Ancaman dalam Kegelapan

4.2K 302 1
                                    

Beberapa saat kemudian, mereka berkumpul di ruang makan. Di meja panjang, peta, dokumen, dan laptop tersebar, sementara kopi hangat dan makanan ringan tersisa di sudut meja.

“Jadi, apa langkah kita selanjutnya?” tanya J-Hope, memecah keheningan.

Taehyung angkat bicara. “Mereka pasti akan bergerak saat jadwal tour sekolah berlangsung. Itu momen paling lemah dari sistem keamanan sekolah.”

Namjoon menggeleng. “Itu terlalu berisiko. Tour sekolah melibatkan siswa-siswa yang tidak tahu apa-apa. Mereka bisa terluka.”

“Tapi mereka juga tidak peduli dengan para siswa itu,” bantah Lisa. “Jika kita diam saja, siswa-siswa itu akan jadi korban.”

“Kita tidak bisa menyerang mereka di depan siswa,” potong Jimin. “Kau tidak tahu siapa sebenarnya siswa-siswa itu.”

“Maksudmu?” tanya Taehyung dengan nada bingung.

“Siswa-siswa di sana bukan orang biasa,” jawab Jungkook. “Mereka dilatih untuk bertahan hidup. Mereka bisa bela diri, bahkan membawa senjata tersembunyi.”

Jin menambahkan, “Dan mereka selalu diawasi oleh pengawal. Jika situasi memburuk, mereka punya cara untuk melindungi diri sendiri.”

Lisa memukul meja dengan telapak tangannya. “Kalau begitu, kita harus memastikan semuanya terkendali. Kita tidak bisa membiarkan hal-hal tidak terduga terjadi.”

Rose mengangguk. “Aku setuju. Kita lakukan sesuai rencana, tapi kita butuh strategi cadangan.”

Namjoon akhirnya setuju. “Baik, tapi ingat ini. Kita tidak boleh gegabah. Prioritas utama adalah melindungi semua orang di sekitar kita.”

---

Pagi Sebelum Tour
Keesokan harinya, suasana di rumah itu berubah menjadi lebih serius. Semua anggota sibuk mempersiapkan diri. Lisa dan Jennie memeriksa persenjataan, sementara Rose dan Suga menyusun strategi.

“Rose, kau akan memimpin tim pengintai. Kau, Taehyung, dan Jimin akan mengamati dari aula utama,” perintah Jennie sambil menunjuk titik-titik di peta.

“Dimengerti,” jawab Rose.

“Sementara itu, aku, Namjoon, dan Jungkook akan memantau dari luar gedung,” tambah Jennie. “Lisa dan Jin akan jadi cadangan jika situasi memburuk.”

“Bagaimana dengan plan B?” tanya Lisa sambil mengisi peluru ke dalam magazin.

Jennie tersenyum kecil. “Aku sudah mempersiapkannya. Kita hanya akan menggunakannya jika semuanya benar-benar kacau.”

---

Tour Sekolah Dimulai
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Sekolah terlihat normal, dengan siswa-siswa yang sibuk mengikuti tour. Di luar, BTS dan Agent-X menyebar, memantau setiap sudut dengan hati-hati.

“Rose, bagaimana situasi di aula?” tanya Jennie melalui alat komunikasi.

“Semuanya aman sejauh ini,” jawab Rose dari tempatnya di salah satu balkon.

Namun, beberapa menit kemudian, alarm sekolah berbunyi nyaring, memecah keheningan. Para siswa mulai panik, sementara petugas keamanan mencoba mengendalikan situasi.

“Musuh sudah datang,” gumam Lisa sambil menarik senjatanya.

“Semua unit, ambil posisi! Pastikan siswa tetap aman!” perintah Namjoon dengan nada tegas.

Di tengah kekacauan itu, sebuah suara menggema di aula utama. Sosok tinggi dengan mantel hitam muncul di tengah kerumunan, matanya bersinar merah seperti api.

“Sudah lama aku menunggu momen ini,” katanya dengan nada penuh kemenangan.

“Siapa kau?” tanya Lisa sambil menodongkan senjata ke arahnya.

Sosok itu tersenyum dingin. “Panggil aku Fenrir. Aku datang untuk mengambil sesuatu yang menjadi milikku.”

“Apa maksudmu?” tanya Taehyung, maju dengan langkah waspada.

Fenrir tertawa kecil. “Kalian tidak tahu? Semua ini sudah direncanakan sejak lama. Dan sekarang, kalian hanya bagian kecil dari permainan ini.”

Sebelum ada yang sempat menjawab, Fenrir mengangkat tangannya, dan serangan besar-besaran pun dimulai.

---

Pertempuran Dimulai
Ledakan kecil terdengar di beberapa sudut sekolah, disusul oleh serangan dari anak buah Fenrir yang tiba-tiba muncul. Para siswa mencoba mencari tempat berlindung, sementara BTS dan Agent-X bertarung dengan kekuatan penuh.

“Rose, bawa siswa-siswa itu keluar dari sini!” seru Jennie sambil melawan dua musuh bersenjata tajam.

“Dimengerti!” balas Rose, menggunakan bola api untuk membuka jalan keluar.

Lisa, yang bertarung di sisi lain aula, menghadapi Fenrir langsung. “Apa tujuanmu sebenarnya?!” teriaknya.

Fenrir hanya tersenyum. “Kau akan tahu... jika kau berhasil selamat malam ini.”

Lisa menyerang dengan senjatanya, tetapi Fenrir menghindar dengan mudah, memperlihatkan kekuatan yang jauh di atas mereka.

Di luar, Namjoon dan Jungkook memimpin siswa-siswa ke tempat aman, memastikan tidak ada yang tertinggal.

“Suga, kami butuh cadangan di aula!” panggil Jennie melalui alat komunikasi.

“Dalam perjalanan,” balas Suga, yang segera bergabung dengan Jin dan J-Hope.

Pertarungan itu berlangsung sengit, penuh dengan ledakan, tembakan, dan kekuatan supernatural. Namun, di tengah kekacauan, Fenrir berhasil menghilang, meninggalkan pesan samar:

“Ini baru permulaan. Kalian belum melihat apa-apa.”

Ketika situasi akhirnya mereda, semua orang terdiam, menyadari bahwa ancaman sebenarnya baru saja dimulai.

AGENT-X [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang