Unforgettable moment (part 1)

81 6 0
                                    


   🌴🌹🌴🌹

           Mesjid itu berukuran kecil berwarna hijau muda, berhiaskan tanaman dan bunga segar di sekitarnya. Hiasan di dalamnya pun sangat sederhana, dikiri kanan atas dekat mimbar terpasang kaligrafi lafadz Allah dan lafadz Rasulullah, di tengahnya terdapat jam dinding tua . Kalender hijriayah tergantung tepat dekat jendela, lantainya beralaskan karpet hijau, khas mesjid tahun 90-an. Serasi, bersih dan asri itulah pembeda mencolok dari mesjid ini.

Walau sederhana, tapi saat berdiam di dalamnya sangat nyaman, sejuk dan selalu membuat betah. Tak perlu ada AC, karena cuaca Bandung sangat bersahabat dengan kulit.

Di belakang mesjid, sebuah kolam ikan ada disana, bersebelahan dengan hamparan sawah hijau yang di sekat sungai besar, semakin memperlebar jangkauan penglihatan akan nampak gunung geulis yang berdiri dengan gagahnya. Salah satu ciri istimewa propinsi Jawa Barat.

Mesjid mungil ini adalah salah satu tempat favorit Dhia, tempat beraktivitas jika sedang tak ada kegiatan di sekolah atau di kampus. Mesjid ini yang mengenalkan Dhia banyak hal, walau kecil tapi berbagai kegiatan terus di galakkan di sana, kegiatan pengajian rutin anak-anak, remaja bahkan ibu-ibu. Dan saat masuk Ramadhan, kegiatan di sana semakin semarak.

Dhia salah satu penggerak sekaligus panitia Ramadhan, belajar dan aktif di mesjid itu sejak duduk di bangku SD, hingga saat ini sudah menjadi seorang mahasiswa sekaligus pengajar di sebuah SDIT.

Dhia sangat aktif di berbagai pengajian di Bandung, baginya selagi ada kesempatan bisa menimba ilmu, walau dengan bekal yang pas-pasan akan di datanginya.

Soal jodohnya, apakah Dhia pernah berpikir ke sana? justru langkahnya saat ini, adalah salah satu caranya menyongsong jodohnya. Dhia yakin, laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik, laki-laki yang sholeh hanya untuk wanita sholehah. Saat Dhia sholehah, suaminya sholeh maka dengan sendirinya akan mewujudkan keluarga yang sholeh juga.

Dan siapapun itu, yang perlu Dhia lakukan saat ini adalah menyiapkan dirinya menjadi wanita yang shalihah, setelah itu tunggulah janji Allah. yang terbaik pasti akan hadir disaat yang terbaik.

🌴🌹🌴🌹


           Dan malam itu, malam-malam Ramadhan. Malam yang penuh berkah, jamaah taraweh memenuhi mesjid kecil itu, ada satu sosok asing, berjaket tebal dan berkacamata menjadi salah satu jamaah. Sangat kelihatan kontras, karena gaya khasnya yang berbeda dengan jamaah lain. Selain itu karena hampir bisa di pastikan Dhia kenal semua jamaah yang datang ke mesjid itu.

Walau sempat penasaran tapi karena kesibukan sebagai panitia, membuatnya tidak terlalu fokus. Dan  alangkah kagetnya saat setelah sholat taraweh selesai, senyum sejuk sosok baru itu hadir di depannya. Pembina mesjid mengenalkannya, dan mengajaknya bergabung kedalam kepanitiaan Ramadhan.

A Yusuf begitu pembina mesjid memanggilnya. Dia baru saja pindah bersama keluarganya ke kampung sebelah. Karena didekat rumahnya tak ada mesjid, walau agak jauh dia mengejar shalat berjamaah di mesjid ini.

Masih kata pembina juga, A Yusuf sedang mencari dan ingin ikut aktif memakmurkan mesjid apalagi selama Ramadhan ini. karena di kampusnya dulu sudah terbiasa aktif dan mengadakan kegiatan juga. Saat ini A Yusuf sudah lulus dan sudah bekerja disebuah perusahaan swasta.

Sejak saat itu, Dhia rasakan ada warna lain di mesjid mungil itu.

Semakin Dhia mengenalnya, mendalami pemikirannya, melihat akhlaq nya, dan terutama melihat komitmen nya tentang al-islam. Mau tak mau kehadiran A Yusuf sudah mencuri perhatiannya. Tapi perhatian itu cukuplah Dhia simpan dalam hati, baginya saat ini yang paling penting adalah Ramadhan Goal- nya bisa tercapai.

Unforgettable momentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang