Chapter 1

358 14 1
                                    

Vote dulu yak sebelum baca.

Happy reading🙌

***

Pagi itu gerimis, setelah langit menumpahkan air dengan derasnya. Tanah menjadi becek sekali, membuat sepatu dua orang gadis berpakaian seragam putih abu-abu dengan jas almamater di kepalanya itu kotor terkena lumpur.

Dua siswi itu bernafas terputus-putus, pukul 07.38. Mereka telat, dan jalan pintasnya adalah tembok andalan mereka untuk menyusup masuk kedalam sekolah. Dari seberang jalan, sebuah warung kopi kecil dengan pemiliknya menggeleng-geleng menonton kelakuan siswi itu.

"Sa, gimana dong?" si gadis kuncir dua dengan poninya mencebikkan mulut, menatap tembok yang tingginya lebih rendah sedikit dari tembok sekolah yang lain.

"Gak tau La, emang tangga yang biasanya nangkring disini gak ada gitu?" tanya gadis berambut bob, celingukan mencari tangga yang biasa mereka gunakan jika ingin menyusup kesekolah saat telat.

"Gak tau tuh tangga kemana perginya, mana hujan lagi. Apes banget sih hari ini" jawabnya menyeka wajahnya yang diguyur air hujan.

Mereka basah kuyup, karena selama hujan membasahi bumi mereka masih asyik memikirkan cara bagaimana agar bisa masuk ke sekolahnya.

Pamella, si gadis berkuncir kuda itu menoleh ke kanan, saking asyiknya berpikir Pamella baru saja menyadari bahwa ada sebuah mobil jeep hitam ter parkir tak jauh dari mereka.

Kepala nya yang cantik itu seakan memunculkan sebuah bohlam bersinar. Dia punya ide.

"Sa, Alsa" panggilnya menyikut Alsa yang sedang meneliti baju seragamnya.

Alsa menoleh, "apaan?"

"Itu mobil"

"Ya emang itu mobil, bego. Yakali truk" balas Alsa sewot.

"Ishh, gue juga tau. Lo yang bego lah, masa lo gak kepikiran apa yang gue pikirin?" Pamella menatap Alsa yang mengernyitkan dahinya.

"Apa sih?" tanya Alsa tak mengerti.

Pamella malah nyengir, menampakkan giginya yang putih berbaris rapih dengan gingsul di taringnya.

"Lo mau ngap-" tangan Alsa langsung ditarik dan tanpa babibu, Pamella mendekati mobil tersebut.

Mobil jeep kinclong, sepertinya harganya sangat mahal.

"Pam, lo jangan becanda Pam" Alsa menggeleng tak habis pikir, kini dia tahu apa yang ada di dalam otak padat sahabat gesreknya.

"Ayok naek!" seru Pamella, bersiap dengan kuda-kudanya menaiki mobil tersebut, melupakan apa yang nanti akan terjadi pada pemilik mobil tersebut.

"Gila ni bocah, sarap nya kambuh" geleng Alsa, tapi tak urung dirinya juga naik ke mobil tersebut.

"Pam, oi! Tungguin gue, elah" Alsa dengan rusuhnya naik mengikuti Pamella yang entah kenapa malah bersemangat.

Mobil tersebut menjadi sangat kotor.

Hujan mulai berhenti, cuaca kembali cerah. Pamella dengan tanpa berdosanya menginjak bagian depan, kaca dan atap mobil mahal itu. Melupakan tentang sepatunya yang terkena lumpur dan becek.

My Devilish Teacher ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang