CHAPTER 5

8 5 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
Please jan jadi sides dung...
.
.
.
.
.
.
.
.




"Anyengasheo"

"Yoora?"

Apa? Dia masih mengingat ku? Aku tidak percaya.

"Apa ada keluhan? "

"..."

"Park Chanyeol - ssi? "

Kenapa suasana ini menjadi canggung? Okeh, aku harus profesional.

"Ah, belum ada"

"Boleh ku lihat tanganmu? "

Dia hanya mengangkuk sebagai jawabannya.

Aku pun memeriksa tangan nya dengan penuh hati - hati.

"Kau sudah rada mendingan, mungkin 3 hari kedepan kau bisa pulang " kata ku

Aku pun sedikit menjauh dari ranjangnya agar aku tidak terlalu gugup di depannya.

Ia hanya mengangguk.

"Bolehkah, aku berbicara dengan mu?" tanya nya

Tak kusangka ia mau mengobrol dengan ku, ku kura dia sudah melupakan ku.

"Lain kali, jika aku sedang kosong jadwal" jawab ku

"Ne"

"Boleh minta nomor telfon  mu? "

"Boleh "

Lalu aku menuliskan angka di kertas kecil dan memberi kan nya.

"Gomawo"

Aku hanya mengangguk, sebagai jawabannya.

Aku memberi hormat dan langsung pergi dari kamarnya, jujur aku ingin sekali memeluknya tapi apa boleh buat, aku terlalu gengsi.

~~~~

Aku masih dengan posisi ku yang tidak ku ubah dari tadi.

Duduk dengan kedua tangan ku yang menopang dagu ku pandangan ku menuju ke pintu yang tepat berada di depan ku.

Pikiran ku melayang kepada seorang laki laki yang baru saja aku periksa tadi bersama yeri, Chanyeol.

Aku tidak habis pikir dengannya kenapa ia masih mengingat ku tapi kenapa dia tidak menghubungiku?

Sejuta pertanyaan rasanya aku ingin mengutarakan kepadanya.

Cleck.

Pandangan ku langsung beralih ke seorang yang baru saja membuka pintu kerja ku.

"Yoora, mau makan bareng? " tanya yeri sambil mendekati meja kerja ku.

Aku pun melirik arloji ku yang ku letakan di tangan kiriku

12.01

"Baiklah, kajja"
Kata ku sambil berdiri posisi ku.

~~~~~~~

"Kita bergabung dengan mereka yuk" tunjuk yeri kepada meja yang ditempati oleh dokter joy dan suster airin.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kami bergabung yah" kata yeri sambil meletakan papan makanannya.

"Silahkan, wah lama sekali kita tidak berkumpul" kata joy

Aku hanya tersenyum mendengarkan perkataan joy.

"Heum, aku kangen kita bergosip seperti dulu" itu kata yeri sambil menyuapkan nasinya.

"Ah ya, kau kebagian mengurus pasien ruang 407 kan yoora? " tanya joy

Aku hanya mengangguk, karna yang joy maksud adalah kamar Chanyeol.

"Kau tau sebenarnya pasien yang kau urusi itu adalah dokter baru di sini, dia baru saja di pindahkan dari-

dari mana ya? Aku lupa?"

"Eum, london" itu kata airin

"Ah iya, London dan katanya juga dia akan separtner bersama mu-

"Ukhuk... Ukhuk.. "

"Yak!? Yak!? Gwenchana? " kata joy sambil memberi kan ku minuman.

"Aishh, kenapa kau bisa sampai tersedak sih? " tanya airin

"Mungkin dia terkejut dengan kenyataan kalo dia  harus separtner dengan man-

Aw, Aw,  Yak Yak appo"
Kata yeri sambil mengusap usap pahanya yang baru saja aku cubit.

Dia benar benar punya mulut yang tidak bisa di kontrol.

"Kau punya hubungan khusus dengan dokter itu?" tanya joy

"Ani"
jawab ku sambil melanjutkan aktivitas makan yang tadi sempat tertunda.

"Yak kita ini teman mu" kata airin

"Ceritanya terlalu panjang " jawab ku

"Oh ayolah, ceritakan saja"

" entar saja jika kita sedang libur

Bye, aku harus kembali kerja pai, pai"

Setelah itu aku berjalan menjauhi mereka, yang sedang menatap ku dengan wajah yang kesal.



.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.




Hai guys, gimana nih cerita kali ini panjang gak?
Hargai auothor lah ini lumayan panjang loh..
Auothor juga sempet stuck, gergara gak ada ide
Tapi gak tau kenapa setelah dengerin lagu
YOU ARE THE REASEON - CALUM SCOOT
Mood aouthor jadi balik lagi😙

YA UDAHLAH POKONYA JAN LUPA VOMENT.











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

~Bullshit - P.C.Y~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang