Chapter 4

181 3 2
                                    

Sorry ngaret yak, ngaret bener ini mah asli hehe 😂

Happy reading

Tapi vomment dulu gaes.

***

Risih, itulah yang dirasakan Pamella saat ini. Menatap cermin besar di depan nya dengan kening berkerut, Pamella sangat tidak terbiasa dengan semua atribut yang saat ini melekat di tubuh nya.

Kekesalan nya bertambah saat Sarah dengan songong nya bersidekap menatap Pamella meremehkan. Lalu hampir saja Pamella cakar wajah sok cantik nya itu karena Sarah tiba - tiba mengetatkan ikat pinggang Pamella. Ingatkan Pamella untuk memberi pelajaran pada Sarah nanti.

Pamella melonggarkan ikat pinggang nya, lalu Sarah berdecak kesal kemudian mengetatkan nya kembali. Begitu seterusnya, hingga Sarah greget ingin menjambak Pamella.

"lo ngeyel amat jadi cewek ya." Bentak Sarah. "Udah deh, turutin apa kata gue apa susah nya sih?" Sarah berdecak seraya mengetatkan ikat pinggang Pamella kembali hingga Pamella terbatuk-batuk.

Bibir Pamella manyun, dia memang terbiasa di perlakukan seperti itu oleh kebanyakan murid cewek di sekolah ini, tapi bukan nya kapok, Pamella mencibir. "Emang gue babu lo apa?"

Seakan tidak cukup mengejek Sarah si songong, Pamella menirukan suara Sarah dengan bibir yang di monyong-monyong kan. "Turutin apa kata gue apa susahnya sih?"

Sarah hendak meledakkan amarah nya namun tertahan saat pintu di ketuk, pintu di buka oleh Sarah. Ia tertegun sesaat melihat Satria berdiri tegap melongokkan kepala melihat kedalam.

"Sa-satria, ada apa kesini?" Gugup nya.

Emm, si markonah, pantesan.

Pamella mengangguk mengerti, bagaimana lembut dan manis nya intonasi suara Sarah saat berbicara dengan Satria, sangat berbeda 180 derajat saat berbicara dengan Pamella tadi. Sungguh menjelaskan bahwa Sarah menyukai Satria.

"Gimana, Pam? Udah selesai lo?" Satria melenggang masuk, mengacuhkan Sarah yang mengepalkan kedua tangan nya saat tatapan Satria tak bisa lepas dari Pamella dengan senyum yang terukir.

Hampir saja Pamella tak bisa menahan tawa nya ketika muka Sarah merah padam. Pemandangan yang bisa membuatnya puas sekali.

"Risih banget gue. Ini posisi gue gak bisa di ganti apa, Bang Sat?" Tanya Pamella menggerutu seraya melonggarkan ikat pinggang nya kembali, membuat Sarah menggeram di sebrang sana.

Satria mengernyit. "Lah kenapa? Kesempatan emas lho, Pam." Satria menaik turun kan kedua alis nya.

Pamella berdecak. "Ck, emas-emas, taik lo emas! Mules nih gue, gantiin dong plis." Mohon Pamella dengan mata berbinar.

"No, no, no. Gue gak nerima alasan nyeleneh lo lagi, okay. Now, lo ikut gue buat gladi resik sebentar." Titah Satria menarik pergelangan Pamella.

Pamella terseret-seret memegang topi milik Sarah yang hampir jatuh di kepala nya. Satria keterlaluan. Lelaki itu seakan mengejeknya dengan tinggi badan. Bayangkan saja manusia yang hampir setinggi pintu menyeret seorang kurcaci. Itu yang dirasakan Pamella sekarang.

Sarah diacuhkan oleh kedua manusia itu, amarah nya kembali naik ke ubun-ubun sebab Pamella yang melewatinya sambil memeletkan lidahnya mengejek.

Lihat saja, Sarah akan membalasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Devilish Teacher ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang