Chapter 2

234 10 0
                                    

Author udah nentuin castnya, tapi ini gatau cocok ato engga. Kalian bisa berimajinasi dengan visual kalian masing masing

Btw, Alston dibaca (als-ten) bukan als-ton ya gaes 😂

***

Brugh

Tas kerja hitam itu terlempar menubruk sofa coklat yang empuk, walau didalam tas itu ada laptop, sang empunya lempeng-lempeng saja. Alston meneliti kamar tidurnya dengan pandangan tak puas, seperti yang Bram sarankan. Alston membeli sebuah mansion di sebuah perumahan elit. Kata Bram, Alston dijamin tidak akan kecewa jika memilih salah satu rumah di komplek elit itu. Tapi kenyataannya tidak. Ekspektasi Alston jauh dari realita yang ada.

Alston kecewa. Padahal, mansion itu sudah dikategorikan melebihi besar. Maklum saja, bule tulen yang sialnya sangat tampan itu suka lebay.

Ini bukanlah apa-apa dibandingkan dengan mansion nya di London. Alston itu pria yang tidak tanggung-tanggung, jika dia ingin rumah yang besar, maka rumah itu harus sangatlah besar. Dia juga pria yang perfeksionis, di pandangannya semua hal harus sempurna.

Alston melepas setelan tuxedo nya, menggantinya dengan baju santai berwarna putih polos. Baju itu membuat badan Alston tercetak, otot-ototnya yang liat dipadukan celana boxer hitam membuat siapapun pasti akan memuji tubuhnya yang wow itu.

Ruang kamar dengan perabotan yang serba baru itu sempurna menurut orang lain. Namun bagi Alston masihlah kurang.

Setelah selesai merendam diri di jacuzzi. Alston keluar dari kamar mandi dengan selembar handuk yang melilit pinggangnya dan handuk kecil untuk mengeringkan rambut basahnya.

Drrrtt... Drrrtt...

Gerakan Alston terhenti saat mendengar ponselnya berdering. Sebuah panggilan telpon masuk.

Old man.

Rahang Alston mengeras setelah membaca caller ID tersebut. Ada kebutuhan apa yang membuat orang itu sempat menelponnya? Karena orang itu selalu menganggap Alston ada hanya karena butuh saja. Alston menggeser layar ponsel dan menerima panggilan tersebut.

 Alston menggeser layar ponsel dan menerima panggilan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Alston William Reece)

Alston diam, menunggu orang yang disebrang sana menyapanya dahulu. Keningnya mengernyit saat sekian lama hening lalu terdengar bunyi grasak-grusuk disana.

"Ya, hallo?" orang itu menyapa dengan suara beratnya.

"Hmm." balas Alston.

"My son! Kau kah disana?" tanyanya antusias.

Alston memutar bola matanya malas, "ya."

"Kau tiba dengan selamat bukan? Bagaimana keadaan disana? Apakah semua lancar?"

My Devilish Teacher ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang