Hari demi hari berlalu, Begitupun Dua teman ini, Diwan dan Melia melewati waktu yang sesekali di selingi dengan jalan berdua, yahh.., hanya sesekali karena keduanya masih menitih karir.
Delapan bulan berlalu, Status kejelasan tentang hubungan mereka berduapun masih sebatas TTM, entah apa yang menghalangi Diwan untuk mengatakan semuanya kalo Dia suka sama Melia,Di sisi lain Melia menunggu status kejelasan hubungannya dengan Diwan, "apakah kak Diwan tahu kalo aku suka sama dia.?" Fikirnya dalam hati, "apa yang harus aku lakukan,? Emang cowok gak peka atau gimana.? Apa cowok cuma pandai permainkan perasaan perempuan.? Sudah di kasih Kode tetep aja di gantungin," sambil menghela nafas panjangnya.
"Halo, Mel.! Besok jalan yuk,ada yang aku mau bicarain ke kmu." Ucap Diwan di telpon.
"Oh iya, boleh kok kak, Tempatnya kakak aja yang tentukan, ntarr WA aku yah kak." Sambung Melia.
"Oke oke" terang Diwan sambil menutup telpon.!Pukul 16:00, Dengan penampilan casualnya Diwan menunggu di tempat yang sudah ia janjikan untuk bertemu dengan Melia, dan tak lama Milea pun muncul, Dengan mengenakan celana kain kekinian di padukan dengan T-shirt berwarna senada dengan jaket yang di kenakan Melia, Diwan pun terperangah melihat kedatangan Melia, "Bukannya di sambut dengan senyum dan ucapan selamat datang, ehh malah bengong." Ucap Melia dengan nada sedikit Kesal, "Habiss kamu cantik banget sore ini." Sambung Diwan dengan nada merayu.!
"Huftt, Raja gombal memang, oh iya mau ngomong apa kak,? Penting banget kayaknya," tanya Milea dengan rasa penasaran yang tinggi, Diwan pun mulai membuka pembicaraan "kitakan udah jalan lama, sering berbagi cerita, kamu sdah tahu sisi kepribadian saya sperti apa, yah walaupun baru sebagian, setidaknya kamu sdh tau sya ini orangnya gmna, bgitupun sebalik nya aku jg udh tahu sebagian tentang diri kamu," mendengar perkataan Diwan, Milea pun tersenyum "terus kak.?"
"Yah aku ingin kita terus bgini, bersama, sampai semuanya telah siap, tapi dlam hati kecilku masih ada perasaan takut, takut kalo kamu akan pergi, dan menyelesaikan semuanya, dengan kesakitan dan kepahitan yg pernah aku rasa sebelumnya". Lanjut Diwan. Mendengar penjelasan Diwan, Melia pun merunduk sejenak, dan mulai berfikir, situasi hening ini pun berlangsung beberapa menit, sampai Melia mengutarakan apa yang di fikirkannya."aku tidak akan pergi kecuali kakak yang menyuruhku, karna aku jg ingin bersama kakak." Diwan pun tersenyum lebar, Aura kebahagiaan memancar dari dalam dirinya, seakan dia Lupa bahwa dia pernah terluka oleh masa lalu,
"Makasih Mel, aku janji aku akan setia, aku akan menjaga mu, sampai semuanya siap, sampai takdir menyatukan Kita." Mata sipit yang indah itu nampak berkaca-kaca mendengar pengakuan Diwan, kepadanya," terimakasih atas pelangi baru yang kakak ciptakan, aku akan jaga pelangi ini untuk kakak," ucap Melia sambil terharu, " aku janji Mel, aku janji pada diriku, dan pada dirimu juga, aku Sayang kamu Mel." Dengan penuh keyakitan dan tanpa beban, Diwan mengatakan semuanya kepada Melia,"aku jg, sayang kakak." Sambung Melia.Aura kebahagian kian memancar dari raut wajah Diwan dan Melia, akhirnya Diwan memberanikan diri untuk mengatakan semuanya kepada Melia, kini mereka berduapun menghabiskan waktu bersama, maklum saja seperti kebanyakan orang yang lagi memasuki fase kasmaran.
..............................