Kepada mu (3)
Baru beberapa hari yang lalu aku menulis surat untuk mu, kemarin hari kelahiran ku entah kau ingat atau sengaja melupakan.
Aku teringat dulu masa-masa dimana kita sedang dekat-dekatnya, kita menghabiskan waktu bersama, kau tidak pernah malu menunjukkan sayang mu kepada ku di depan teman-teman mu. Dulu banyak yg memandangku dengan sinis melihat kedekatan ku dengan mu, terutama teman-teman wanita mu yang memang menaruh hati padamu. Entah apa yg membuat mu tertarik pada cewek jutek dan cuek seperti ku. Kau dulu aktivis di SMA tapi sesibuk apapun dirimu kau selalu menyempatkan waktu mu untuk ku, untuk menunjukkan perhatian mu pada ku. Ku masih ingat dulu di hari ulang tahun ku yang ke 18 tahun, kau datang ke rumah ku dengan membawa kado yg berisi jilbab, kau ingin aku menutup aurat ku bukan hanya di waktu-waktu tertentu tapi setiap waktu. Surat yg kau tuliskan untuk ku sudah di makan api ketika kekecewaan ku kepada mu, padahal tidak sepenuhnya salahmu. Wajar jika kamu marah dan mendiamkan ku karena saat itu aku selalu membanding-bandingkan mu dengan cinta pertamaku.
Begitu labil diriku, hingga ku marah dengan sikap diam mu dan ku bakar surat-surat mu beserta boneka kecil lumba-lumba. Kini ku baru sadar kenapa aku sayang dengan boneka lumba-lumba ketika kerap kali ku melihat di toko boneka ingin rasanya ku memilikinya, aku senang menggambar lumba-lumba, semua yang berkaitan dengan lumba-lumba terasa dekat dan membuat ku nyaman, rupanya memang benar otak bawah sadar ku sudah terpenuhi oleh kenangan-kenangan kita.
Masih ingatkah ketika pada akhirnya kau dan aku terpisah oleh jarak dan waktu?
Masa dimana kau harus mengambil beasiswa mu kuliah di semarang, dan aku menerima nasib ku bekerja karena ujian tulis ku masuk PTN di tolak. Saat itu kau berjanji, kau akan pulang sebulan sekali untuk menemuiku, memang benar kau tepati janji itu, kita selalu sempatkan waktu walau hanya 15 menit dalam sebulan untuk sekedar melepas rindu. Masa-masa indah itu tidak berlangsung lama karena pada akhirnya tiba-tiba kau meninggalkan ku tanpa sebab. Mungkin karena kau sibuk dengan dunia baru mu di kampus, beberapa bulan kau menghilang dari ku, kau membuat ku terpuruk dan sakit hati menyimpan banyak kekecewaan.Salah memang ketika aku berfikir demikian, karena saat itu kita tidak punya ikatan apapun, walapun kita sama2 tahu bahwa kita saling mencintai dan kita membuat komitmen untuk saling menyemangati dan mendukung satu dengan yg lainnya.
Ketika kau menghilang tidak sepantasnya aku marah pada mu karena kita memang tidak ada ikatan apapun.Hanya saja hati kecewa terlalu baper dengan setiap kata-kata manis mu, dulu kau ingin mengenalkan ku pada orang tua mu tapi aku menolaknya karena menurutku belum tepat waktunya. Kau berjanji ingin mengajak ku bermain ke jurug air terjun tetapi belum sempat kau penuhi janji itu kau menghilang tanpa kabar. Chat ku tidak pernah kau balas, kau abaikan perasaan ku. Dan aku sangat terluka.
Hingga akhirnya ku putuskan mengundurkan diri dari tempat kerja ku dan memulai kehidupan baru ku tanpa kamu, walapun terasa sangat sulit ku jalani semuanya. Setiap malam aku menangisi mu, sampai ku berfikir apakah kau menjauhi ku karena saat itu aku bukan anak kuliahan??? Apa kau sudah menemukan teman wanita baru yang jauh lebih baik dari ku disana?? Andai kau tau tersiksanya diriku saat itu harus patah hati dalam kondisi aku sedang berjuang belajar siang dan malam untuk menembus PTN, konsentrasiku terganggu karena sakitnya hatiku saat itu, sulit sekali ku memotivasi diri ku sendiri untuk bangkit tapi aku yakin bahwa aku harus bisa buktikan bahwa aku kuat melewati hari2 ku tanpa mu.
Dan ketika besok nya aku akan ujian tulis, tiba-tiba kau menelfon ku meminta maaf kepada ku menangis dan mengakui semua kesalahan mu, kau berucap ingin serius dengan ku dan ingin datang menemui ayah ku 2 atau 3 tahun lagi untuk melamar ku, saat itu aku hanya terdiam dan menahan tangis merasakan sakitnya batin ku , setelah kau sia-sia kan aku begitu saja dengan teman baru mu kemudian dengan mudahnya kau meminta maaf dan berkata demikian, kau sudah menusuk hati ku berkali-kali tapi aku tidak bisa memberi jawaban selain ku amin kan doa mu itu, lagi-lagi kau mengganggu konsentrasiku.
Setelah semua perjuangan ku selesai, dan aku di terima di PTN, kau pun mulai mendekati ku lagi, kau meminta kesempatan untuk meperbaiki semuanya, aku pun tidak bisa memungkiri bahwa aku sangat menyayangimu. Kita mulai buka lembaran baru dengan cerita yg baru, kau di semarang dan aku di solo. Bulan berganti hubungan kita pun semakin baik, lebaran kemarin kau datang ke rumah ku mengutarakan keinginan mu untuk serius dengan ku, aku senang namun karena saat itu kita sedang sama-sama kuliah, ku meminta mu untuk lebih bersabar dan kita sama-sama menyelesaikan perjuangan kita, jika memang kita berjodoh pasti Allah akan menyatukan kita cepat ataupun lambat.
Ku fikir kedepan nya hubungan kita akan membaik dan baik-baik saja, sayangnya tidak demikian. Kau mengecewakan ku lagi, kau menjadi aktivis kampus sampai kau lupa mengabari ku, ku tahu tanggung jawabmu sangat besar sebagai pemimpin mengetuai beberapa organisasi, sebagai pembicara keliling kota, sebagai aktivis mengisi seminar-seminar di berbagai tempat, ya aku tau itu, aku mendukung semua yang kau lakukan, tapi tidak kah kau sedikit saja perduli dengan perasaa ku? Kau beri aku kabar walaupun hanya sebulan sekali, rupanya kau memang sudah berubah menjadi orang yang sangat idealis. kau tidak membalas chat ku, komentar ku pun kau abaikan, tetapi kau selalu online dan membalas komentar teman2 mu termasuk teman-teman cewek mu, bahkan saat aku oprasi dan sakit pun kamu tidak perduli dengan ku, kamu benar sudah berubah, aku kehilangan kamu, 4 tahun lebih perjalan kita hanya menjadi proses pembelajaran dan pendewasaan diri. Akhirnya yg aku takutkan terjadi, aku tidak mampu mengimbangi idealisme mu. Ku doakan semoga kau selalu bahagia. Memang benar katamu hati ku kuat, karena memang aku harus kuat ada atau pun tanda ada kamu di samping ku.
Hari ini aku memilih menyerahkan semua perasaan ku pada Pemilik Hati Yaitu Allah. Mungkin ini surat terakhirku untuk mu, memang belum ku tuliskan semua kisah kita, tapi ku rasa tak perlu ku ungkap semua rasa yg sudah susah payah ku sembuhkan perlahan. Jaga dirimu baik-baik. Aku memang menyimpan satu pertanyaan besar di hatiku kepada mu tapi biarlah Allah yg nanti akan menjawab nya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Cinta di SMA
Romance"Seperti senja dengan warna-warna indahnya, terkadang ia berwarna merah merekah, terkadang ia juga berwarna hitam pekat, Namun Langit tetap menerima senja dengan apa adanya"