Untuk apa kau hadir di hatiku, jika pada akhirnya kau pergi tanpa pamit.
🌹🌹🌹🌹
Karena senang Ari tanpa sengaja memeluk Aisyah, sedangkan di ujung pintu masuk rooftop ada seorang cowok melihat adegan itu dengan tatapan tak suka.
🍁🍁🍁🍁
"Udahan kali pelukannya, sesak napas entar gue"ucap Aisyah, Ari segera melepaskan pelukannya dengan Aisyah. "Maaf"Ari sambil cengengesan.
"Ri, gimana masalah perjodohan lo dengan Laura?"tanya Aisyah.
"Laura bilang kemaren kalo gue udah punya pacar ke bokap gue. Jadi hari ini bokap ama nyokap gue ke sini, untuk mastiin ucapan Laura benar apa salah"jelas Ari panjang kali lebar, Aisyah hanya berohria.
"Syah, bantu gue ya"pinta Ari.
"Bantuan apa"bingung Aisyah.
"Buat jadi pacar pura-pura gue"mohon Ari.
"Lo gila"ucap Aisyah hampir berteriak.
"Laura kan udah tau kalo lo pacar gue"jawab Ari, Aisyah nampak berfikir dengan ajakan Ari. "Oke gue mau, dengan satu syarat"kata Aisyah.
"Apa syaratnya?"tanya Ari
"Lo harus jadi asisten gue selama 2 minggu dan gue bakal bantuin lo terus, kalo bokap atau nyokap lo pengen ketemu gue, gimana?" tawar Aisyah.
"Oke, cuman 2 minggu aja kan"jawab Ari, Aisyah hanya mengangguk sebagai jawabannya.
****
Aisyah kini baru keluar dari kelasnya dan kebetulan itu kelas terakhirnya kuliah hari ini. "Yes, gue bisa pulang"sorak hati Aisyah. Aisyah segera melangkahkan kakinya ke parkiran, saat ingin masuk mobil ada seseorang yang memanggilnya "Espera de aisyah"teriaknya, (Tunggu Aisyah).
Aisyah segera menolehkan kepalanya ke belakang dan terdapat Brandon yang sedang berlari ingin menghampirinya, Aisyah segera menutup kembali pintu mobilnya dan Brandon sudah ada di sebelahnya. "¿Qué pasa con Brandon?"tanya Aisyah, (Ada apa Brandon?).
"¿Estás ahí hoy?"tanya balik brandon, (Apa kamu ada acara hari ini?).
"sí, tengo un evento, primero yo"jawab Aisyah, lalu masuk ke mobilnya. (Ya saya punya acara, saya duluan ya).
****
Pukul 19.30 di Madrid
Ari kini telah sampai di sebuah rumah yang terlihat simpel namun masih terkesan mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story in Madrid
Teen FictionUntuk apa kita bertemu, kalau pada akhirnya akan ada sebuah perpisahan?