"hei kau!! bilang pada adik mu itu jangan suka tebar pesona di sini!"
"apa maksud mu sialan! Adik ku itu bukan orang yang suka tebar pesona! Memang suami mu saja yang kecentilan Bitch!"
"hei ada apa ini! Mengapa kalian selalu mengacau di depan rumah ku!? Dasar tidak punya sopan santun pergi kalian sebelum aku menyuruh suamiku untuk memenjarakan kalian semua!!!"
"baiklah kami akan pergi tapi aku memberi saran pada kalian, lebih baik kalian pindah dari sini sebelum kami menjadi lebih brutal lagi dan mengusir jalang kecil itu secara tragis!!!"
"BERHENTI MENGATAI ADIK KU JALANG KECIL!!! PERGI KALIAN ATAU AKU AKAN MENGHABISI KALIAN SEMUA, AKU TIDAK PEDULI JIKA KALIAN SEMUA WANITA!!!"
"sudahlah Leon tidak usah menghiraukan mereka semua, lebih baik kita masuk rumah!"
(Namakamu) meringis ketika suara rusuh di teras rumahnya terdengar jelas sampai kedalam kamar nya, dia mendengarnya dari awal, mendengar perkataan yang cukup melukai hati nya itu, demi tuhan dia sama sekali tidak merasa pernah menggoda pacar maupun suami orang tapi kenapa semua orang selalu menyalahkan nya?.
"sudah kuduga kalau kau akan berdiam diri di situ dan mendengarkan omongan sialan para wanita jalang itu" (Namakamu) menoleh ke sumber suara dan mendapati kakak nya sudah berdiri tepat di depan pintu kamarnya.
"kak" tubuh Leon tiba-tiba saja menjadi tegang mendadak ketika mendengar panggilan bernada sedih sang adik, dia takut (Namakamu) akan sedih akibat ucapan para wanita jalang tadi dan dia belum siap melihat adik nya itu menangis.
"ya"
"antar aku beli ice cream di tempat biasa" dugaannya salah besar dan Leon tersenyum kecil mendengar permintaan adik nya itu, sungguh walaupun adiknya itu terlihat rapuh, tapi jujur saja kalau urusan menangis adik nya itu tidak pernah menangis sama sekali, dan terakhir (Namakamu) menangis saat anak itu masih duduk di bangku taman kanak-kanak.
"baiklah ayo, kali ini aku akan mentraktir mu" (Namakamu) memekik kesenangan ketika Leon bilang akan mentraktir nya, dan itu percis sekali anak kecil sehingga membuat Leon yang melihatnya jadi gemas sendiri melihat tingkah polos adik cantik nya itu.
"Asyikk! Belikan aku ice cream yang banyak ya kak"
"anything for you my beautiful sister"
***
Ckrek!
Ckrek!
Ckrek!
Suara kamera yang tengah membidik sosok tampan sangat terdengar jelas di studio photo yang saat ini sedang dalam keadaan lumayan ramai karena para staf maupun sang Manager sedang mempersiapkan segala keperluan pemotretan selanjutnya untuk aktor tampan yang sedang berpose dengan wajah datar nya itu.
"cobalah menyeringai sedikit" kata sang photographer yang langsung dituruti oleh sang aktor.
"bagus, kurasa lebih baik kita istirahat dulu" sang aktor hanya menuruti dan langsung di datangi oleh asisten serta manager nya.
"wow kurasa hasil foto mu akan nampak bagus nanti, dan aku yakin para fans mu akan berteriak tidak jelas ketika melihat hasil photo mu itu, apa lagi istri mu itu" perkataan sang Manager yang sekaligus adalah sahabatnya hanya membuat mood Iqbaal menjadi buruk, sungguh mendengar kata istri membuat Iqbaal ingin terus-menerus bekerja, dan dia malas pulang ke rumah.
"apa pemotretan selanjutnya masih lama?" tanya Iqbaal mencoba menghiraukan perkataan manager nya itu dan menyuruh asisten nya yang semula mengelap keringat nya agar berlalu pergi dari tempat mereka saat ini.
"sekitar satu jam lagi, kau ingin makan di luar?" tanya balik Louis manager sekaligus sahabat Iqbaal.
"ya, ayo" Iqbaal memakai hoodie nya dan memakai tudung hoodie nya sebagai bentuk penyamaran, dia juga tak lupa memakai masker nya itu supaya penyamaran nya jadi lebih sempurna.
"baiklah tapi traktir aku ya sobat"
"tidak masalah, kau bebas memesan apapun nanti"
"benarkah? Kau baik sekali sobat" Senang Louis, pria itu mendekat ke arah Iqbaal bersiap untuk memberikan sahabatnya itu pelukan persahabatan namun dengan cepat Iqbaal menghindar.
"apa yang ingin kau lalukan?" tanya Iqbaal heran."tentu saja memeluk mu" cengir Louis yang segera melanjutkan langkah nya untuk mencapai sahabat nya itu.
"memeluk ku maka akan kupotong gajimu" ancaman Iqbaal tentu saja membuat Louis menghentikan langkahnya dan segera memandang sebal ke arah Iqbaal.
"kau kejam sekali, baiklah aku tidak akan memelukmu, sekarang ayo kita cari restaurant di luar, nanti waktu untuk kau beristirahat jadi menipis" Iqbaal mengangguk menyetujui perkataan Louis barusan, maka dengan cepat dia berjalan terlebih dahulu meninggalkan Louis yang hanya memutar matanya malas dan kemudian segera mengikuti langkah Iqbaal yang berjalan ke arah luar gedung.
"kau ingin makan apa?" tanya Iqbaal pada sahabat nya itu.
"aku ingin makan daging panggang, dan kurasa aku harus meminta maaf pada mu karena kau tidak bisa memakan daging untuk beberapa bulan kedepan karena pihak agensi di tempat mu bekerja bilang padaku kalau berat badanmu naik dua kilo, jadi menu makanan mu kali ini mungkin hanya salad saja" penjelasan Louis tadi berhasil buat Iqbaal jengah dengan pihak agensi tempatnya bekerja, sungguh Iqbaal benar-benar ingin lepas dari pekerjaan nya tapi dia sudah terlanjur menandatangani surat perjanjian dengan pihak agensi sehingga mengharuskannya untuk bertahan selama tiga tahun kedepan, dan itu juga berarti dia tidak bisa dengan asal menceraikan istrinya kalau kontrak kerjanya belum habis, benar-benar sialan.
"kau tahu? Berat badan ku hanya naik dua kilo saja dan itu tidak membuat ku jadi gemuk, jadi tidak masalah jika aku juga ingin makan daging" kesalnya.
"tapi tetap saja aku tidak akan membiarkan mu memakan daging" mutlak Louis sambil berjalan terlebih dahulu meninggalkan Iqbaal yang menatap punggung nya dengan tatapan sebal.
"cih... dia pikir aku mau menuruti perintah nya, jika aku tidak bisa memakan daging, maka kau juga tidak bisa memakan daging, Louis." gumamnya dengan tak lupa menunjukan senyuman sinis nya itu pada punggung Louis yang perlahan demi perlahan menjauh dan hilang di tengah keramaian, sementara Iqbaal, dia dari tadi hanya diam di tempat nya karena dia memang sengaja tidak mengikuti langkah Louis malah kini pria itu sedang asyik menatap sekeliling nya untuk mencari restaurant daging yang dia inginkan dan persetan dengan ucapan Louis tadi, yang penting perut nya kenyang.
"kurasa makanan di restaurant itu enak ju... Hei!!! Apa yang kau lakukan!!!" teriaknya saat badannya di tabrak secara tiba-tiba dari depan oleh seorang gadis berambut panjang yang saat ini sudah berjalan cepat di belakang nya.
"dasar gadis gila, bukannya minta maaf malah main pergi saja!" mungkin jika Iqbaal tidak menggunakan penyamaran nya itu beritanya tentang dia yang memaki di jalanan akan langsung menggemparkan dunia, mengingat kalau saat ini Iqbaal adalah artis yang sedang naik daun.
"oh astaga hoodie mahalku ternodai oleh ice cream!" pekikannya itu berhasil membuat orang-orang di sekitar nya menatap Iqbaal aneh, pasalnya dari tadi Iqbaal teriak-teriak sendiri di jalanan, tapi Iqbaal sama sekali tidak peduli dengan sekitar nya dan lebih memilih meratapi hoodie nya itu.
"jika kita bertemu lagi aku harus minta dia membelikan aku hoodie seperti ini lagi, tapi aku benar-benar tidak melihat wajah nya sama sekali astaga bodohnya aku!!! Tunggu... apa itu? Jepitan rambut, seperti nya punya gadis tadi" Iqbaal segera memungut jepitan rambut di depan nya dan mengamati nya hingga sebuah ide langsung melintas di otak nya.
"ku rasa aku akan menemukanmu dengan benda ini"
***
TBC..
hallo ff baru yg aku janjiin nih waktu itu 😁 vommennya jangan lupa ya guys 😁
Makasih 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Behind The Mask
RandomSang aktor yang menggilai gadis cantik bermasker yang mempunyai sifat polos