"Mina, Mina... Lo kebo banget, sih?! Ayo
bangun princess."
Suara melengking membangunkan Mina dari mimpi indahnya yang diketahui berlokasi di kasur tidurnya yang berwarna babyblue.
"Apa?" Jawabnya seraya mengusap kedua matanya, kemudian meraih kacamatanya.
"Ayo sekolah..."
"Sekarang jam berapa, Al?" Tanyanya dengan polos.
"Setengah tujuh, Na."
"Kesiangan atuh geulis!"
Pagi ini tidak ada yang berbeda dari pagi kemarin, kemarin lusa, bahkan puluhan pagi sebelumnya. Sarapan roti selai dan bergegas berangkat dengan ekspresi panik setiap harinya sudah menjadi pemandangan klasik bagi Mina, Alsa, dan pak supir, Pak Amir, yang selalu dihiasi oleh keadaan semacam ini.
Jam menunjukkan pukul enam lewat lima puluh menit. Syukurlah Mina dan Alsa tidak terlambat. Mereka bergegas masuk ke kelas.
"Yaampun, Al. Kapan ya gue ga telat lagi?" Tanya Mina sembari menghelas napas.
"Entar, tunggu negara api menyerang, Na." Sahutnya dengan polos menatap layar ponselnya.
"Aduh, gue kebo akut, sih ya?" Ujar Mina mendengak melihat langit-langit kelas.
"Mina."
Suara memanggil membuat Mina terkejut. Mina langsung menghadap depan dan merapikan rambutnya untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"Eh, Dion. Ada apa?" Sahut Mina dengan senyum manis.
Dion, laki-laki kelas sebelah yang paling dekat dengan Mina. Bukan sekedar dekat. Dion adalah kekasih Mina. Laki-laki 17 tahun itu aktif dalam ekstrakulikuler futsal di sekolah. Tidak jarang Mina menonton aksi Dion di tribun seraya berteriak menyemangati.
"Gue gabisa anter lo pulang nanti." Ujarnya menatap Mina dengan seksama.
"Oh, kamu sibuk ya?" Tanyanya berdiri mendekati Dion.
"Ada tugas kelompok di rumah Gista. Gue harus ke rumah dia habis sekolah, Na. Sorry." Jawabnya santai.
"Oh, begitu. Yaudah, nggak apa-apa deh. Goodluck!" Jawabnya seraya mengacungkan kedua jempolnya.
Mina menatap Dion diam seraya duduk di kursinya yang terletak di sudut kelas. Alsa melihat Mina yang melamun dan bergegas menghiburnya kala itu.
"Woy, jangan bengong geulis. Nanti lo kesambet," ujarnya sembari menepuk punggung sahabatnya itu.
"Iya, iya sorry." Jawab Mina terkaget dan sedikit gugup.
Senin pagi seperti biasanya. Mina belajar di kelas XI IPA 3 bersama sahabat sebangkunya, Alsa, si gadis cerewet dan sedikit tulalit (?)
Seperti senin pada umumnya, pelajaran dimulai setelah upacara bendera hingga pukul setengah delapan pagi. Setelah itu apa yang ditunggu? Yap, pengumuman tambahan. Buat apa lagi jika untuk molor jam pelajaran. Klasikal sekolah setiap minggunya yang dipastikan selalu dinanti-nanti oleh semua pelajar.