Aku selalu menginginkan segalanya baik baik saja, walaupun nantinya aku bersama mu atau tidak bersama mu namun doaku tetap untuk mu.
-Richard&Rara-Nico berjalan menuju tempat perkara, dia jalan dengan cool nya dan semua memperhatikan Nico dengan tangan kanan di saku celana, tatapan Nico hanya tertuju pada Alice seakan dia tidak mau Alice terluka karena perkataan tajam dari Rara.
"Kalian semua harus tau satu hal! Gue sama Alice udah jadian, so jangan sakiti dia" Nico menarik tangan Alice dan merangkul bahunya.
"Apa? Apaan sih? lo lebih milih dia ketimbang gue iya?" Rara menaikan telunjuk tangannya di wajah Nico
"Iya," jawab singkat dari Nico
Nico langsung membawa Alice ke taman belakang sekolah, dia menggenggam tangan Alice dan berjalan dengan santai.
"Gue benci sama lo Nico! Benci dan benci" teriak Rara dengan rasa kesal
"Gue gak peduli" balas teriak Nico pada Rara
****
"Lo gapapa?" gumam Nico perlahan dan memegang dagu Alice
"Hmm" Alice tersenyum secara paksa
"Cihh, fake smile"
"Bodoook"
"Apa gue bilang, selagi lo gak jadi pacar gue hidup lo gak bakalan aman"
"Contohnya?"
"Nih ya, lo jalan aja lewat toilet cowo yang penuh geng geng itu, lo pasti penyet bisa bisa wajah cantik lo bakalan berubah jadi siluman nenek nenek"
"Apaan nenek nenek, aku mah berani tau lawan mereka semua, apalagi lawan kamu aku pasti bakalan bisa buat kamu yang terpenyet"
"Ciahhhh coba nah pukul, gue kasih lo pukul pipi gue sekuat kuatnya"
"Ga perlu ntar aku buat anak orang nangis, terus pulang pulang merengek sama emak nya"
"Hahaha bilang aja hati lo ga tega mukul gue, seakan tuh hati gerakin semua tubuh lo supaya gak sakiti gue"
"Hmm"
*****
Richard mengemas barang barang dari laci meja nya dan terus menatap Rara yang masih marah terhadap situasi tadi.
"Ra, gue antar pulang mau gak?" Richard mendekati Rara dan duduk disamping nya.
"GAK" balas cuek dari Rara
"Yaudah gue pulang, bye" Richard meninggalkan Rara yang sendirian di kelas.
Rara melirik ke arah Richard dan ternyata dia benar benar pulang, Rara langsung menghela nafas nya dan tidur di atas meja.
"MAU GAK JADI PACAR GUE?" Teriak Richard dari pintu kelas sambil berjalan menuju Rara dan memberikannya coklat yang berbentuk love.
"Hah? Kok belum pulang?" Rara terpelongok dan gak nyangka kalau Richard masih di kelas.
"Karena gue masih peduli sama lo, gue sayang dan cinta sama lo walaupun gue tau lo marah karena salah paham tadi, MAU GA JADI PACAR GUE?" Richard mengeluarkan senyuman manis di wajahnya yang membuat Rara menjadi adem.
"Mau gak ya umm" Rara mengeluarkan tawa nya yang sangat menggemaskan.
"Dasar cewe nyebelin taunya melesengi aja" Richard mengusap rambut Rara dengan perlahan.
"Andai kita begini terus pasti bahagiaa banget" ucap Rara yang mengedipkan sebelah matanya.
"Dasar cewe centil, genit ya matanya mau tuh mata dicolok" Richard mendekatkan mata nya ke hadapan Rara.
"Jangan dekat tau, nanti pipi gue merah" Rara mendorong perlahan tubuh Richard dan menutup wajahnya yang tersipu malu.
"Ulluh ulluh hahaha, jadi Ra lo mau gak jadi pacat gue? Habisi hari hari berdua bersama ku?" Richard menatap Rara dan menunggu jawaban dari mulut Rara.
"Gue gak tau mau bilang apa karna kan kejadian tadi buat gue badmood bahkan pake banget" Rara tunduk dan kembali badmood.
"Jadi nerima apa nolak nih critanya?" Richard menatap Rara dengan penuh harapan.
Haii readers maap keun yak baru post, soalnya lagi sibuk sibuknya mau ujian.
So don't forget to vote, comment, and share. Thankyou... ❤
#salam_hangat_dari_penulis
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Lost SOMEONE
Teen FictionBagiku KEHILANGAN sama artinya dengan kematian tanpa jasad. . . . MUSTAHIL bisa bersatu, jika keadaan selalu memaksakan untuk kehilangan-Mu. Bagaimana bisa kita bersatu bila kamu akan pergi secepat itu meninggalkan aku?