NN #5

3.6K 192 6
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul lima. Nayla sedah bosan menunggu Alvaro yang sedang rapat OSIS. Sejak satu setengah jam yang lalu, ia menunggu kakaknya itu sendirian.

"Emang nasib deh punya kakak waketos," gumam Nayla sambil memandangi layar ponselnya.

Ia membuka aplikasi instagram untuk melihat insta-story orang-orang. Tak lama kemudian, sebuah notifikasi dari Alvaro masuk.

Alvaro P: Dek, gue masih lama.

Masih lama? Berapa lama lagi? Apa satu setengah jam Nayla menunggu tidak cukup lama? Untung Nayla selalu sabar menghadapi kakaknya itu.

Nayla memikirkan kata-kata yang pas agar dapat membuat Alvaro merasa bersalah, siapa tau Alvaro akan berubah pikiran lalu meminta izin pada Arkan untuk pulang.

Nayla Alma: Najis lo kak. Gue udah nunggu nih satu setengah jam. Tega lo bikin gue nunggu? Masih lama lo bilang, berapa lama lagi?

Alvaro P : Sorry banget, Nay. Penting nih rapatnya. Bahas buat ulang tahun sekolah. Ada kepsek juga.

Alvaro P : Gue juga gak tau berapa lama lagi. Lo pulang duluan aja, gimana? Nanti gue beliin es krim deh.

Nayla Alma: Gak tergiur ah gue. Bye gue kesel sama lo!

Nayla menghela napas, kesal pada kakaknya itu. Walau begitu, ia masih berniat menunggu Alvaro karena tidak memiliki tumpangan lain. Uang jajannya sudah sekarat.

Nayla mematikan ponselnya, menaruhnya di atas meja lalu ia menutup matanya sejenak.

"Nayla!" sahut Arkan.

"Eh? Halo kak," sapa Nayla.

"Lo belum pulang? Nunggu Alvaro ya? Sorry, kayaknya rapatnya masih lama. Ada kepsek juga soalnya. Ini gue aja keluar bilangnya mau ke toilet."

Nayla mengangguk. "Gak apa kok kak."

"Masih mau nunggu Varo?" tanya Arkan.

"Iya kak," jawab Nayla.

Nayla mengambil ponselnya dan membuka aplikasi wattpad. Arkan pun ikut menyalakan ponselnya. Ia mengetik sesuatu disana.

Arkana : Ke kantin gak pake lama.

Tak lama kemudian, seseorang menghampiri mereka. Tanpa menghiraukan gadis di belakang kakaknya, ia bertanya pada kakaknya itu.

"Kenapa kak?"

"Anterin adiknya temen gue ya."

"Gue ada janji sama—

"Udah deh lo gak usah pura-pura gak bisa. Anterin adik temen gue pokoknya," potong Arkan.

"Maksa banget anjir," gumam lelaki itu pelan, tetapi masih terdengar oleh Arkan.

"Nayla, lo di anterin adik gue ya."

Naufal itu membelalakan matanya saat mendengar nama 'Nayla' disebut. Ia langsung menatap gadis yang berada di belakang kakaknya. Tatapan mereka bertemu, tapi Nayla langsung memutuskan kontak mata itu.

Awalnya Nayla menolak tawaran itu, tapi Arkan memaksanya karena merasa bersalah bila membiarkan Nayla menunggu Alvaro. Akhirnya mereka pun pamit pada Arkan. Setelah itu, keduanya berjalan menuju parkiran.

Naufal membukakan pintu mobilnya untuk Nayla.

"Makasih," ucap Nayla.

Canggung. Itu yang sedang Nayla rasakan saat ini. Biasanya Nayla akan membuka pembicaraan duluan, tapi entah mengapa kini ia malah canggung dengan lelaki di sampingnya itu.

Nayla & Naufal ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang