7.

2.4K 498 158
                                    

Warning : typos, long chapter




Hari pertama sekolah. Siswa-siswi baru masih pada semangat, ingin rasain gimana rasanya belajar di Harvey. Sekarang masih jam setengah 7 kurang, menuju jadwalnya sarapan.

Manusia-manusia Eighters udah ada di ruang makan sejak jam enam, soalnya udah janjian mau ngerumpi dulu.

Heejin sekarang udah biasa aja sama Jeno, sampe kemaren malem Heejin ngomong lagi, kalo misalkan Heejin mati di tangan Jeno, Heejin ga bakal jadiin hal itu jadi masalah besar. Toh tetep aja Heejin bisa idup.

Beda sama Heejin, isi pikiran Jeno cuma tentang satu hal. Bukan, bukan Heejin, tapi Jeno masih memikirkan bagaimana cara untuk hapus golongan di Harvey. Jeno rasa, yang gak puas dengan adanya golongan ini bukan cuma dirinya, tapi pasti orang lain juga ada yang punya perasaan yang sama, dan pada menit ini juga dia memikirkan hal yang sama. Jeno yakin.

Setelah bel sarapan bunyi,  makanan langsung datang. Eighters langsung makan dengan lahap.

Jam sarapan selesai, saatnya sekolah. Eighters nyari kelas bareng. Ternyata, dugaan mereka salah. Kelas gak dibagi berdasarkan golongan. Buktinya, Nakyung sama Jaemin ada di satu kelas yang sama, X-A.

X-A ada Jaemin dan Nakyung
X-C ada Jeno
X-E ada Seoyeon, Renjun, dan Hina
X-G ada Haechan
X-H ada Heejin

Setelah berpencar dan masuk ke kelasnya masing-masing, bel pun bunyi.

.

Di kelas X-A...

"Kyung duduk sama gua ya?" pinta Jaemin.

Yang ditanya malah nengok kanan kiri, nyari tempat duduk yang kosong selain bangku di depan matanya ini.

"Gak mau ah, cari temen laen yaa, gue mau kesitu," kata Nakyung sambil nunjuk meja yang salah satu kursinya udah didudukin sama satu cewek. Jaemin manyun, Nakyung ketawa dan langsung mikir kenapa temennya bisa naksir cowok macem Jaemin.

"Hai, boleh duduk disini?" Nakyung langsung nyapa cewek tadi.

"Haloo, oh boleh kok, silahkan," jawabnya.

"Nakyung," ucap Nakyung seraya menjulurkan tangan kanannya.

"Hyunjin," jawab cewek tadiㅡyang ternyata punya nama Hyunjin, sambil jabat tangan Nakyung.

"Wow.. perempuan juga bisa jadi Jaegar?" Nakyung kaget pas liat name tag-nya Hyunjin.

"Iyaa. Gue juga awalnya ga nyangka dan bingung kenapa bisa masuk golongan Jaegar. Tapi ya gimana lagi, ini juga bukan keinginan gue hehehe."

Nakyung mikir sebentar.

"Ah.. berarti.. lo..?"

"Iya, gue lagi nahan keinginan gue buat bunuh dia," kata Hyunjin sambil nunjuk meja Jaemin.

"HAH? JAEMIN KAN BUKAN EMRYS," karena kaget, nada bicara Nakyung meninggi.

"Eh bukaan, bukan dia, tapi sebelahnya."

"Oh.. kirain.."

"Hahaha, kok panik gitu sih? Suka ya lo sama dia? Siapa namanya? Dilan?"

"Hhhh nggak, dia Jaemin, temen sekelompok gue, sama-sama kamar nomor 208, jadi ya gitu."

"Ooh paham. Btw temen sebangku dia juga nomor kamarnya sama kayak gue," ujar Hyunjin.

"Oh ya? Lo kamar nomor berapa?"

"200," jawab Hyunjin. Nakyung ber-oh ria.

"Aneh, kenapa gue sama orang itu harus sama nomor kamarnya. Kadang gue kewalahan buat nahan, sampe mau nangis."

Harvey✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang