Bell rumah di tekan beberapa kali sehingga membuat wanita cantik yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah fashion terlonjak senang dan langsung berlari kecil untuk membuka kan pintu untuk seseorang yang sudah di tunggu nya sedari tadi.
"Sayanggggg!!!!" pekik wanita itu kesenangan saat sudah membukakan pintu dan melihat sang suami berada tepat di hadapannya, jadi dengan cepat wanita itu segera menghambur ke pelukan sang suami dan langsung menciumi seluruh wajah suaminya.
"yakkk! Apa-apaan kau Stella menjauh dari ku! Aku sedang lelah jangan mengganggu ku!" kesal Iqbaal sambil melepaskan pelukan Stella dan menatap sebal sang istri yang malah tengah tersenyum lebar.
"baiklah maafkan aku, apa kau lapar? Ayo kita ke dapur aku akan membuatkan mu makanan yang spesial" Iqbaal mendengus namun setelah nya dia hanya pasrah saat tangannya di tarik oleh istri menyebalkan nya itu karena sejujurnya dia memang sangat lapar dan makanan buatan Stella juga cukup enak, jadi dari pada dia makan di luar atau merepotkan para pembantu nya lebih baik dia gunakan saja tenaga istri pengganggu nya itu, dasar licik.
"kau tunggu sini dulu, aku akan ambilkan cemilan untuk mu agar kau tidak bosan menunggu ku memasak" Stella segera memasuki area dapur ketika sudah mendudukan Iqbaal tepat di bangku meja makan.
"kurasa aku harus menyuruh pembantu kita untuk membeli cemilan, apa selama aku pergi kau yang menghabiskan semua cemilan-cemilan itu?" Iqbaal terdiam mencoba berfikir apakah dia yang menghabiskan cemilan-cemilan itu? Tapi otaknya langsung berputar kembali pada kejadian tiga hari yang lalu, di mana Matt yang dengan kurang ajar nya menghabisi semua cemilan nya di dalam kulkas.
"tidak, bukan aku yang menghabiskan semua cemilan itu, melainkan Matt, dan soal urusan membeli cemilan biar aku saja yang membeli nya"
"tapi ini sudah malam Baal, aku takut kau kenapa-kenapa, lebih ba-"
"sudah lah Stella aku bisa menjaga diriku, lagi pula ini baru jam tujuh, dan kalau kau menyuruh pembantu kita aku tidak ingin mengambil resiko kita telat bangun besok karena kesiangan" potong Iqbaal cepat.
"aish baiklah sana ke supermarket, hati-hati di jalan" mendengar itu Iqbaal langsung berjalan meninggalkan area dapur untuk menuju pintu utama, ketika kaki nya sudah melangkah ke luar rumah nya dia langsung memakai tudung hoodie nya dan berjalan ke luar gerbang, kali ini dia sengaja tidak memakai kendaraan nya karena jarak supermarket dari rumah nya lumayan dekat, hanya berjarak sepuluh menit jika berjalan.
Mata elang nya menyipit ketika melihat gadis mungil yang mengenakan masker terlihat tengah berdiri beberapa langkah di samping gerbang nya, gadis itu adalah gadis yang tiga hari lalu mengacau di dalam rumahnya, dan untuk apa sekarang dia berdiri di dekat gerbang rumahnya?.
"hei kau bocah mesum! Kenapa berdiri di samping gerbang rumah ku?" tanya nya heran sambil berjalan mendekati gadis bermasker yang membuat nya penasaran akan wajah di balik masker tersebut.
"kata Mama aku harus meminta maaf pada paman" Iqbaal membolakan matanya ketika gadis di hadapannya dengan polos nya memanggil dia 'paman' hei yang benar saja masa dia di panggil paman di usianya yang baru berusia 24 tahun.
Marah!
Dongkol!
Kesal!
Semuanya bercampur jadi satu, bocah di depan nya ini memang benar-benar membuat nya emosi setiap kali mereka bertatap muka.
"hei bocah siapa yang kau panggil paman disini hah!?" tanya nya galak, sebelum nya dia melirik sekitarnya terlebih dahulu untuk mengetahui apakah di sekitar nya sepi atau tidak, jika sepi maka dia akan dengan senang hati mengomeli bocah di depan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Behind The Mask
RandomSang aktor yang menggilai gadis cantik bermasker yang mempunyai sifat polos