🌹🌹🌹
Pagi itu, pagi yang istimewa bagi Dhia, suaminya melarangnya melakukan rutinitas biasa. Inginnya, Dhia menemaninya, bercanda dan berbincang dengannya.
" Sini Dhi ", suaminya meminta Dhia duduk di sampingnya. Tempat duduk favoritnya, lesehan khas arab yang empuk. Sebuah tempat di kosongkan tepat di sebelahnya, setelah sebelumnya di bersihkan tangan kekarnya.Melihat sikap manis suaminya, membuat Dhia jadi tersanjung sendiri. Walau bisa dikatakan bukan pengantin baru lagi, perlakuan suaminya seperti itu tetap saja membuat wajahnya berwarna.
Kandungannya yang makin membesar, membuat Dhia harus duduk dengan meluruskan kakinya. Dan lucunya tanpa banyak tanya, Suaminya berbaring dan meletakkan kepalanya di pangkuan Dhia. Sambil berbicara tangan Dhia dipegangnya.
"Apa yang sedang kau pikirkan Kanda?" Dhia bertanya sambil tersenyum.
"Kanda sedang membayangkan, suatu saat ku genggam erat tanganmu seperti ini, kita berjalan hanya berdua saja, menyusuri pematang sawah yang tengah menguning, yang sebentar lagi akan dipanen."
Wajah suaminya bersemangat, lalu melanjutkan, "Membayangkan, suatu saat ku genggam tangan dan jemarimu, kita berjalan hanya berdua saja. Memasuki hutan kecil yang kita tanami pepohonan dan buah-buahan, agar memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat disekitar kita," kali ini wajah Dhia yang sumringah.
"Membayangkan, suatu saat ku berjalan denganmu bergandengan tangan, menikmati ramainya suasana kampus besar yang kita mimpikan selama ini. Sebuah kampus yang di penuhi anak-anak dari TK, SD dan SMP sampai SMA dan perguruan tinggi. Dan saat terdengar adzan dzuhur berkumandang semua siswa serentak shalat berjamaah. Mereka akan menjadi generasi penerus negeri tercinta, dengan Ilmu yang mumpuni, dengan pemahaman akan islam yang bermuara dari Rasulullah, dan memiliki hafalan al-qur'an yang luar biasa," suaminya bertambah semangat.
"Membayangkan, suatu saat duduk bercengkrama berdua, setelah letih seharian berkeliling, duduk di beranda rumah panggung kita, tidak mewah, mungkin bentuknya mirip dengan rumah jamur, kecil tapi nyaman. Yang dibawahnya ada kolam ikan, Sambil menikmati bunga-bunga indah bermekaran disekitarnya, di temani teh hangat dan sepiring goreng pisang dan bakwan serta tahu isi."
Ada rasa indah menghiasi hati Dhia.
"Membayangkan, semua itu suatu saat bisa kita nikmati, senantiasa saling bahu-membahu untuk sebesar-besarnya kita abdikan diri kita pada Allah, Rasulullah dan negeri kita tercinta indonesia. meskipun mungkin hanya sebatas untuk lingkungan kecil sekitar rumah kita."
Mata Dhia memanas, dan hatinya mengaminkan berkali-kali.
"Apakah itu adalah saat paling bahagia dalam hidupmu Kanda?" Dhia bertanya kembali.
Suaminya bangun dan memandang lekat wajah Dhia lalu berkata, "saat itu belum datang."
Dhia tertegun sejenak, agak kaget, "Dan kapankah saat itu akan tiba?"
"Pada hari ketika engkau membuka pintu dan engkau berkata padaku, 'Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh suami terkasihku', di istana kita di JannahNya."
Suaminya menjawab dengan penuh kesungguhan, mata Dhia tak bisa menahan lagi, air mata nya berderaian. Sambil terbata Dhia berkata :
" Pegang erat terus tanganku Kanda, jangan kau lepaskan .... selalu ingatkan dan semakin erat engkau pegang, saat diriku akan terjatuh. Teruslah jadi imam terbaikku hingga sampai jannahNYa."
🌹🌹🌹
Pagi yang hangat, obrolan itu berlanjut. Saat ini betapa nikmatnya Dhia rasakan, Bisa duduk nyaman, berkumpul dengan orang-orang tercinta. Tangan kanannya sekarang sedang memegang erat mushaf dan merasakan ketenangan membaca Ayat-ayat cintaNya. Sedangkan tangan kirinya memegang calon baby yang dari tadi bergerak aktif. Tak lama, terdengar desah halus napas suami yang tertidur di pangkuannya.
MasyaAllah ... Segala puji bagi اَللّهُ, Rabb semesta alam.🌹🌹🌹
#EdisiRumahTanggaSeries
#BasedOnTheTruthStory
![](https://img.wattpad.com/cover/146969973-288-k212885.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable moments
Romancekenangan yang takkan pernah terlupakan .. membersamai dan memberikan semangat juga charge disaat kelelahan menyapa..