4

173 10 0
                                    

"Atau lo abis sama gue"

"Lo pikir gue takut sama lo?" tantang dimas yang kini balas menarik kerah baju iqbal.

"Jangan mentang mentang lo senior gue bakalan takut? Gak! Gue gak pernah takut sama lo, sama preman gue ladenin, apalagi elo!!" hardik dimas tepat di depan wajah iqbal.

Iqbal melepas paksa tangan dimas yang menggenggam erat kerah bajunya, dan mendorong tubuh pria itu dengan kasar.

"Lo dengerin gue baik baik, jangan pernah lagi lo deketin fitri!! Ngerti lo?" ucap iqbal sambil menunjuk wajah dimas.

"Kalau gue gak mau?" tanya dimas tenang demgan melipat kedua tangannya didepan dada plus senyum meremehkan yang terpampang di bibirnya.

Emosi iqbal sudah sampai dipuncaknya, nafasnya sudah mulai memburu, matanya terlihat berapi api (lebay)

"Lo!!" teriak iqbal dan melayangkan tinjunya kearah wajah dimas.

Tap

Sebuah tangan mungil baru saja menahan tinju iqbal barusan.

"Kalian berdua stop!!!" teriak fitri.

Yah, tangan yang menahan tinju iqbal saat ini adalah tangan fitri.

"Iqbal!!! Ikut gue sekarang!!" ucap fitri menarik tangan iqbal keluar kelas.

Mereka berdua berjalan tanpa suara dikoridor kelas 9, semua mata terus mengikuti gerak mereka, terlebih seorang dengan seragam SMA berada dikawasan  SMP.

****

Dua insan sedang duduk bersebelahan di bangku taman belakang SMP, sudah 5 menit lebih mereka duduk tanpa suara.

"Fit" panggil Iqbal membuka pembicaraan. Fitri menoleh, menatap lawan bicara yang sangat ia sayangi itu.

"Gue mohon sama lo buat gak dekat dekat cowok lain yah, apa lagi cowok belagu tadi" ucap Iqbal serius.

"Oke, tapi dengan syarat--" fitri sengaja menggantungkan kata katanya, menatap manik mata pria di sampingnya dengan lekat.

"Gue mohon sama lo jangan kasar yah, apa lagi sampe berantem, lo tau kan gue gak suka cowok kasar?" Iqbal menggangguk sambil tersenyum.

"Fit, gue boleh nanya? Cowok yang tadi itu siapanya elo? Kok akrab banget keliatannya?" tanya Iqbal kemudian.

"Hmmm.... Mungkin mantan gue, namanya Dimas" jawab Fitri enteng.

"Mantan?" tanya Iqbal, nada suaranya mungkin terdengar biasa saja, tapi Fitri sadar, Iqbal jadi sedikit kesal saat tau Dimas adalah mantannya.

"Kamu gak perlu cemburu, kita pacaran gak sampe sehari kok" ucap Fitri yang mulai ber aku-kamu, dan itu cukup ampuh untuk membuat Iqbal luluh. (Kok sifat mereka terbalik yah? Fitri yang cewek gak pekaan, iqbal yang cowok mudah baper dan luluh, aneh)

"Siapa yang cemburu?" elak Iqbal sambil membuang muka ke arah lain.

"Yakin gak cemburu??" goda Fitri.

"Nggak"

"Ya udah, aku ke kelas lagi deh, mau temu-kangen sama Dimas" Ucap Fitri menekankan  nama Dimas, kemudia bangkit dari tempat duduk.

"Fit!!" ucap tidak suka Iqbal. "Iya iya, aku cemburu!! Puas??"

Fitri terkekeh melihat ekspresi Iqbal yang menggemaskan, persis seperti anak kecil yang gak suka lihat adeknya dapat mainan baru.

"Udah bel, gak mau balik ke kelas? Bukannya kamu abis ini belajar sama Buk Asri? Gak takut kena marah?" ucap Fitri menyadarkan Iqbal bahwa dia abis ini ada kelas sama Buk Asri yang mulutnya pedes kek cabe.

Kemudian dua sejoli itu berjalan beriringan menuju ke kelas.

Kini mereka sudah tiba di depan kelas Fitri, ya, Iqbal memaksa ingin mengantar Fitri sampai ke kelas, takut pacarnya itu diganggu syaiton syaiton perebut lagi, katanya.

Setelah berpamitan, Iqbal segera berlari kembali ke kelasnya yang cukup jauh.

****

Bel pulang berbunyi, diikuti suara gaduh sorak sorai anaxs anaxs alay yang gak sabar lagi sampe di rumah.

"Fit, lo ikut kita ke toko buku gak??" tanya Dewi.

"Nggak deh, gue mau jalan sama Iqbal  hari ini, besok aja yah, have fun honeyy" ucap Fitri menampilkan cengiran terbaiknya.

"Ya udah, bye" pamit Dewi, Kirana, dan Alya dan langsung pergi mendahului Fitri

"Hai, Fit, pulang bareng gue, yuk" ucap Dimas yang sudah ada disamping Fitri.

"Fit!!" teriak pria yang sedang berjalan ke arah Fitri sambil melambai dan tersenyum manis.

"Sorry, Dim, gue balik sama pacar gue" ucap Fitri.

"Hai! Jadi jalan?" sapa Iqbal saat telah di depan Fitri dan Dimas.

Fitri tersenyum kemudian mengangguk, sepertinya Iqbal belum sadar ada mahluk astral di sini.

"Bye, Dim!!" pamit Fitri, seketika ekspresi Iqbal berubah, dan fitri menyadarinya (kok kalo keteman teman lu, lu gak pekaan,fit? Giliran Iqbal, lu peka kali??)

"Gak usah cemburu" ucap Fitri menarik lengan Iqbal agar beranjak dari sana.

****

Haloooo, maaf yah telat update, gak ada inspirasi, plus sekarang aku lagi ujian akhir semester, jadi susah bagi waktu deh, doain aku biar lancar ujiannya yaahh dan dapet nilai yang baguuss, amiiiinnn...

Oiyaa, selamat berpuasa bagi yang menjalankan, dan mohon maaf lahir bathin😘

She Is My Fitri (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang