First Love Oca

0 0 0
                                    

Oca baru saja menyelesaikan PR Matematika yang diberikan bu Rina, cuma 10 soal, karena Oca suka cara mengajar bu Rina maka semua soal terasa lebih mudah diselesaikan. Oca memasukan buku PRnya di dalam tas, juga buku pelajaran untuk esok hari.

Sekarang baru pukul 19.00 dan Oca bingung mau mengerjakan apa. Semua tugas untuk minggu depan juga sudah dikerjakannya tadi. Alhasil Oca jadi melamun, teringat pembicaraanya dengan Edgar sore tadi, saat Edgar mengantarnya pulang.

"Ca" panggil Edgar sambil tetap fokus mengendarai motornya.

"Mmm" jawab Oca

"Lo ko bisa nyebut Rajen first love lo sih ca? Tau dari mana?"

"Maksudnya?"

"Maksud gue, kan kita bisa aja naksir sama seseorang, terus suka sama dia, pacaran, tapi belum tentu kita cinta sama dia kan?" Seru Edgar

"Gimana ya, gue sih gak mau ribet ya, maksud gue, gue juga pernah naksir sama orang, gue suka liat dia, tapi ketika gue suka sama Rajen, gue jadi orang yang beda dari diri gue biasanya, gue jadi lebih ngurus diri gue sendiri, gue jadi lebih peduli dengan orang lain, gue juga ngerasa lebih baik, Rajen juga bikin gue ngerasa jadi orang yang dibutuhin, dulu gue selalu merasa kayak rumah yang dicari kalau dia mau pulang"

"Kalau sekarang Ca?" Tanya Rajen

"Sekarang?"

"Iya kata lo dulu lo ngerasa kaya rumah yang dia cari kalau mau pulang, kalau sekarang emang enggak?"

"Mmm" Oca menimbang-nimbang jawabannya

"Entah, apa jarak yang jauh juga bikin dia ngerasa sulit ya Gar buat pulang?"sambung Oca

"Lo aja bingung Ca, tapi gue ngerasa ada yang kurang dari persepsi cinta pertama lo ca"

"Apa?" Tanya Oca

"Lo gak bilang kalau lo bahagia sama dia" seru Edgar membuat seolah hati Oca remuk.

"Gue" sahut Oca terputus "bahagia ko" sambungnya.

Hening. Tidak ada sahutan dari Edgar. Mereka hanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Risa mamah sama Jesi berangkat dulu ya" Suara mamah Oca menuntup pintu membuyarkan lamunan Oca.

Hari ini Mamah Oca dan Jesi akan menginap di rumah Sasa, kaka sepupu Oca yang baru melahirkan. Oca absen dulu untuk menjenguk, nanti saja gantian tunggu Papahnya yang sedang dinas keluar kota datang. Oca akan tidur dirumah sendiri malam ini.

Setelah mengunci pintu, Oca segera naik ke tempat tidur, menarik selimut dan memeriksa handphonenya. Tidak ada telpon, tidak ada pesan dari dia. Hanya ada line grup kelasnya yang sibuk membahas soal pr matematika, ada juga line dari Elin yang menanyakan hal yang sama, lalu ada line dari Edgar.

Ed_G
Cantik :D

Marissa_Diandra
Cihh pasti ada maunya

Ed_G
Manis :D

Marissa_Diandra
Buruan apa?gue tinggal tidur ni

Ed_G
Baru jam segini ca udah mau tidur aja, gue...

"Apaan sihh" seru Oca, meliat ketidakjelasan Edgar. Tak lama muncul pesan lagi

Ed_G
Nyontek mtk caa caa caantikkk XD

Marissa_Diandra
Bener kan, kunyuk
Ogah

Ed_G
Gue nangis nih T_T

Ed_G
Edgar yang caem nangis nih T_T

Ed_G
Edgar yang handsome nangis nih T_T

Balasan bertubi2 Edgar sukses membuat Oca tersenyum sendiri

Marissa_Diandra
Ih jijik tau :b

Ed_G
Ya ya ya ya ya ya ya ya

Marissa_Diandra
Iya kunyuk :D

Ed_G
Yes. Lo senyum juga ca.
Lo manis kali kalau senyum, jadi pengen dihalalin deh :*

Marissa_Diandra
Dihhh ogah gue

Tidak ada balasan dari Edgar. Karena tujuannya udah tercapai, mungkin sekarang Edgar sedang melanjutkan mobile legendnya. Oca mengetikan sebuah nomor yang sudah di dihubunginya berulang-ulang kali, masih nihil, hanya suara operator dari seberang sana.

Oca membuka galeri handphonenya, melihat kembali kenangan-kenangan manisnya bersama Rajen selama setahun ini, ada ketika hari pertama mereka jadian, ketika pertama kali merayakan ulang tahun bersama-sama, Rajen dengan baju basket yang Oca berikan, Oca dengan jam tangan cantik dari Rajen, ada ketika mereka merayakan tahun baru bersama, saat Rajen duduk di atas motornya memakai tas sekolah Oca, Rajen yang sedang memetik gitar menyanyikan lagu kesukaan Oca, saat meraka balikan setelah putus, di foto itu mata Oca tampak sembab, tanpa disadari air mata Oca menetes lagi, terlalu banyak kenangan mereka berdua

Oca membenamkan diri ke dalam selimut, melakukan hal yang sama seperti malam-malam sebelumnya, sejak Rajen tidak bisa ia hubungin lagi, Oca menangis tanpa suara. Setiap malam dia akan menangis, kemudian bangun lagi esok paginya, pergi ke sekolah, tertawa bersama teman-temannya, mengerjakan apapun sampai lelah, lalu pulang ke rumah, meletakkan tas, mengganti pakaiannya, bermain bersama Jesi, membantu mamah, mengerjakan PR sekolah

Kemudian setelah semua hal sudah dilakukan, ia akan meringkuk kembali dalam selimut, seolah tidak ada gunanya apapun yang dilakulan seharian ini. Ah kenapa Oca merasa semenderita ini. Padahal dulu mereka begitu bahagia. Lalu ada line masuk, balasan dari Edgar.

Ed_G
Gue doain lo selalu bahagia ya Ca :)

Semoga Gar.
Ucap Oca dalam hati berharap lewat perantara doa Edgar, dia benar-benar akan bahagia.

Wrapping PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang