Tetapi kawan, yang perlu kau ketahui, tiada diantara aku dan Aya terlontar kata-kata seperti biasanya dilontarkan pria kepada wanita pujaannya, seperti “aku suka kamu, maukah kamu jadi pacarku?”, atau kata-kata gombal lainnya, hubungan aku dengannya begitu alami, aku dan aya menyatu dengan sendirinya, rasa kami berdua berkumpul dalam hati dengan tanpa polesan apa-apa, begitulah awal kisah Aku dan Aya.Pada suatu ketika aku protes ke Aya, mengenai hal panggilan mesra kita berdua, “rasa-rasanya kalau aku panggil kamu Umi dan kamu panggil akuAbi terlalu tua deh, gimanakalau kamu panggil aku Aa dan aku panggil kamu Ade?”“Oke deh ‘a, ade setuju”.Semenjak itulah kita berdua merajut kisah-kisah indah berdua.Sampai pada saat aku mendapat cobaan terbesardalam hidupku, ialah yang menjadi pengayom hatiku, cobaan besar itu datang ketika aku baru saja melewati rintangan menjadi santri baru.Ketika sedang terlelap tidur, tiba-tiba kang Kris abdi dalem yangstaydi rumah pamanku membangunkan aku, ku kira itu adalah bunga tidurku pada malam itu, ternayata itu memang benar-benar kang Kris, akulangsung duduk terbangundari tidurku, ku tengok Jamdinding yang terus berputar tanpa lelah, jarumnya menunjukan pukul 02.30 dini hari,“Ayo Ab bangun, Paman kamu ngajakin pulang sekarang”, kata kang Kris dengan nada sedikit terburu-buru“”lho kok Tumben ngajakinpulang jam segini kang, biasanya kan kalo ngga siang ya sore”, jawabku sambil mengucek mataku yang belum mau untuk dibuka itu“ya ngga tahu, udah kamu siap-siap aja”“oke deh kang, Oya kang nanti sekolahnya sampeanmintain izin ya!,”“emang ini hari apa?”“Senin,” katakuAku langsung bergegas menyiapkan barang-barang yang ingin kubawapulang,“Oya, nanti mobilnya langsung kedepan GOR, kamu tunggu aja disana ya!”, imbuh kang kris sambil keluar dari kamarkuTak beberapa lama kemudian sebuah mobil Carry sudah berada di depan GOR, aku tanpa ragu langsung masuk ke mobil itu setelah dipersilahkan oleh Kang Pai sang supir, aku duduk di kursi bagian belakang, tak ada yang aneh selama perjalanan, disamping karena aku masih terkantuk, juga pada jam-jam itu tak cocok sekali untuk membuat obrolan hangat.Mobil terus melaju, sampaipada pom bensin yang sudah tak jauh lagi dari kediaman ku, pamanku mengajak kita untuk melaksanakan sholat shubuh terlebih dahulu, karena memang waktu shubuh sudah masuk semenjak seperempat jam yang lalu.Seusai sholat shubuh, kami melesat ke Desa tercinta kami, yang hanya butuh dua puluh menit untuk bisa sampai kesana.Aku bingung tak karuan saat mobil sudah terparkir di depan rumah kakekku, tenda hajatan sudah terpasang rapi, kursi-kursi sudah tertata beraturan, “ada acara apa ini?”, gumamku dalam hati, sebentar saja setelah kami turun nenekku bergegas memeluk pamanku sambil menangis berteriak histeris, begitu juga dengan pamanku, semua orang disitu memelukku sambil beruaraian air mata, aku masih tak paham apa yang sebenarnya terjadi, aku sempat mengira bahwa kakekku tercinta telah tiada, namun perkiraan ku salah, setelah aku masuk depan rumah, kakekku memelukku erat-erat, matanya basah, aku semakin tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi disini, ketika ku memasuki ruang tengah, disitulah Ibuku tercinta sedang duduk dikerumunan orang-orang, matanya terlihat lembab karena terlalu banyak menangis, ibuku bangun dan terus meraihku, ku peluk ia, dan kuberanikan bertanya, “ada apa umi?, apa yang terjadi?, kenapa semuanyamenangis?”, sambil terisakibuku menuntunku keruang aula yang berada dibelakang ruang tengah, kulihat telah terbujur kaku mayat yang sudah terbalut kain kafan, ibuku megajak aku mendekat, perasaan ku mulai buyar, jangan-jangan…Ternyata benar, setelah ibuku dibantu oleh paman-pamanku membuka tali sang mayat itu, kulihat wajah ayahku yang sudah tak lagi bernafas, melihat sang ayah yang sudah tak lagi menghembuskan nafas aku langsung menciumnya, kupandangi wajahnya yang pucat, ingin rasanya kutumpahkan seluruh air mata ini, ingin sekali, namun aku tak mau terbawa dalam suasana haru itu, aku tak mau membuat ibu bertambah sedih, aku langsung lari menuju kamar pamanku yang paling bungsu, ku telungkupkan badan ku di kasur berseprei merah tua itu, kuluapkan seluruh perasaan yang ada dihatiku, terbesit dalam ingatanku, kenangan-kenangan indah bersama ayah, kenangngan indah yang takkan kulupa, saat kita jalan-jalan menikmati liburan di alun-alun, saat kita bersama jalan-jalan menghirup udara malam….Namun semua itu kini tlah hilang, semua itu kini tinggal kenangan. Terbayang pula di benakkusaat-saat kenakalanku, kenakalanku itulah yang sering menjengkelkan hati sang ayah, kini aku baru sadar, betapa besarnya jasa beliau, betapa besarnya kesabaran beliaudalam mendidikku. Benar jualah kata sang pepatah: “Kita baru akan merasa memiliki ketika kita kehilangannya”.Sudahlah kawan, aku tak mau membawamu larut dalam lautan kepedihan itu, jikalau ayah mu masih ada, mintalah maaf kepadanya, telfon ia besok pagi, sampaikan rasa terima kasihmu padanya, mintalah maaf yang sebanyak-banyaknya, karena umur siapa yang tahu, berbaktilah kepadanya selagi kau mampu, berbaktilah kepadanya selagi ia masihada.Disaat cobaan besar itu menimpaku, Aya hadir sebagai pengobat kehilanganku, sebagai penawar rasa sedih hatiku.Kawan, aku tak akan menceritakan padamu saat-saat indah selama kita berada didunia SMP Al-Hikmah, tentunya lembaran-lembaran ini takcukup sama sekali jika kutuliskan semua itu untukkuceritakan padamu, misalnya saja saat aku memberinya hadiah Liontin yang didalamnya terdapat foto kita berdua, ataupun saat aku memberinya kenang-kengangan miniatur indah untuk kado ultahnya, dan aku juga tak ingin menceritakan padamu bagaimana Aya saat mendengar kabar bahwa aku positif akan pindah sekolah, betapa harunya suasana pada waktu itu.Kawan, setelah ini aku langsung menajakmu meloncat ke ahir hayat kisah kita berdua yang menyakitkan, perlu ku ulangi, sangat menyakitkan kawan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cintanya Santri 1
Teen FictionMungkin karya gua nih,bisa menjadi bacaan yg menginspirasi semua santri Indonesia bahwa jatuh cinta juga bisa dirasakan oleh seorang santri. Pengen tau lebih jauh,langsung aja baca,dan cerita ini akan saya bagi menjadi beberapa bagian,dan jgn lupa b...