01 > Weird Boy

56 8 15
                                    


Taerin menutup pintu mobil Jungkook dengan keras. Wajahnya terlihat kusut. Tas sekolah dia lemparkan asal ke belakang kursi yang didudukinya. Mulutnya yang dicebikkan membuat Jungkook langsung menoyor kepalanya.

"Ini mobil orang, bukan rumah lo." Ucap Jungkook yang dari tadi sibuk ber-chat ria dengan seseorang.

Seketika Taerin berteriak.
"Ahh..lo resek banget sih! Cepet jalanin mobilnyaa gue pengen pulaaaaang!!"

Mood Taerin hari ini benar-benar rusak. Nilai ulangannya lagi-lagi tidak jauh dari angka lima membuat dirinya yang aneh malah menjadi mood swing.

"Gue cuma disuruh jemput lo. Urusan gue mau cepet jalan dan pergi kemanapun itu urusan gue Tae," Jungkook berucap sambil melembut-lembutkan suaranya.

Taerin hanya diam menatap dashboard mobil milik Jungkook yang terlihat berbeda.

"Lo ganti mobil?" Tanya Taerin seketika ketika ia tak lagi melihat mainan kecil berbentuk rilakkuma yang biasanya tertempel di atas dashboard milik Jungkook.

"Gue cuma ganti yang didalemnya," Jungkook lagi-lagi bersuara sementara atensinya tetap berada pada benda kotak yang sedang ia pegang.

"Rilakkuma yang gue kasih mana?" Taerin kemudian mengambil sesuatu dalam tas yang tadi sempat ia lempar kebelakang.

Jungkook terlihat kaget kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Gatau..di rumah mungkin, tar gue cari." Ucapnya final.

Taerin kemudian memukul lengan Jungkook berkali-kali.

"Lo tuh kenapa sih selalu ceroboh? Lo udah janji sama gue kalo lo gabakal ngilangin apapun pemberian dari gue kann??!!" Seru Taerin keras. Jungkook malah sampai menutup telinga kirinya.

"Iya,iya lo gausah marah-marah gitu ntar gue cari kok." Jungkook akhirnya menjalankan mobil yang dari tadi terparkir di depan Universitas mereka.

"Awas kalo ga ada! Nanti dashboard baru lo gue tempelin ini baru tau rasa." Taerin tertawa licik sambil terus memperhatikan mainan hello kitty yang ukurannya 10× lebih besar dibandingkan mainan rilakkuma berwarna coklat yang dihilangkan Jungkook.

"Hm," respon Jungkook acuh.

10 menit kemudian...

"Kukiiiiiii!!" Teriak Taerin yang berhasil membuatnya menginjak rem dan membuat keduanya terantuk kaca mobil.

"Gue kaget astaga Tae," Ucap Jungkook sambil mengusap dadanya pelan.

Taerin yang tidak memedulikan ucapan Jungkook kemudian menangis sambil menutup wajahnya dengan tangannya.

"Gue harusnya belajar. Kalo gue belajar gue gabakalan dapet nilai jelek. Gue gabakalan remedi. Dan gue juga gabakal berurusan sama pak Burhan lagi..gue tau gue salah, tapi plis sekali aja jangan temuin gue sama pak Burhan lagi kali ini.. Kuki,gue takut.."

Jungkook hanya menatap Taerin jengah. Dia beneran nangis ga sih?

"Ey, lo kesambet apaan? Tadi teriak2 gajelas sekarang malah nangis.." ucap Jungkook sambil merapikan rambut Taerin yang sekarang menutupi wajahnya.

"Kenapa? Remedi matematika lagi lo?" Jungkook kemudian menjalankan mobilnya pelan.

Taerin mengangguk. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan mengikuti remedi nanti. Kalian tahu, Taerin cengeng. Diteriaki saja Taerin sudah menangis. Apa lagi berhadapan dengan pak Burhan guru killer itu? Dia mungkin bisa saja pingsan.

"Huaaaaa gue mesti gimana???!" Taerin lagi-lagi berteriak.

"Beneran deh Tae, gue lebih baik jemput orang utan daripada harus semobil sama cewek aneh kaya lo." Jungkook menatap Taerin. Ia sebenarnya prihatin pada dirinya sendiri. Harus menjemput Taerin karena pingsan dimarahin pak Burhan.

The Last Target Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang