Akashi Seijūrō : Winner

329 36 0
                                    

Pairing : Absolute!Akashi x Absolute!Reader

-

Kau berdiri dengan raut wajah kesal kala menatap sang emperor yang memasang wajah angkuh. Di depan kalian terdapat dua lembar kertas berisi tulisan rapi dan angka besar di sudut kanan atas masing masing kertas beserta nama di sudut kiri atas.

Akashi Seijūrō - 100
(L/N) (F/N) - 99

Perempatan siku siku menajam kala sang emperor mulai tersenyum licik padamu. "Baiklah, (F/N). Kau kalah.. lagi. Bukankah sudah kubilang?" Ia berjalan mendekatimu dan mendekatkan wajahnya pada wajahmu, "Aku ini absolut tidak ada yang dapat membantahku atau mengalahkanku. Bahkan untuk seseorang sepertimu." Lalu menjauhkan wajahnya seraya menyeringai kala melihat wajahmu yang sepenuhnya merah.

Bukan.

Kau bukan malu atau salah tingkah. Kau marah. Atau lebih tepatnya kesal. Bayangkan saja, kau adalah seseorang yang dijuluki 'ratu' oleh seantero Rakuzan. Bahkan para guru pun takut padamu. Namun semuanya berubah kala seorang lelaki pendek datang ke sekolah ini dengan status murid pindahan dari SMA Teiko. Dan bayangkan apa yang dia bilang pertama kali saat kalian bertemu,

"Tch. Dasar cewek tak tahu diri."

"Awas saja kau, dasar Bakashi! Aku akan mengalahkanmu," dengan itu, kau menghentakkan kakimu dengan kesal seraya berjalan keluar kelas kosong itu.

Meninggalkan sang kaisar yang tertawa kecil di belakang. "Menarik."

(๑و•̀ω•́)و

"Dasar Bakashi sialan, awas saja. Kalau kutemukan waktu yang tepat akan kubunuh kau, kucincang otakmu.." kau mengutuk dengan pelan kala matamu menatap surai merah yang berada di gym.

Disebelahmu, sahabatmu, (B/F/N) menatapmu dan Akashi secara bergantian dengan bingung. "(F/N)-chan, kau tidak mencari masalah dengan lelaki lagi, kan?"

"Tentu saja tidak! Si Bakashi itu yang mencari masalah duluan! Kau tahu betapa menjengkelkannya dia? Kau tau rasanya saat setiap kali aku bertemu dengannya, rasanya aku ingin mencincang otaknya menjadi jutaan bagian, lalu kubakar dan-"

"Ya, ya.. aku tahu (F/N)-chan."

Kau mendecih kesal kala melihat beberapa gadis menatap Akashi dengan pandangan berharap.

Mereka bodoh, atau apa?

Memang, kau mengakuinya. Akashi memiliki ketampanan diatas rata rata (meskipun wajahnya sangat menyebalkan). Kapasitas dan kemampuan otaknya tak perlu diragukan lagi. Lalu, tubuh atletisnya yang membuatmu-

Ngomong ngomong, kau tak mengerti mengapa Akashi bersikap cool didepan para gadis lain, dan bersikap menyebalkan padamu. Dan lagi, kau benar benar tak menyukai bagaimana dia mengambil perhatian para guru, lalu yang lebih menyebalkan, dia merebut posisi atas darimu.

Surai merah yang sedari tadi kau tatap secara tiba tiba menoleh kearahmu. Kedua alisnya terangkat kala seringai mulai terbentuk di bibirnya. Tangannya terangkat dan mulai melambai padamu.

Namun alih alih terpesona, perempatan siku siku malah terbentuk di pelipismu.

"Selamat siang, (F/N). Kulihat kau sedang makan siang sambil memperhatikanku, ya? Hati hati kalah lagi." Akashi berujar dengan agak keras diiringi seringai andalannya.

Kau menatapnya dengan tajam, "diam kau, dasar Bakashi Seijuraho!" Kau membereskan bentomu dengan cepat dan berjalan pergi dari situ diiringi tatapan penasaran dari anggota tim basket Rakuzan dan beberapa murid yang berada disitu.

dasar Akashi baka!

ヽ(`⌒')ノ

Kau mendesah puas kala menatap kanvas bergambar lukisan merah-mu.

Bukan.

Itu bukanlah gambar seorang Akashi Seijuro. Melainkan lukisan taman mawar dominasi merah di belakang rumahmu. Kau terdiam menatap lukisan mawar abstrak itu. Mengamatinya dengan teliti, mencari sesuatu yang mengganggumu sedari tadi.

Pewarnaan? Sempurna.

Perspektif? Sempurna.

Realita? Sempurna.

Lalu apa yang mengganggumu?

Kau mengerutkan kening, berpikir dalam dalam kala otakmu memproses sesuatu yang janggal dari gambarmu.

Ini memang akunya atau taman bungaku terlihat seperti..

Seperti?

Akashi Seijuro

Wajahmu berubah menjadi datar. "Bakashi! Apa yang kau lakukan di rumah-ku?!"

Terdengar kekehan kecil dari surai merah yang sedang berbaring di antara bunga bungamu. Surai merah itu mengenakan sweater merah maroon dan celana training merah-hitam. "Kau baru menyadarinya sekarang, (F/N)?"

"Apa yang kau lakukan disini?!"

"Melihat sainganku bekerja keras untuk menyaingiku, tentu saja. Apa lagi?" Akashi mendudukan dirinya kemudian berdiri dan beranjak mendekatimu.

"Gara gara kau lukisanku hancur, dasar Bakashi!" Kau menatapnya kesal.

"Hm.. bilang saja kau sebenarnya memang ingin melukisku, tidak usah pakai alibi 'tidak sengaja terlukis'."

"Siapa juga yang mau melukismu?! Sudah sana pergi! Mengganggu sekali," kau menggerutu.

"Jadi kau mengusirku?" Akashi tersenyum menggoda.

"Iya." Kau menjawab ketus.

"Baiklah." Akashi melangkah pergi, namun tidak sebelum mengucapkan, "Belajar yang rajin, atau kau tidak akan menyusulku."

Perempatan siku siku menajam di pelipismu.

(๑و•̀ω•́)

Kau meletakkan kepalamu di lenganmu dengan lelah. Kau mengakuinya, Akashi tak bisa dikalahkan.

Disebelahmu, Akashi tersenyum puas. Ruang kelas sudah sepi saat itu karena murid murid sudah pulang setelah mengetahui nilai nilai ujian akhir mereka. Sebagian pulang dengan wajah sumringah, dan sebagian lagi dengan wajah kecut; contohnya adalah kau.

"Sudah sana Akashi. Kau menang, aku tak peduli lagi soal mengalahkanmu atau menang atau apalah." Kau mendesis jengkel seraya membereskan kertas ujianmu dan memasukkannya ke dalam tas. Bersiap untuk pulang dan meninggalkan kaisar merah itu.

Namun Akashi hanya menyeringai lalu menarik pergelangan tanganmu, membuatmu jatuh terduduk di atas pangkuannya. Wajahmu memerah sempurna, "a-apa yang kau lakukan, Akashi?!"

Akashi menangkat alisnya lalu mendekatkan bibirnya ke telingamu yang memerah,

"Jangan menyerah, soalnya kau sudah mengalahkanku. buktinya, kau berhasil memenangkan hatiku."

⁄(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)⁄

Extra :

Beberapa bulan kemudian, sekolah dihebohkan dengan kau yang datang ke sekolah dengan lengan kanan yang digenggam oleh lengan Akashi (yang menyeringai penuh kemenangan). Alih alih kaget, satu sekolah malah menjadi heboh dan histeris.

"Sudah kuduga! Akashi-sama dan (L/N)-sama memang cocok!"

Kuroko no Basket || Various x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang