PART 24

7 2 0
                                    


Siang sepulang dari kampus aku memutuskan untuk tidur siang di kamar karena hari ini cuaca sangat panas sehingga aku malas untuk keluar. Begitupun Bryan dia juga memilih untuk berdiam diri di kamar seperti biasa tanpa mengizinkanku untuk masuk ke kamarnya. Aku sudah terlelap cukup lama dan aku segera bangkit lalu mandi karena jam yang melingkar di pergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul tiga sore. Setelah badanku terasa jauh lebih segar akhirnya aku memutuskan untuk menonton televisi sambil makan makanan ringan.

"Udah bangun ya lo?" tanya Bryan sambil menuruni anak tangga dan menghampiriku.

Aku hanya berdehem sampai pada akhirnya Bryan sudah duduk di sebelahku. Melihat tidak ada minuman di meja membuat Bryan bangkit menuju dapur lalu kembali dengan membawa sebotol air putih dingin. Setelah ia meminum setengahnya tanpa merasa sungkan sedikitpun aku langsung menyerobot dan meneguk air putih tersebut sampai habis tak tersisa. Bryan hanya mencubitku sambil menggerutu sebelum akhirnya dia juga menyerobot kemasan makanan ringan di tanganku.

"Askum. Gue pulang!" teriak seseorang setelah terdengar suara pintu depan terbuka.

"Lo kok pulang?" tanyaku heran. Begitu juga dengan Bryan.

"Gue pulang tapi besuk pagi gue udah harus kembali lagi ke Surabaya. Sedang apa sih kalian?" tanyanya penasaran lalu duduk disebelahku tanpa meletakkan tas yang ia bawa.

Aku tersenyum senang melihat Zein kembali walaupun hanya sesaat. Namun setidaknya aku bisa berada di dekatnya beberapa jam kedepan. Bersamanya. Setelah ia menaruh tas di kamarnya ia kembali ke ruang keluarga dengan penampilan yang lebih rapi dan wangi.

"Mey! Gue ajak lo jalan-jalan di hari yang special ini. Cepat ganti baju dan untuk Bryan jangan khawatir. Nanti kakak akan beliin kamu sesuatu" ujar Zein semangat yang kemudian kembali duduk di sofa itu.

Setelah aku selesai ganti baju aku langsung keluar dari kamar dengan senang dan penasaran. Saat aku keluar dari kamar aku sudah tidak melihat Bryan duduk di sofa. Yang aku lihat hanya Zein yang sedang memainkan ponselnya. Tanpa bertanya pada Zein pun aku sudah tahu kalau Bryan pasti kembali ke kamarnya. Seperti biasa aku selalu pamit dengan cara berteriak dari bawah saat Bryan berdiam di kamarnya.

Fortuner putih yang sudah lama tidak mengantarku kemanapun aku pergi kini sudah kembali dan tepat di depan mataku. Mobil ini terus melaju meninggalkan halaman rumah sedangkan Bryan hanya menyaksikan kepergianku dengan Bryan melalui balkon atas.

"Hari ini kita mau kemana sih? Dan lo bilang ini hari yang special?" tanyaku penasaran.

"Nanti lo juga akan tahu" jawabnya singkat sambil tersenyum simpul.

Setelah beberapa menit berlalu akhirnya mobil yang sedari tadi melaju kini berhenti tepat di sebuah bangunan yang aku belum pernah mengunjunginya. Zein melarangku keluar dan dia menutup mataku dengan kedua tangannya. Aku keluar dari mobil dan berjalan perlahan dengan mata tertutup. Sampai pada akhirnya Zein menyuruhku duduk dan dia melepaskan tangannya dari mataku.

"Sekarang buka mata lo" pintanya.

Perlahan mataku terbuka tetapi pandanganku masih sedikit kabur. Lama kelamaan akhirnya bisa terlihat jelas Zein yang sedang berdiri tepat di depanku sambil membawa kue ulang tahun lengkap dengan lilin-lilin yang cantik. Aku sangat terkejut saat mendapati diriku sudah ada di sebuah restoran yang cukup mewah dan terlihat sangat bagus. Aku yakin pasti Zein sudah mempersiapkan ini semua.

"Happy birthday Meyra Hanindya" ujarnya padaku sambil tersenyum bahagia.

"Makasih Zein"balasku setelah aku berdoa lalu meniup lilinya yang kemudian aku memeluknya setelah ia menaruh kue tersebut di atas meja."Makasih Zein untuk semuanya" kataku lagi sambil memeluknya lebih erat.

Everything Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang