Kau lah pemilik batu biru itu. Kalung mu itulah yang membuat semua robot tunduk pada mu. Dan sebaikknya kamu simpan kaling itu. Jika tidak kamu dalam bahaya." Jelas dr. Luke.

Merasa takut dengan apa yang dikatakannya, aku pun melepas kalung itu dan langsung menyimpannya di saku jaket kulit ku.

"Siapa yang dalam bahaya?" Tanya aldi yang baru saja masuk bersama ralin dan hans yang mendengar setengah pembicaraan dr. Luke.

"Bukan siapa-siapa" jawab ku.
Sedangkan dr. Luke dan ralin saling berpandangan seperti sedang membicara kan sesuatu melalu mata mereka. Oh iya aku lupa kan ralin bisa membaca pikiran, sudah pasti dia sedang membaca pikiran dr. Luke.

"Lebih baik kita sarapan terlebih dahulu." Kata dr. Luke yang menyadari aku  memperhatikannya.

Lagi dan lagi aku, aldi dan hans di buat kagum. Bagaimana tidak semua makanan yang tersaji di meja makan adalah buatan robot.

"Ternyata robot juga pandai masak rendang padang." Kata aldi memuji para robot.

"Terimakasih atas pujian anda tuan. Semoga hari anda menyenangkan." Kata si robot.

"Wah... ini benar-benar keren! Robot itu sudah sangat mirip dengan manusia." Kata aldi disela-sela makannya.

Setelah selesai sarapan kini kami kembali membahas cara untuk menyelamatkan shila.

"Bagaiman kalau kita suruh para robot untuk melawan pasukan topeng itu. Kan jumlah robot di sini juga termaksud banyak." Saran aldi.

"Tidak bisa. Aku tidak ingin membebani para kaum robot. Dan apabila itu kita lakukan. Kita sama saja akan kalah. Karena mr. Luke memiliki radiasi yang dapat membuat para robot patuh terhadap         perintahnya" Jelas dr. Luke.

"Bagaimana kalau kita menyamar menjadi salah satu pasukan bertopeng dan menyelinap masuk kedalam pintu itu." Saran ku.

"Saya setuju. Dan saya bisa menyuruh para robot untuk mebuat pakaian dan topeng yang sama persis seperti yang di pakai oleh pasukan bertopeng. Dan bagaimana dengan yang lain? Apakah kalian setuju atau malah memiliki pendapat lain?" Tanya ralin.

"Gue setuju!" Jawab aldi dan hans.

"Dan bagaimana dengan anda
dr. Luke?" Tanya ralin pada dr. Luke.

"Saya setuju"
















Next...

RAHASIA 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang